logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Pilih Dia Atau Kamu

Pilih Dia Atau Kamu

Eni sihombing


Eps 1

Silvia Falencia atau yang biasa di panggil Via sedang mengantar beberapa pesanan online untuk para costumer, sambil mendengarkan music melalui handphonenya yang tersambung di handfreenya melaju di jalananan raya.
Sambil mendendangkan lagu, dia tak melihat kucing yang tiba-tiba datang melintas.
Ciit....gubrak, sepeda motor oleng dan terjatuh.
"Aduh... mati aku, aduh via mampus lo, gimana nasib pesenan pelanggan, gimana ini abisla aku sama si bos." Via mengomel sendiri
Ciit...mobil berhenti di dekat sepeda motor Via yang tergeletak di aspal.
Seorang pemuda yang duduk di belakang pengemudi masih memeriksa beberapa email di handphonenya.
"Kenapa Jun," tanya sang tuan pada asisten pribadinya karna tiba-tiba mobil berhenti.
"Itu boss ada cewek pengantar barang yang terjatuh di depan mobil kita." jawab asisten Jun.
"Bantu gih saya tunggu di mobil sambil memeriksa beberapa email." perintah sang bos
"Ya" jawaban singkat asisten Jun
"Kenapa nona? Anda baik-baik saja." tanya asisten Jun sambil mengulurkan tangan untuk membantu Via berdiri.
"Terima kasih tuan" ucap Vie sambil membersihkan celana Jeansnya yang kotor.
"Lain kali hati-hati nona"
Via hanya tersenyum, sambil meringis menahan sakit di lututnya.
"Anda terluka nona?" Jun menatap kaki Via yang sedikut pincang ketika melangkah.
"Ah terima kasih tuan atas bantuannya, tidak apa-apa ini hanya luka kecil, Maaf saya merepotkan anda" sepeda motor Via telah di tepi jalan raya.
"Baiklah saya permisi"
Tapi Via masih bingung harus pulang atau kembali ke restoran tempatnya bekerja.
Mobil melaju melewati Via
Tin...tin..., asisten Jun membunyikan klaksonnya saat melewati Via.
Kaca mobil masih terbuka, Via melihatnya dan terpesona pada pandangan pertama.
"Wow...tampannya...o... Andai saja jadi kekasihku..."
Via menghayal dan mengabaikan telponnya yang terus berdering.
"Oh my god," Via menepuk jidatnya.
Bergegas terburu-buru menghidupkan mesin sepeda motornya melaju menuju ke restoran tempatnya bekerja.

Via tiba di depan restoran yang telah di tunggu bos jhony
"Viaaaaaaaaaaa," jerit jhony begitu melihat Via tiba
Via menutup telinganya dengan kedua telapak tangannya dan menutup matanya mendengar suara geledek tuan Jhony.
Hah....hah...hah...nafas Jhony memburu karena emosi yang telah meluap menanti kedatangan Via yang tak kunjung datang juga.
"Kamu kemana saja Via, kenapa semua pesanan belum di antar kepemiliknya, kamu tau begitu banyak pelanggan hari ini yang komplein karna pesanan mereka tak kunjung datang, kamu tau mereka semua membatalkan pesanan karna ulahmu, rugi saya Via!" jerit bos Jhony panjang lebar pada Via.
"Maaf bos," hanya itu yang bisa Via ucapkan.
"Maaf maaf kamu kira dengan maaf semua uang saya kembali" Sungutnya kesal.
"Bos tadi itu saya hampir nabrak kucing, terus saya terjatuh dan semua box makanan tercecer, saya gak mungkin mengantar makanan yang telah jatuh kepada pelanggan," ucap Via memelas terus berbicara menjelaskan kepada sang atasan.
"Hah!" bos Jhony menghela nafas dan menghembuskannya secara kasar.
"Via gajimu saya potong 40% setiap bulan selama 4 bulan kedepan untuk menutupi kerugian saya." ucap Jhony menatap Via tajam
Via melongo mencerna ucapan bos Jhony.
"Apa bos? Mana bisa begitu, kalau bos memotong gaji saya sebanyak 40% terus saya makan apa dong, mana cukup bos untuk sebulan," protes Via.
"Masa bodoh emang gue pikirin, makanya jangan ceroboh." ucap bos Jhony meninggalkan Via yang cemberut kembali ke ruang kerjanya.
Via cemberut memikirkan uang untuk biaya hidup sehari-harinya, "Gue harus apa, bos 10% ya potong gajinya selama setahun deh" ucapnya memelas berharap dapat sedikut di kurangi potong gajinya.
Bos Jhony acuh tak memperdulikan Via yang terus memohon padanya.
Lama-lama dia merasa sebal di ikuti terus oleh Via.
"Via saya tuh sebenernya gak tega sama kamu, tapi kamunya juga tega sama saya, jadi gimana dong," jawabnya.
"Bos sayakan gak sengaja, kalau saya tau tuh kucing mau lewat pasti saya gak ngerem mendadak bos," Via masih terus usaha agar mendapat keringanan potong gaji
"Nye..nye...nye... Tuh mulut gak bisa berenti apa dari tadi ngomong terus, apa kamu gak capek, energi kamu habis lo, kebanyakan ngomong," sentak bos Jhony.
"Aish bossssss," Via merengek seperti anak kecil yang kehilangan permennya. Kakinya sedari di hentak-hentakkan ke lantai seperti gadis kecil yang sedang merajuk.
"Vi udalah terima aja nasibmu," bos Jhony menarik sudut bibirnya menyaksikan Via yang mengerucutkan bibirnya, menurutnya sangat lucu sekali.
Karna Jhony tak kunjung terpengaruh akhirnya Via menyerah, Via ke belakang menuju arah dapur restoran, sambil cemberut dan memanyunkan bibirnya.
"Begh! Cakep cakep kalo bengong terus ke sambet setan lo!" tegur Sari sambil menepuk pundak Via
Kenapa si tu Bibir cem pantat ayam" hihihi.. Sari cekikikan melihat sahabatnya yang bibirnya maju beberapa senti.
"Ish enak z nyamain gue yang cantik ini cem pantat ayam." jawab Via ketus
"Makanya tu muka senyum dikit napa" colek Sari pada pipi Via
Ditariknya sudut bibirnya menggunakan jari telunjuknya menampilkan senyuman terpaksa
"Ha..ha...ha...kalo kepaksa gitu bukannya cantik jadi kayak..." Sari tampak berpikir
"Diem napa!!" Ucapan Sari di potong oleh Via, "Gue lagi kesel sama pak bos main potong gaji gue tu orang," ucapnya sebal
"Wis gaji elu di potong, koq bisa?"
"Mm gue, gue gak jadi nganter pesenan hari ini, karna semua pesenan jatuh, kenapa si nasib gue buruk amat" ucap Via sambil memelintir ujung baju kemejanya, Sudut matanya sudah menggumpal cairan yang bisa saja terjatuh.
Sari mengkerutkan alisnya, "Kok bisa?"
"Ya bisala namanya juga lagi apes,"
"Terus kenapa bisa jatuh?" tanya yang masih belum tau
"Aaa uda jangan dibahas napa, bantu gue cari solusi ni, mana cukup gaji segitu buat gue, lo kan tau gue harus bagi gaji gue ke paman." ucap Via mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Ya uda bilang aja kalo lo gak bisa lagi kasi paman lo... Gampangkan,"
"Ngomong tu enak, gak tau apa kalo paman gue itu gak di kasi duit bisa hancur isi rumah, yang rugikan gue, emang barang-barang dirumah dibeli pakai daun." sarkasnya.
"Terus mau lo gimana?" tanya sarin yang tangannya bersedekap di dada.
"Gue mau cari kerja sampingan, bantuin gue buat cari kerjaan ya," Via mengharap bantuan dari Saru sahabatnya.
"Mm ntar gue tanya sepupu gue deh, ada gak kerjaan ditempat dia kerja,"
"Serius lo bantu gue?" ucap Via bersemangat
"Iya dung apa si yang nggak buat lo, Lo kan sahabat gue" rangkulnya pada Via.
"Ish lo emang the best, uda cantik, baik, ramah, pasti banyak yang antri" pujinya
"ada maunya aja muji-muji," Sari mencebik bibirnya
"Neng Sari yang cantik jelita, kan situ emang cantik, yang ngantri juga banyak, iyakan ko," Via yang melihat koki Joko yang datang dari arah dapur.
"Hah! apaan si koq chefnya di sangkutin urusan kita." ucap Sari protes karna wajahnya yang sudah memerah seperti udang rebus.
"Ye memang kenapa! hayoooo? tunjuknya pada wajah Sari.
"Apaan si, gak jelas banget" Sari memalingkan wajahnya
"Kenapa hm?" Via menaik turunkan alisnya
"Tau ah gelap," Sahut Sari
"Eleh bilang aja kalo lo naksir chef kita, iyakan? ayo ngaku," tunjuk Via pada hidung Sari menggodanya.
"Apaan si yang harus diakuin," Sari salah tingkah jadinya.
"Via kenapa si mancing-mancing gue, gak tau apa jantung gue dag dig dug ser gak jelas gini, aaaaaa Aa' Joko aku padamu," ucap Sari dalam hati sambil terus tersenyum melirik chef Joko yang menggoyangkan teplonnya diatas kompor.
"Hayo kenapa senyum-senyum"
"Bodoh ah!!!" Sari pun berlalu mengantar pesanan pelanggan.

Komentar Buku (9)

  • avatar
    NantiongLina

    Wow ceritanya semakin seru🤩🤩🤩

    03/03/2023

      0
  • avatar
    s******4@gmail.com

    makin seru

    23/02/2023

      1
  • avatar
    HananiYusrina

    five star

    08/02/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru