logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

bab 6. usul ibu mertua

"Baiklah Kau hubungi Shila Bu, kalau dia masih punya peluang untuk bersama Rizwan," ucap Mbak Rina sembari menghubungi Shila.
Sengaja aku tak masuk dulu ke dalam Rumah.
Tuuutttt tuutttt
"Halo Shil, apa kabar?" ucap Mbak Rina melalui sambungan telepon
"......".
"Oh gini, mbak Rina mau tanya sama kamu. Apakah kamu masih mencintai Rizwan?" tanya Mbak Rina.
"....."
"Oh tenang aja akan mbak Rina Bantu untuk mendapatkan hati Rizwan. Kamu mau?" tanya Mbak Rina.
"........".
"Owh Ok sayang, boleh kok besok sepulang kerja main kesini," ucap Mbak Rina.
"...."
"Ok siap Shila. Kami mendukungmu kok tenang aja," ucap Mbak Rina.
Owh jadi rencana mereka mau menjodohkan Mas Rizwan dengan Shila
 Oke baiklah 
Aku jabanin 
"Assalamu alaikum," salamku saat memasuki Rumah.
"Waalaikum salam, eh wanita miskin baru pulang kerja. Paling juga jadi OB dikantornya," ucap mbak Rina.
Aku sengaja tak pernah memberitahukan posisiku di Perusahaan.
"Jadi OB juga gak masalah mbak yang penting kerja dapat duwit halal pula," pungkasku.
"Belagu amat, Rizwan gak cocok sama OB kayak kamu," ucapan ibu mertua tak kalah sengit
"Saya tidak belagu Bu, saya hanya bicara menurut saya benar," ucapku santai.
"Orang miskin tuh gak ada benernya kalau ngomong tau!" pungkas Mbak Rina.
"Emang dosa ya Mbak, jadi orang miskin?" tanyaku pada Mbak Rina.
"Bawa apa itu?" tanya Mbak Rina ketus.
"Cuma makan malam ku mbak, kan aku udah gak ikut makan hasil kerja Mas Rizwan," jawabku.
"Palingan juga cuma lauk tempe aja tuh, lihat aja bungkusannya kecil," seloroh ibu mertua.
"Meskipun lauk tempe saya udah bersyukur, Bu. yang penting gak nebeng makan ke orang," sengaja kusindir mereka berdua.
"Udah masuk sana eneg lihat kamu," ucap ibu mertua d3ngan galaknya.
"Wajah saya jelek ya Bu? Maklum Bu gak pernah perawatan karena jatah perawatanku kan udah diserahkan ke Ibu," ucapku santai membuat mereka semakin geram.
"Ihhh ngomong mulu, udah buruan masuk sana," celetuk Mbak Rina.
Segera ku masuk ke kamar dan mandi setelah itu makan malam.
"Harum amat siapa yang makan enak nih," ucap Mbak Rina seperti orang kelaparan.
"Iya wangi amat kek masakan Padang yang harganya mahal," ucap ibu mertua.
"Mbak, Bu saya makan dulu ya," ucapku pada mereka berdua. Heran mereka saat aku makan nasi padang bukan, nasi tempe.
"Cuma satu aja? Mana cukup buat kami?" tanya Mbak Rina tanpa ada rasa malu setelah menghinaku.
"Lha kan memang cuma beli buat saya sendiri. Kalau Mbak Rina mau ya beli donk. Kan jatah sebulan dah dapat dua kali dari Mas Danu sama Mas Rizwan. Masak beli Nasi Padang gak bisa?" sengaja ku pelan - pelankan makanku agar mereka semakin iri.
"Apa kamu bilang? Siapa bilang gak bisa. Aku bisa beli Nasi Padang sama tempatnya sekalian," kesombongan Mbak Rina muncul.
"Lah kalau mampu, kenapa hutang 200 ribu perlu saya tagih dulu ke rumah?" ucapku membuat Mbak Rina marah
"Iii kamu ini nyebelin banget sih, udah miskin belagu lagi," ucap Mbak Rina kesal padaku
'Sengaja loh, biar tambah kesel. hahahahah. emak emak pembaca kesel gak sih punya kakak ipar model begini?.......
"Heh Laila, bentar lagi Rizwan mau Ibu jodohkan sama Shila. Kamu harus menerimanya," ucap Ibu mertua dengan berkacak pinggang.
"Owh silahkan Ibu mertua. Aku sih ikhlas aja cuma jangan menyesal suatu saat nanti ya," ucapku dan melanjutkan makan.
"Bagus deh kalau kamu nerima, Shila itu kaya bisa nyenengin mertua gak kayak kamu," ketus ibu mertua.
"Aku kenapa, Bu? Miskin? Hinaan miskin udah membuatku kebal Bu. Apa, Shila tau kalau Mas Rizwan tak bisa memberi keturunan? Apa, keluarga Shila menyetujui jika mengetahui yang sebenarnya? Kalau aku jadi orang tuanya mah Ogah kawin sama orang mandul," sengaja kupanasi mereka karena ingin membuat mereka marah.
"Asal kamu gak cerita aja. Awas kalau kamu cerita," ancam ibu mertua.
"Aku gak akan cerita Bu tenang aja, cuma yang namanya bangkai disimpan di manapun masih aja bau, Bu," ucapku.
"Jawab terus sih kamu ini. Dasar menantu gila! nyesel aku nikahin Rizwan sama kamu," ucap ibu mertua.
"Aku juga nyesel Bu nikah sama orang pelit kek Mas Rizwan," ucapku tak mau kalah. Udah saatnya aku melawan mereka. selama menikah aku terus saja dihina dengan alasan aku orang miskin dan tinggal di Panti asuhan.
"Rizwan itu gak pelit buktinya kita semua dikasi jatah bulanan," ucap Mbak Rina tanpa dosa.
"Pelit untuk istri dan loyal buat keluarganya. Jadi kalau nanti ada apa - apa dengan Mas Rizwan tolong dibantu ya," ucapku dan segera berlalu ke kamar.
Heran deh ada Ibu mertua dan kakak Ipar kek gitu. Huh tenang aja aku bakal kerjain kalian
'Oh ya aku ingat amplop putih pemberian Pak Doni. ku buka amplop putih dan ternyata isinya sekitar 25 lembar uang pecahan seratus ribuan'
Banyak sekali, gegas ku kirimkan pesan untuk Pak Doni.
"|Pak, terimakasih bonusnya. Bukankah ini terlalu banyak?|" pesan yang ku kirim ke Pak Doni.
"|Itu setimpal dengan hasil yang kamu kerjakan, Lai. Jangan pernah tinggalkan perusahaan lagi.|" balasan pesan dari Pak Doni.
"|Insyaallah, Pak. Saya akan bertahan.|balasku.
Segera ku mandi dan istirahat, iseng - iseng ku buka media sosial. Status Mbak Rina yang sok kaya membuatku ingin tertawa. padahal aslinya, Hahahahaha
'Lihat saja, pasti kalian menyesal telah menhinaku seperti ini'
gimana emakkkk pembacaku?
Gemes apa gak nih sama Mbak Rina dan mertua?

Komentar Buku (432)

  • avatar
    umairahaida

    greget puas sama ceritanya wkwk

    20/05/2022

      3
  • avatar
    Elsa Cinmapa Ciebarani

    cerita yang sangat bagus dan sangat memotivasi, untuk bisa memilih pasangan yang bisa bertanggung jawab untuk keluarga.

    11/01/2022

      0
  • avatar
    MahdaviYusuf

    Menurut saya, novel ini sangat menarik dengan alur cerita yang begitu penuh dengan kehidupan yang tidak adil sang istri dengan perlakukan Mas Rizwan dan ibu mertua

    10/01/2022

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru