logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

9. Desa Redstone (1)

Sementara di Kerajaan Silverstone, Yuan dengan bosan duduk bersandar di tempat tidurnya. Harus istirahat tiga bulan karena kaki patah. Diam-diam dia berbisik kepada roh air miliknya. “Marina.”
Suara di dalam benaknya terdengar, “Ya Tuanku, ada yang bisa saya bantu?”
“Kau bisa menyembuhkan?” tanya Yuan dalam benaknya.
“Tentu, apa kau mau kesembuhan kakimu?” kata Marina dalam benak Yuan.
“Dengan senang hati,” jawab Yuan.
Cahaya biru keluar dari gelang Yuan. Lalu sosok Marina terlihat. Roh air tersebut segera menyembuhkan Yuan. Setelah sembuh Marina roh air Yuan terlihat memendam kata.
“Apa ada yang ingin Kami katakan?” tanya Yuan memandang makhluk kecil yang cantik di depannya.
“Temanku, dia bilang ada masalah di desa. Desa sebelah barat dari sini. Jika tidak keberatan maukah Pangeran memeriksanya?” kata Marina dengan telepati.
Yuan berpikir sejenak, desa yang dimaksud Marina mungkin desa Redstone yang berada di sebelah istana. Cukup berjalan 30 menit untuk sampai di sana melewati jalur hutan. Tapi Yuan belum pernah keluar dari istana sebelumnya. Dia setuju dan segera membuat alibi.
Dia menumpuk guling dan bantal hingga menyerupai dirinya. Lalu menarik selimut supaya terlihat jika sedang tidur. Perlahan-lahan Yuan membuka jendelanya. Kamar Yuan berada di lantai dua sehingga Marina membuatkan pijakan dengan air yang dipadatkan menjadi es.
Pelan-pelan Yuan turun dan segera setelah mencapai tanah dia menyelinap melewati penjaga di gerbang barat. Yuan mengenakan jaketnya, jaket itu benar-benar sempurna menyamarkan dirinya. Seperti bunglon yang bisa berubah warna di manapun dia berada.
Yuan segera masuk ke dalam hutan dan terus berjalan hingga tiba di Redstone. Desa ini gersang, sungguh hal yang janggal. Redstone biasanya adalah area pertanian yang luas. Hamparan ladang pertanian terlihat namun kering.
Yuan bertanya kepada penduduk desa, dan mereka mengatakan air sungai mengering begitu pula dengan sumur-sumur. Sehingga mereka gagal panen. Tapi pemerintahan telah bertindak dengan memberikan bantuan pangan supaya mereka tidak kelaparan.
Yuan memeriksa sungai dan sumur warga, ada sesuatu yang aneh. Energi alam seakan menghilang. Terasa hawa kegelapan menyelimuti. Yuan sendiri tidak mengerti kenapa dirinya bisa melihat aura kegelapan. Hari sudah mulai gelap, dia harus segera kembali ke istana. Yuan tiba tepat waktu ketika pelayan masuk membawakan nampan makan malamnya.
Pagi berikutnya, Yuan meminta pelayan untuk tidak membawakan makan siang karena dia akan makan siang bersama sang Ratu. Walau sebenarnya, Yuan berbohong. Dia pergi setelah sarapan. Semalam Yuan telah memeriksa peta wilayah Redstone dan ada danau di dalam hutan yang mengalirkan air ke desa tersebut.
Yuan mendatangi danau tersebut. Danau itu bahkan kering. Yuan turun ke dasar danau dan memanggil air. Perlahan-lahan air mulai naik hingga danau itu penuh. Setelah danau penuh Yuan berenang naik ke permukaan. Dia berjalan ke tepi danau dan akan mengambil jaketnya yang sengaja diletakkan karena takut basah. Ada seorang pemuda yang melihat Yuan naik ke permukaan. Dengan rambut peraknya yang basah terurai dan wajah cantiknya pemuda itu mengira Yuan adalah peri atau sejenisnya.
Sementara Yuan yang tidak mau identitasnya diketahui segara berlari menjauhi pemuda itu. Berlari tanpa melihat medan dengan panik, Yuan justru terperosok dan jatuh ke jurang. Untungnya dia tidak terluka.
“Tolong jangan takut Nona, Aku tidak akan menyakitimu,” ucap pemuda itu.
“Namaku Diaz, siapa namamu?” kata pemuda itu memperkenalkan diri dan berusaha menolong Yuan yang terjatuh.
“Yu-Yui,” jawab Yuan berbohong. “Maaf Yui, aku pinjam namamu,” kata Yuan dalam hati.
Diaz mengulurkan tangannya dan disambut Yuan. Beberapa goresan dan luka kecil terlihat jelas di kulit putih Yuan.
“Kau terluka, bagaimana kalau ke rumahku sebentar, biar ku obati,” kata Diaz menawarkan diri.
“Tidak, maaf aku harus pergi sekarang,” jawab Yuan.
“Apa kita bisa bertemu lagi?” tanya Diaz penuh harap.
Yuan hanya menoleh dan segera pergi. Dia tidak mau berlama-lama dengan orang tak dikenal. “Semoga dia cepat melupakan wajahku, akan menjadi masalah jika ketahuan.” kata Yuan dalam hati.
Yuan memanjat kamarnya dan segera membersihkan diri dan mengganti pakaian yang penuh tanah. Dengan baju yang menutupi seluruh tubuhnya, lukanya tidak terlihat.
Tok tok tok.
Suara pintu diketuk yang membuat Yuan kaget.
“Tunggu sebentar,” jawab Yuan.
Dia bingung merapikan tempat tidur dan segera berbaring di sana seolah-olah tidak pernah kemanapun. Satu yang dilupakan, perban kakinya.
“Pangeran bagaimana keadaanmu?” tanya Archilles. Dia membawa nampan yang berisi obat-obatan.
“Gawat, dia akan memeriksaku,” batin Yuan.
“Paman, Aku baik-baik saja hanya perlu istirahat,” jawab Yuan bingung bagaimana kalau dia diperiksa.
Archilles segera memeriksa kaki Yuan. Terang saja kakinya yang seharusnya patah sudah sembuh. Namun bekas goresan yang tidak seharusnya ada menimbulkan pertanyaan tersendiri. Kini wajah Archilles menatap Yuan untuk mendengar penjelasan.
Keringat bercucuran, Yuan akhirnya jujur kalau dia menggunakan kemampuan Marina untuk menyembuhkan kakinya dan menyelinap keluar untuk membantu desa Redstone. Kini Yuan bersiap menanggung perbuatannya.
“Ternyata Pangeran baik-baik saja, syukurlah. Besok kita ke desa Redstone.” kata Archilles.
Yuan lega sekaligus cemas, lega karena Archilles tidak marah dan cemas karena mereka akan ke desa. Yuan tidak akan bisa lagi menyembunyikan dirinya. Malam ini Yuan tidak bisa tidur nyenyak.
Pagi hari, Yuan bersiap bersama dengan para pengawal dan Archilles. Dia menaiki kereta kuda, sedangkan para pengawal menaiki kuda. Tak butuh waktu lama perjalanan ke desa Redstone. Archilles melihat air sungai yang kering dan sumur warga yang juga kering seperti yang diceritakan Yuan sebelumnya.
Archilles menemui kepala desa untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Mereka mengatakan ada monster aneh yang menyebabkan air menghilang.
“Monster?” tanya Archilles.
“Benar Tuan, monster itu datang ke desa kami lalu air berhenti mengalir, sumur juga mengering. Jadi kami menyimpulkan monster itulah penyebabnya,” kata kepala desa menjelaskan.
Yuan mendengarkan baik-baik penjelasan kepala desa. Dia tidak melihat monster tersebut tapi aura kegelapan yang ditinggalkan di sekitar sungai besar kemungkinan memang ulah monster tersebut.
Yuan berdiri kemudian diikuti pengawalnya. selalu dikawal sungguh tidak menyenangkan baginya. Di kejauhan terlihat Diaz datang menghampiri. “Gawat!” batin Yuan dan langsung masuk ke dalam rumah kepala desa dan duduk di samping Archilles.
“Permisi,” kata Diaz yang masuk ke dalam rumah kepala desa. “Ini air yang kami ambil dari sumur, sudah tidak bisa lagi dikonsumsi.” Diaz membawa sebuah bejana yang berisi air keruh hampir berwarna hitam.
Yuan yang melihat air itu tanpa sadar mendekat dan memeriksanya. “Airnya beracun, tidak mematikan tapi bisa membuat sakit,” kata Yuan. Yuan memeriksa air dengan bantuan Marina. “Kepala desa di mana monster itu terakhir kali terlihat?” tanya Yuan.
“Dia masuk ke hutan, dan kami tidak pernah melihatnya lagi,” jawab kepala desa.
Diaz memperhatikan Yuan dan dia teringat pertemuannya kemarin. “Nona Yui, apa Anda masih ingat saya?” ucapnya.
Yuan benar-benar lupa akan kehadiran Diaz. Dia berpura-pura tidak mengenal Diaz. "Maaf, sepertinya Anda salah orang,” jawab Yuan dengan senyum semanis yang dia bisa.
“Benar, kurasa Anda salah orang, Tuan Muda tidak pernah jauh dari saya,” sahut Archilles.
“Oh, begitu ya. Maaf, wajah Anda mirip sekali dengan Nona Yui yang kemarin saya temui di hutan,” kata Diaz.
“Tunggu! Yui, apa dia benar-benar bernama Yui?” tanya Archilles ingin memastikan.
“Ya, dia bernama Yui dan wajahnya sama dengan Tuan Muda Anda,” jawab Diaz sedikit takut dengan Archilles sehingga mundur sedikit.
“Paman Archi siapa Yui?” tanya Yuan saat melihat reaksi Archilles dengan nama Yui.

Komentar Buku (303)

  • avatar
    Kakanay

    Karya author kece badai ini ngga diragukan lagi! Cerita fantasi yang keren ini bakal nemenin hari-hari jadi makin seru!! 😍💖🥰❤

    27/07/2022

      0
  • avatar
    MumtazAprilya

    yaAllah bgs bgt crta nya..serasa masuk k dunia crystal😃 btw ka.ini sampe episode brpa ya?.

    09/04/2022

      1
  • avatar
    Astirizka Maulidina

    sangat menyukai cerita fantasi dan cerita ini sangattt menarik, di tunggu kelanjutan ceritanya kak

    23/01/2022

      1
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru