logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 4 Kenny Menemui Vannie

"Kamu selalu saja menanggung sendiri tanpa minta bantuan," ucap Yula.
"Aku sadar diri selama ini, aku bukan istrinya jadi dia tidak memiliki kewajiban untuk membiaya hidupku. selagi aku masih mampu aku bisa mencari uang sendiri," ujar Vannie.
"Begini saja, besok aku akan datang menjemputmu, jangan jalan kaki lagi!"
"Terima kasih!" ucap Vannie.
"Setidaknya kamu masih memiliki seorang teman yang baik dan tulus denganmu," ucap Yula.
"Iya, aku akan selalu ingat," jawab Vannie.
Sementara Shane yang telah berjanji akan bertemu dengan Kenny ia mendatangi Cafee tempat yang biasa mereka berkumpul.
"Apa kamu sudah lama menunggu?" tanya Shane yang duduk berhadapan dengan Kenny.
"Baru sampai, apakah kamu sedang sibuk?" tanya Kenny sambil membaca menu makanan
"Tidak juga! aku hanya khawatir dengan gadis itu," jawab Shane.
"Gadis yang mana? apakah kamu berkenalan dengan seorang gadis?"
"Iya, semalam aku menemukan dia pingsan di jalan, lalu aku membawanya ke rumah sakit," jawab Shane.
"Lalu, apa lagi yang kamu khawatirkan?" tanya Kenny.
"Dia pergi tadi pagi, padahal kondisinya masih belum sembuh," jawab Shane.
"Untuk apa kamu khawatir lagi, lagi pula dia sudah dewasa dan tentu saja bisa jaga dirinya," ujar Kenny.
"Masalahnya adalah, dia baru selesai operasi, karena banyak bergerak dia mengalami pendarahan rahim kedua kali," kata Shane.
"Pendarahan rahim bukan penyakit ringan, mungkin karena ada gejala penyakit lain," ucap Kenny.
"Iya, aku juga menyadarinya, kelihatannya gadis itu cukup kasihan. tidak memiliki keluarga dan saudara. dia hanya sendiri menghadapinya," ujar Shane.
"Mungkin kamu bisa membantunya," kata Kenny dengan senyum.
"Setiap manusia memiliki hati nurani, hidup sebatang kara tanpa siapapun sangat sulit. apapun yang terjadi kita harus menghadapinya sendiri. dulu aku sudah pernah merasakannya. saat itu aku hanya sebagai karyawan biasa. hidup pas-pasan dan bahkan tidak cukup sama sekali. saat sakit yang aku cemaskan adalah biayanya. sehingga tidak berani ke rumah sakit. aku yakin gadis itu pasti di posisi kesulitan," ujar Shane.
"Tapi, kamu tidak bisa juga membantunya. ini adalah kehidupan dia," kata Kenny.
"Sepertinya kekasihmu juga tidak memiliki keluarga dan saudara, bukankah begitu?"
"Iya, dia bekerja di sebuah perusahaan sudah lama!"
"Bagaimana dengan pekerjaannya? setidaknya dia masih bisa dianggap beruntung karena ada kamu," kata Shane.
"Beruntung karena ada aku?"
"Iya, kalau dia ada kesulitan dia pasti memberitahumu, kan?" tanya Shane.
"Dia tidak pernah melakukan itu, dia menanggung biayanya sendiri!"
"Berapa gaji yang dia dapat?" tanya Shane yang penasaran.
"Aku tidak tahu, aku tidak pernah bertanya," jawab Kenny.
"Tidak pernah bertanya? kalian bersama sepuluh tahun dan kamu bisa tidak tahu? Kenny, kalian sedang berkencan, bukan? kenapa kamu tidak tahu?"
"Apakah aku harus tahu? aku seorang yang sibuk, dirimu juga tahu kalau aku sering keluar negeri. mana mungkin ada waktu mengurus hal kecil seperti ini," kata Kenny.
"Selama ini aku selalu berada di luar negeri, oleh sebab itu aku belum pernah bertemu dengan dia. kalau ada waktu aku akan bertemu dengannya," ucap Shane.
"Ayo, kita pesan makan!" seru Kenny sambil melambai tangannya pada pelayan cafee.
"Aku kagum padamu, bisanya kamu berkencan dengan seorang gadis selama sepuluh tahun," ucap Shane.
"Bukan masalah yang istimewa," kata Kenny.
"Kamu kaya, tampan dan memiliki segalanya, tapi gadis itu kamu gantung dari muda hingga tua. kalau gadis lain sudah tinggal pergi. mana mungkin ada gadis yang rela membuang masa mudanya hanya demi seorang pria," ujar Shane.
"Aku juga tidak memaksa dia harus menungguku, kalau dia tidak sudi dia bisa pergi," kata Kenny
"Apakah kamu mencintainya? kamu berkencan dengan dia apakah hanya merasa berhutang budi padanya?" tanya Shane.
"Aku tidak begitu bodoh melakukan hal itu," jawab Kenny.
"Lalu, karena apa? kalau di hatimu tidak ada dia, mana mungkin kamu berkencan dengan dia. dan kalau hatimu ada dia mana mungkin kamu mengantung dia selama sepuluh tahun? kamu sudah tua, usiamu sudah berkepala empat. apa lagi yang kamu tunggu?"
"Kenapa semakin lama kamu semakin banyak bicara, ini hal pribadiku tidak usah ikut campur!" ucap Kenny.
"Terserahmu saja! jangan pada akhirnya kamu menyesal," jawab Shane.
Keesokan harinya.
Vannie yang telah bersiap ingin berangkat kerja. walau kondisi tubuhnya masih lemah dia memaksakan diri untuk masuk kerja.gadis itu keluar dari apartemennya dan menunggu Yula yang akan datang menjemputnya.
Saat berdiri di sana Vannie sedang melihat kontak nama Kenny yang tidak kunjung menghubunginya.
"Dia pasti masih marah, kapan dia akan berubah dan baik padaku. apakah dia bersamaku hanya karena masa lalu?" gumam Vannie.
Tidak lama kemudian sebuah mobil mewah yang berhenti di depannya.
Vannie melihat ke arah mobil itu yang kaca jendelanya diturunkan. rasa tidak percaya dirinya melihat sang kekasihnya muncul di sana.
"Kenny?"
"Naiklah, kita akan pergi makan bersama!" ajak Kenny yang di dalam mobil itu.
Restoran Nanjing.
Vannie dan Kenny sedang makan bersama. Vannie makan dengan perlahan sambil melihat pria itu yang sedang menyantap makanannya yang begitu lahap. tanpa obrolan sama sekali selama mereka duduk bersama.
"Kenny, apakah kamu akan keluar negeri lagi?" tanya Vannie.
"Tidak! untuk sementara ini aku akan fokus di perusahaan," jawab Kenny yang sedang fokus pada makanannya.
"Apakah kamu masih marah padaku?" tanya Vannie.
"Aku tidak pernah memikirkan hal yang sudah terjadi," jawab Kenny.
"Sebenarnya saat itu aku baru menjalani opera---" ucap Vannie yang dipotong oleh Kenny.
"Aku angkat telepon dulu!" ucap Kenny yang menjawab panggilannya.
"Hallo," sahut Kenny.
"Tuan, sebentar lagi harus bertemu dengan klien," kata seorang pria yang di seberang sana.
"Baiklah, aku segera datang!" jawab Kenny yang memutuskan panggilannya.
"Aku pergi dulu!" pamit Kenny yang langsung bangkit dari tempat duduknya. pria itu meninggalkan gadis itu begitu saja. Vannie lagi-lagi menelan pil pahit dengan sikap kekasihnya itu yang pergi begitu saja.
"Selalu saja meninggalkan aku," gumam Vannie.
"Hari ulang tahunku sisa dua hari, dia pasti tidak ingat lagi. selama ini dia tidak pernah merayakannya denganku," ucap Vannie.
Setelah kembali ke pekerjaannya sebagai karyawan biasa dia disibukan dengan tugasnya yang telah tertunda selama dua hari. bagian tugasnya adalah menyalin data, fotocopy dokumen, serta membelikan makanan dan minuman untuk karyawan lainnya.

Komentar Buku (182)

  • avatar
    Siti Ayuni

    sedih tpi best💜💜

    28d

      0
  • avatar
    Mila abdullah

    Ending yang sedih. Cerita nya menarik.

    02/08

      0
  • avatar
    Rohoss Ali Hassan

    Terima kasih kepada kamu yang sudah membuat aku menangis dari malam sampai pagi ini... 😭😭😭... Kesian.. Benci dengan lelaki tu.. Aaarrhhhhh 😭😭

    04/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru