logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

DARI SALAD BUAH AKU TAHU SIFAT ASLI TEMANKU

DARI SALAD BUAH AKU TAHU SIFAT ASLI TEMANKU

Author Na' 23


Bab 1 Awal Order..

Bagian_1
[ Beb, salad buahnya masih nggak, aku dong pesan dua ya, satu yang ori dan taro. ] satu pesan masuk di ponselku.
Ternyata dari Winda, teman SMA ku dulu, dia ingin memesan Salad Buah jualanku.
[ Oke baik, Beb. Tapi cod agak siangan nggak apa-apa? ] balas ku cepat.
[ Iya, nggak apa-apa kok Beb.]
[ Terima kasih Beb.] namun Winda tidak membalas kembali pesanku dia hanya membacanya saja.
Aku Icha, untuk mengisi waktu luangku, aku gunakan untuk berjualan Salad Buah. Tidak setiap hari aku bikin, biasanya aku ambil waktu libur kuliah ku untuk membuka preoder Salad, seperti minggu ini. Bisa via cod atau deliveri.
Awalnya aku hanya iseng-iseng saja bikin Salad Buah lalu aku tawar-tawarkan keteman-teman kuliahku, Alhamdulillah reaksi mereka bagus, banyak dari mereka bilang Salad buatan aku enak, tidak eneg dan tidak terlalu encer atau terlalu kental, bahkan ada salah satu temanku dia awalnya tidak begitu suka mayones dan yogurt tapi semenjak mencoba Salad buatan aku dia jadi suka dan ketagihan.
Karena dukungan dan banyaknya permintaan dari teman-teman. akhirnya aku memberanikan diri untuk membuka preorder Salad Buah setiap hari sabtu dan minggu.
****
Di tengah perjalanan untuk Cod dengan Winda tiba-tiba ban motorku bocor dengan terpaksa aku menuntun motorku mencari bekel tambal ban.
[ Beb!! ] satu pesan masuk dari Winda.
Belum sempat aku membalasnya panggilan dari dia masuk keponselku, aku yang tengah menunggu ban motorku yang tengah di tambal gegas menjawab panggilannya.
"Iya, Hallo Beb." jawabku akrab seperti biasa.
"Eemm Beb kamu udah Otw belum?" tanyanya.
"Iya nih, aku udah Otw. Tapi sorry agak lama sebab ban motor ku tiba-tiba bocor, kamu nggak apa kan kalau nunggu agak lama." ujarku menjelaskan, dan berharap dia mau mengerti keadaan ku sekarang ini.
"Aduuh gimana sih, aku udah mau pergi nih, cuma di tunda dulu buat nungguin Salad kamu doang." terdengar agak ketus suara Winda.
"Aduh!! iya nih maaf, atau kalau nggak kita cod didekat bekel motor AHHA saja, sekarang aku ada disini." aku mencoba memberi saran.
"Ogah, udah lah aku nggak jadi order Salad kekamu, aku cancel saja. Udah nggak ada waktu, aku udah mau keluar ini." ketusnya dan langsung memutus sambungan telefon kami.
"Ya Allah.. " aku hanya mampu mengelus dada.
"Sabar Icha, sabar. Mungkin belum rezeki kamu." aku berusaha mengutakan diri sendiri.
***
Sudah satu minggu berlalu dari kejadian cancel-an pesanan Salad Winda. Dan seperti biasa sabtu ini aku buka preorder lagi untuk Salad Buah buatan aku, tapi minggu ini aku buka preorder hanya untuk hari sabtu sebab hari minggu pagi aku ada acara keluarga.
Tring..
Satu pesan masuk di aplikasi hijau milikku, dan itu pesan dari Winda lagi.
[ Beb, buka PO buat Salad Buahkan, aku pesan empat ya, disamain saja rasa ori semua, nanti aku kerumah kamu ambil sendiri ya.] begitu isi pesan Winda,
Tanpa basa-basi mengucapkan maaf soal kejadian tempo hari atau ucapan salam sama sekali, untuk kedua kalinya dia chat aku ingin order Salad ku semoga kali ini betul-betul order, harapku dalam hati.
[ Iya baik, Beb. Besok ya Salad Ready, aku ada dirumah pas siang sampe sore Beb,] aku memberitahu dia.
[ Oke, besok sore aku kerumah ambil Saladnya. ]
Jam didinding sudah menunjukan pukul empat sore, orang yang aku tunggu tidak kunjung datang, siang tadi Winda memberitahu kalau dia akan kerumah untuk ambil Salad pukul tiga sore, tapi ini sudah pukul empat dia tidak ada kabar sama sekali.
[ Beb, jadi kerumahnya jam berapa? ] aku mengirimi dia pesan untuk memastikan.
Dia sedang dalam mode online tapi sama sekali tidak membalas atau melihat pesanku.
Aku coba menghubungi dia, tapi tidak diangkat sama sekali. Aah mungkin dia sedang diperjalanan kesini, makanya tidak sempat membalas pesan dan angkat telfon. Aku masih berbaik sangka.
Waktu berjalan dengan cepat, tidak terasa waktu magrib pun tiba dan Winda masih belum datang juga.
"Aku hubungi lagi nanti setelah sholat magrib saja." gumam ku, sedikit sewot tapi aku masih mencoba sabar.
[ Beb, mau kerumah jam berapa ini sudah hampir jam tujuh malam.] lagi aku mencoba mengiriminya pesan.
Kali ini pesanku langsung di lihat dan di balas. Syukurlah ucapku dalam hati.
[ Memang kenapa ya Beb, kok aku disuruh kerumah kamu? ] dia justru bertanya, lupakah atau bagaimana?
[ Loh, kamu pesan Salad sama aku Beb, dan bilang mau ambil sendiri, kamu juga bilang bakal ambil jam tiga ini sampai jam tujuh belum datang-datang. ] terangku sedikit ada rasa dongkol didalam hati, dan aku masih mencoba sabar untuk itu.
[ Oh, masa sih? Aku lupa tuh, maaf ya aku lagi ada di rumah paman ini, kalau benar aku pesan Salad, maaf ya mending cancel aja wes. ]
Seperti dugaan aku. Ya Allah, sebenarnya dia beneran serius mau order nggak sih apa cuma ingin ngerjain aku aja. Gerutuku dalam hati benar-benar merasa di kerjai.
Orderan pertama mungkin bisa aku ma'lumi dan lagi hanya pesan dua tapi ini empat bahkan dia minta ukuran besar, tapi lagi-lagi tanpa merasa bersalah dia membatalkan pesanannya sendiri. Walau dongkol aku masih berusaha untuk sabar.
πŸ₯‘πŸ₯‘πŸ₯‘

Komentar Buku (108)

  • avatar
    Ropi parohiBayu

    cerita nya baguss banget

    14/06/2022

    Β Β 0
  • avatar
    Indra Gunawan

    kisah yang mengharu biru, dan bisa jadi pelajaran buat orang tua agar dalam didik anaknya jangan sampe memaksakan keinginan yang malah membuat anak tersebut menderita

    19/01/2022

    Β Β 3
  • avatar
    FlowerStar

    Bagus,dari cerita ini bisa kita simpulkan bahwa bila kita mau serius ingin menjadi sukses,memang sering mengalami tantangan.Tapi..kita harus lewati tantangan itu dgn sabar dan terus berdoa. Dan ...niscaya pasti bisa melaluinya. Bahkan kita akan menjadi orang yg lbh sukses dan percaya diri .

    03/01/2022

    Β Β 0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru