logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

bab 7. Rizwan sakit

********
Sore saat Mas Rizwan Pulang kerja
"Assalamu alaikum," salam dari Mas Rizwan.
"Waalaikum salam," jawaban salama dari ibu mertuaku
"Rizwan belikan Ibu makanan, Ibu belum makan," Ibu mertua mertua bagai anak kecil meminta Rizwan membelikan makannan.
"Maaf Bu, uang Rizwan sudah mepet sekali Bu. Kok cepet banget uang Ibu habis padahal 3 hadi yang lalu Rizwan ngasi uang ke Ibu 5,5juta," jawab Mas Rizwan.
"Anu emmmm ya uang segitu mah cepet habis, belum bayar arisan dan lain - lain," tukas ibu mertua yang terlihat gugup
"Rizwan tidak punya uang Bu," ucap Mas Rizwan nampak lesu sepertinya dia sakit. Wajahnya terlihat pucat.
"Halah bilang aja kamu pelit! kulkasmu juga kosong melompong gitu. Gak jadi ambil stok makanan deh," ibu mertua terkejut saat membuka isi lemari es kami. Gak heran karena Mas Rizwan membebaskan Ibunya keliar masuk kontrakan kami. Bahkan kunci cadangan pun diberikan padanya.
"Beneran Bu, Rizwan lagi gak ada uang. Uang Rizwan juga dipinjam mbak Rina padahak tiap bulan Rizwan udah kasi 1,5juta buat mbak Rina," jawab Mas Rizwan.
"Cari pinjaman sana biar ibu gak kekurangan," ibu mertua seenaknya memerintah mencarikan pinjaman.
"22Bu aku lagi gak enak badan, ibu bisa gak sih sementara diam dulu. Bu, boleh Rizwan minta bikinkan minuman jahe?" ucap Mas Rizwan pada ibunya akan tetapi ibu mertua terlihat malah bersungut - sungut.
"Apa? Minta bikinkan minuman jahe? Minta aja sama istrimu itu. Ibu mau pulang percuma kesini gak dapat apa - apa," ucap Ibu mertua dan berlalu. segera ku mencegah kepergiannya, enak sekali!
"Eitttttsss mau kemana Bu? Wong anaknya sakit kok ditinggal. Lagian aku juga udah bilang di awal kalau ada apa apa langsung aja ke Ibu kan aku gak ikut makan hasil kerja Mas Rizwan. Kalau Mas Rizwan sakit ya Ibu dan Mbak Rina donk yang ngrawat," sengaja ku buat mereka agar menyadari perbuatannya menyadari
"Kamu kebangetan Lai, durhaka kamu sama suami," mbak Rina ikut - ikutan menimpali.
"Durhaka mana Mbak, suami yang tak memberi nafkah istrinya demi kakak dan Ibunya? hitung - hitung impas lah. Adiknya sakit minta dibikinkan jahe anget malah kek gitu. Masak mau enaknya doank Mbak," saat mendengar ucapanku, nampak Mbak Rina bersungut.
"Loh kan tanggung jawabmu!" ibu mertua tak mau mengalah, ingin enaknya saja.
"Mas Rizwan aja lupa sama kewajibannya. Udah lah cepat bikinkan, nanti kalao Mas Rizwan gak sembuh - sembuh malah gak bisa lerja dan gajinya dipotong. Ibu dan Mbak Rina mau jatah bulanannya di potong? Kalau aku mah santai karena aku udah bekerja," ucapku sambil berlalu meninggalkan mereka di ruang tamu.
"Rin, segera bikinkan Rizwan jahe anget dari pada Rizwan gak sembuh - sembuh," tukas mertua sambil berkacak pinggang.
"Kenapa sih kalian ribut sekali kalau aku minta jahe anget, apa karena aku gak punya uang Ibu dan Mbak Rina seperti ini? Hampir seluruh gajiku aku berikan kepada kalian berdua loh. Tapi saat aku sakit kenapa seperti gak ada yang mau merawatku?" ucapan Mas Rizwan terlihat lebih keras karena kesal. Sepertinya termakan omonganku.
"Bu bukan begitu Rizwan, Ibu gak suka bau jahe," ibu mertua berkilah.
"Ini, Riz jahenya, segera diminum dan cepat sembuh ya. Jangan sampai bolos kerja!" tukas Mbak Rina sebelum meninggalkan rumah kontrakan kami.
Bener - bener ipar somplak, adiknya sakit masih mikirin uang jatah bulanannya.
"Iya udah, Ibu dan Rina pulang dulu, besok Ibu kesini lagi ada perlu sama kamu. Ini penting," tukas ibu mertua
"Ya sudah kalau begitu Bu, besok Rizwan cuti sehari biar badan Rizwan kembali sehat," jawab Mas Rizwan.
"Baiklah, besok Ibu mau kedatangan tamu spesial," ucap ibu mertua. Aku yang mendengarnya dari kamar membuat hatiku sakit.
"Siapa, bu?" tanya Mas Rizwan ingin tahu.
"Besok kamu akan tahu siapa," jawab ibu mertua.
"Shila, kan Bu?" sengaja ku sebut namanya dj deoan mas Rizwan. aku sudah tahu rencana ibu dan mbak Rina di depan mataku sendiri.
"Kamu nguping ya?" tanya mbak Rina penuh selidik.
"Gak nguping mbak, Mbak Rina tadi telpon seuaranya kedengeran sampek depan jadinya aku dengar, kan telingaku masih normal, mbak!" sediki kubuat suaraku agak ngegas.
"Owh jadi kamu sudah tahu tamu Ibu besok?" aku mengangguk saat mas Rizwan bertanya.
"Ibumu mau menjodohkanmu sama Shila karena Shila orang kaya jadi bisa memberikan apa yang diinginkan Ibu dan Mbak Rina nanti," ucapku pada Mas Rizwan.
"Hmm hmmm gini loh Rizwan, baktimu kan masih sama Ibu jadi kamu harus nurut donk jika kamu Ibu jodohkan sama Shila. Kan Shila sekelas sama kita beda sama istrimu yang orang miskin. Tinggalnya di Panti Asuhan lagi," ucapan ibu mertua terdengar merendahkanku.
"Apa dengan Shila? Apa Ibu yakin Shila bisa menerimaku? Lalu bagaimana dengan Laila?" mas Rizwan bertanya keadaanku.
"Ya ceraikan saja kalau gak mau ya harus bersedia dimadu. Lagian mau hidup dimana kalau gak sama kamu dikontrakan kamu!" ibu mertua terlihat masjh memandang rwndah diriku.
"Terima ajalah Mas, perintah Ibu mu loh. Nanti dikira anak durhaka lagi. Cuma ya ceraikan aku sekarang kalau kamu setuju dengan perjodohan ini," ucapku santai tanpa ingin menitikkan air mata sedikitpun.
"Laila aja setuju Riz, dan segera kabulkan keinginannya juga untuk menceraikannya," timpal Mbak Rina dengan sok anggun dengan mengibaskan rambutnya.
"Biar ku pikir besok, aku sakit pengen istirahat," Mas rizwan berlalu meninggalkan mereka berdua.
"Yaudah Ibu tunggu keputusanmu besok!" ucap ibu mertua saat akan meninggalkan rumah kami.
"Dan kamu Laila! siap - siap aja kamu akan jadi janda," aku tak takut dengan ancaman menjadi janda.
"Yuk, Rin! kita pulang, ibu males di aink gak ada apapun yang bisa dimakan," tukas ibu mertua. Mbak Rina dan ibu mertua akhirnya pulang.

Komentar Buku (432)

  • avatar
    umairahaida

    greget puas sama ceritanya wkwk

    20/05/2022

      3
  • avatar
    Elsa Cinmapa Ciebarani

    cerita yang sangat bagus dan sangat memotivasi, untuk bisa memilih pasangan yang bisa bertanggung jawab untuk keluarga.

    11/01/2022

      0
  • avatar
    MahdaviYusuf

    Menurut saya, novel ini sangat menarik dengan alur cerita yang begitu penuh dengan kehidupan yang tidak adil sang istri dengan perlakukan Mas Rizwan dan ibu mertua

    10/01/2022

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru