logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 2 Ciuman Pertamaku Direbut

Aku mengangkat handphoneku dan mencoba menelepon manajer artis itu, anak-anak sudah tidak sabar menunggu, acara seperti ini membuat mereka dapat bergerak keluar dari bangsal mereka dan melihat yang lain kecuali jendela kamar mereka, bahkan ada beberapa anak yang membawa tabung oksigennya demi mengikuti pembacaan cerita seperti ini.
"Halo Pak Edo?" tanyaku saat akhirnya dia mengangkat teleponku, suaranya terdengar jauh.
"Dr. Jessica, maaf saya baru sampai, baru saja saya selesai parkir, sudah bertemu Adrian?" ucap Pak Edo dari balik telepon, akhirnya suaranya terdengar jelas.
"Saya sudah di Hall B pak, saya belum bertemu Adrian," jawabku sambil melihat jam tanganku. Sudah jam 11.45, acara membaca cerita akan dimulai jam 12 tepat. Aku mulai kuatir, artis-artis suka seenaknya melakukan hal seperti ini, apalagi ini Adrian yang katanya artis terkenal saat ini, bagaimana jika dia membatalkannya secara sepihak?
"Wah masa belum sampai? Dia sudah turun duluan tadi mencari anda? Sebentar ya saya telepon dia dulu, nanti saya kabari lagi ya," balasnya lalu mematikan teleponnya.
Aish, kemana sebenarnya artis ini? Dokter kepala senang sekali dengan proposal pembacaan cerita oleh artis ini, begitu dia selesai baca proposalnya, dia langsung tandatangani persetujuannya tanpa banyak tanya, sebenarnya siapa sih Adrian itu? Aku tidak pernah mengikuti perkembangan artis jaman sekarang, aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku.
Sekarang artis itu menghilang, aku sebaiknya bersiap untuk membacakan cerita bagi anak-anak, semoga mereka tidak terlalu kecewa. Sudah sering artis-artis hanya memberikan janji-janji tapi pada akhirnya tidak pernah muncul, dan memberikan kekecewaan yang besar kepada anak-anak yang malang ini.
Aku berjalan masuk ke Hall B tempat anak-anak sudah berkumpul dengan riuh, aku terharu melihat kegembiraan di wajah mereka. Mereka tampak tak sabar acara segera dimulai.
Oh aku lupa, sebaiknya aku membawa buku ceritanya sekarang, biar nanti aku bisa langsung baca. Aku segera keluar menuju ruang buku catatan, aku semalam sudah menyiapkan buku yang akan dibacakan di lemari. Aku mengambil buku, dan menutup pintu lemari kaca itu dengan hati-hati lalu berjalan ke arah pintu yang tiba-tiba terbuka, pria itu menabrakku dan membuatku terjatuh terlentang di lantai.
Bukan hanya itu... Bibirnya... Bibirnya entah bagaimana bisa menempel pas di bibirku. Aku memandangnya dengan kaget, lalu menyadari tangannya yang ada di dadaku, dasar mesum! Aku segera menjerit dan mendorongnya ke samping.
Dia menatapku dengan panik dan segera menutup mulutku, aku segera berontak, dan mencoba melepaskan tangannya dari mulutku, aku dalam bahaya, pria ini aneh sekali, jantungku berdebar ketakutan. Dia memutar tubuhnya ke belakang tubuhku dan menutup mulutku dari belakang, tangan satunya memeluk pinggangku, dia lalu berbisik lirih, pelukannya begitu kuat sehingga aku tidak bisa melepaskan diri.
"Shh diam, jangan sampai mereka tahu kalau aku ada disini," bisiknya dengan suara rendah di telingaku, membuatmu merasa geli.
Ada suara riuh di luar, seperti orang banyak berjalan bersamaan, dia mendengarkan suara itu dengan seksama. Siapa sih dia? Karena dia terlalu fokus dengan suara di luar, pegangan tangannya mengendur, aku segera mencoba mendorongnya dan melepaskan diriku dari pelukannya, karena dia tidak siap, aku terlepas dari pegangan tangannya dan segera berlari ke pintu dan membukanya.
"JANGAN DIBUKA!" teriaknya percuma, karena aku sudah membuka pintu itu segera, aku harus melepaskan diri dari pria mesum itu, bibirku yang masih perawan telah dia cium, aku kesal sekali. Ternyata di luar banyak sekali orang yang membawa kamera, oh pasti orang-orang ini akan meliput artis tadi. Beberapa dari mereka menatapku, lalu ke belakang, ke arah pria mesum tadi.
"Adrian...!" teriak salah seorang dari pria yang membawa kamera itu. Pria mesum itu segera menutup pintu, dan bersandar ke pintu. Banyak orang banyak itu mendorong dan mencoba membuka pintu itu.
"Tolong bantu aku, jangan sampai pintu ini terbuka," teriaknya memohon bantuanku. Aku tak mengerti sampai sekarang mengapa aku menurutinya dan ikut bersandar ke pintu, menjaga agar pintu itu tidak terbuka. Dia menatapku tersenyum berterima kasih, sementara orang banyak itu masih mencoba membuka pintu. Aku memandang bola matanya yang hitam pekat itu, menyadari pria ini tampan juga, lalu segera menghapus pikiranku, dia ini pria mesum mengapa aku malah menolongnya?
"Kita tunggu sebentar, pasti nanti manajerku dapat mengurus ini semua." katanya sambil mendorong kuat pintu saat ada yang berhasil mendorong sedikit pintu itu terbuka. Aku masih memandangi wajahnya yang familiar dengan bingung sepertinya aku pernah melihat wajahnya tapi entah dimana.
"Adrian, kamu sama siapa itu?" teriak seseorang dari luar. Adrian, oh nama pria ini Adrian mungkin... Tunggu dulu, artis itu namanya kan Adrian, aku memandangnya lagi, benar dia Adrian yang seharusnya membaca buku untuk anak-anak nanti.
"Adrian, apakah kamu sudah menduakan Miranda?" tanya suara yang lain lagi. Aku memandangi pria di sebelahku, sepertinya dia benar-benar dikejar-kejar wartawan. Wajahnya penuh peluh, rambutnya menempel di keningnya.
"Adrian apakah kau bersama pacar barumu lagi?" teriak suara di belakang pintu. Astaga, kenapa ini jadi menyerempet ke aku? Aku memandang pria di sebelahku dengan kesal, lagi-lagi dia tersenyum kali ini meminta maaf dengan mengangkat sebelah tangannya.
"Kamu Adrian?" tanyaku ketus, pria itu seperti bingung.
"Iya, kamu ga mengenali aku?" tanyanya heran, kenapa harus bingung, memangnya semua orang harus mengenal dia? pikirku kesal.
"Aku Dokter Jessica, aku yang mengatur acara baca cerita buat anak-anak. Kita sudah terlambat," kataku dengan kesal, aku membayangkan betapa kecewanya anak-anak nanti.
"Kita harus keluar, anak-anak menunggu," ujarku segera membuka pintu. Dia mencoba menahan pintu lagi namun terlambat. Mataku langsung dibutakan oleh lampu blitz yang tak pernah berhenti, Adrian segera menarik tanganku menyeruak dari rombongan wartawan tadi.
"Adrian.... Adrian!" panggil wartawan-wartawan itu dari belakang kami.
"Dimana ruang baca ceritanya? tanyanya tergesa-gesa, aku menunjuk lurus, dia langsung berlari masih menggandengku masuk ke Hall B tempat anak-anak sudah menunggu.
Akhirnya wartawan itu ditahan oleh petugas keamanan rumah sakit, dan kami bisa bernapas lega. Anak-anak bertepuk tangan dengan riuh saat kami masuk ke dalam ruangan, ada seseorang memakai jaket ungu turun dari podium mendekati kami.
"Adrian, lo dari mana aja?" ucap pria itu sambil memberikan tisu kepada Adrian, matanya melihat genggaman tangan Adrian padaku, tapi Adrian langsung melepaskan genggaman tangannya dan mengambil tisu itu.
"Tadi ketangkap di lift sama wartawan, untung bisa lepas, kenapa jadi heboh begini?" tanyanya bingung.
"Sepertinya ada dokter yang tag kamu di IG, jadi para wartawan pada tahu semua, padahal jumlah wartawan dibatasi oleh pihak rumah sakit, malah mereka sendiri yang membocorkannya," kata pria berjaket ungu itu dengan kesal. Sepertinya aku tahu siapa yang melakukan itu, pasti dokter kepala.
"Halo, saya Edo, kamu siapa ya?" tanyanya menatapku seperti aku salah satu penggemar Adrian yang memaksa masuk.
"Dia Dr. Jessica, yang mengatur acara ini," jawab Adrian lagi. Edo menatapku dari ujung kaki sampai ujung kepalaku, seperti ada masalah dengan penampilanku. Dia tersenyum terpaksa lalu menyalamiku.
"Halo saya Edo yang di telepon tadi, jadi kapan kita bisa mulai acaranya bu Dokter?" tanyanya dengan keramahan yang berlebihan.
"Ah bukunya tertinggal!" ujarku kesal.
"Hah, buku ceritanya? buku cerita yang mau Adrian bacakan buat anak-anak ini?" tanya Edo kali ini dengan keterkejutan yang berlebihan.
Aku benci diriku yang harus mengakui kesalahanku.
"Tertinggal di ruangan tadi, karena Adrian langsung menarikku begitu saja keluar dari ruangan." jawabku membela diri, Edo memutar bola matanya dengan berlebihan, dan Adrian memegang keningnya.
"Kalau begitu terpaksa kita mengarang saja." jawab Adrian setelah menghela napas panjang.

Komentar Buku (21)

  • avatar
    RafiFauzia

    terimakasih banyak memuaskan

    12d

      0
  • avatar

    bagus

    30/07/2022

      0
  • avatar
    UlfaMiqita

    iii

    19/07/2022

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru