logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Surprise untuk Reno

Menjelang Maghrib Reno baru kembali dari kantor. Dia mendapati istrinya sedang duduk santai di favilyun sambil memainkan ponselnya.
"Assalamuaikum...lagi apa istriku yang cantik?" sapa Reno sambil mencium kening Adel.
"Waalaikumsalam..." jawab Adel tersenyum manis.
"Masak apa untuk makan malam nanti?" tanya Reno seperti biasanya.
"Aku gak masak. Lagi males. Makan diluar aja, yuk!" ajak Adel.
Reno mengerutkan dahinya heran. Tidak biasanya Adel malas memasak. Adel selalu menyempatkan diri memasak untuk suaminya. Dia selalu bilang pada Reno untuk membiasakan diri makan di rumah. Dulu Mami jarang memasak untuk Reno, sehingga Reno lebih sering makan diluar atau delivery order. Sekarang setelah beristri, Adel ingin melayani suaminya, memasak dan menyiapkan segala keperluan Reno oleh tangannya sendiri.
"Tumben istriku males masak. Kamu sakit kah? tanya Reno. Dirabanya kepala Adel, normal.
"Emangnya gak boleh sekali-sekali aku pengen bermalas-malas?" Adel memperlihatkan wajah masam membuat Reno semakin heran.
"Bukan begitu, sayang. Aku kuatir kamu sakit," jawab Reno lembut. Sikap Adel berbeda dari biasanya, mudah merajuk.
"Ya udah mandi sana!" seru Adel sambil bangkit menuju kamarnya diikuti Reno dari belakang.
Adel menyiapkan handuk dan menyerhkannya pada Reno. Lalu diapun menyiapkan sarung dan baju koko untuk dipakai Reno sehabis mandi. Biasanya Reno akan bersiap-siap untuk pergi ke Masjid dekat rumah untuk menjalankan sholat Maghrib. Sementara Adel sembhyang di rumah, setelah itu barulah dia menyiapkan makan malam untuk mereka.
"Ntar abis Maghrib kita keluar, kamu siap-siap, ya!" pinta Reno saat hendak ke Masjid.
Adel mengngguk pelan.
Reno kembali saat Adel sudah berdandan rapi. DIapun segera mengenakan pakaian yang sudah dipersiapkan istrinya.
"Mau makan dimana?' tanya Reno setelah mereka berada di dalam mobil.
"AKu pengen makan sea food," jawqab Adel.
"Oke, " sahut Reno sambil menstater mobil.
Reno membawa Adel ke restoran seafood tempat biasanya mereka makan. Tapi Adel menolaknya ketika sampai di parkiran restoran.
"Aku maunya makan seafood dikaki lima," kata Adel.
Reno sedikit kesal dengan permintaan Adel. Kalau ingin makan dikaki lima kenapa tidak dari tadi dia bilang, sebelum mobil masuk halaman parkir. Sekarang mobil sudah masuk, sulit lagi untuk keluar. Reno tak berani membantah, dia hanya menuruti permintaan istrinya dengan hari kesal.
Namun rupanya Adel sengaja ingin membuat Reno marah. Ketika samapi di pusat jajan kakilima, Adel berulah lagi.
"Kak Reno kelamaan di jalan. Selera makan seafood jadi ilang. Aku pengen soto madura," kata Adel sambil cemberut.
Reno hampir saja marah, tapi ketika dilihatnya wajah istrinya yang memelas dia jadi tak tega.
"Disini ada soto betawi. KIta makan soto betawi aja, ya. Kan sama-sam soto," bujuk Reno.
"Gak mau. Kalau Kak Reno mau, makan aja sendiri! Aku gak makan<" sahut Adel.
Reno jadi gemas dengan jawaban Adel. Dalam hatinya dia menggerutu, Adel mulai banyak tingkah. Mentang-mentang gua selalu nurut, dia mau ngerjain gua. Tapi tetap saja Reno tak berani menolak. Dia masih berusaha bersabar, padahal perutnya sudah semakin lapar.
Akhirnya mereka menemukan penjual soto Madura didekat stasiun kereta api. Restoran itu tidak begitu ramai, jadi Reno dengan leluasa memasuki halaman parkirnya. Tapi dia tetap berharap istrinya tidak lagi meminta ke tempat lain.
Adel memang tidak menolak ketika Reno mengajaknya turun. Namun ulah menjengkelkannya tidak berhenti.
"Sotonya gak enak. Kenapa Kak Reno pilih restoran ini? Mendingan delevery order, kita bisa milih di rumah. Gak usah capek-capek kesini, pas gitu gak enak lagi," Adel mengomel sambil mengaduk-aduk soto dalam mangkuknya.
Reno tak dapat menyembunyikan kekesalannya lagi. Wajahnya berubah kelam mendengar ocehan istrinya. Dia makan tanpa berkata sepatah katapun. Diapun tak mempedulikan Adel yang hanya makan sedikit. Reno ingin segera menyudahi makannya dan cepat pulang ke rumah.
Dalam perjalanan pulang, Adel meminta Reno mampir lagi di Drive Thru KFC. Dia memesan beberapa menu makanan siap saji untuk dibawanya pulang. Sebenarnya perut Adel lapar, tapi dia memang sengaja ingin membuat Reno kesal. Adel ingin memberikan kejutan tentang kehamilannya dengan membuat Reno marah dulu. Dan rencana Adel berhasil.
Sepanjang perjalanan pulang Reno tak bicara apapun, semua pertanyaan Adel hanya dijawabnya dengan anggukan atau gelengan. Dalam hati Adel mentertawakan sikap Reno yang tak acuh. Itulah yang diinginkan Adel, Reno jengkel.
Sampai di rumah wajah Reno masih cemberut, dia langsung masuk kamar. Adel yang sudah merasa sangat lapar tak peduli dengan sikap suaminya. Dia segera membuka makanan bawaanya dan segera melahapnya. Namun tiba-tiba perutnya terasa mual, tak ayal dia langsung lari menuju wastafel dan memuntahkan makanan yang barusan dimakannya. Nining segera menghampirinya.
"Mbak, kenapa? Masuk angin, ya?" tanya Nining sambil memijat pelan punggung Adel.
"Bikinin teh hangat, Ning!" seru Adel.
Nining bergegas ke Dapur, tapi sampai didepan pintu kamar majikannya dia berhenti. Mas Reno harus dibertahu, pikirnya. Nining mengetuk pintu kamar. Tak lama Reno menjulurkan kepalanya dari balik pintu.
"Ada apa?" tanyanya.
"Mbak Adel muntah-muntah. Mungkin masuk angin," Nining memberitahu Reno.
Sebenarnya Reno masih jengkel dengan kelakuan Adel tadi. Tapi dia tak tega ketika mendengar istrinya muntah-muntah. Segera dia menghampiri Adelia.
"Itulah akibatnya kalo makan banyak permintaan. Akhirnya kamu telat makan. Gini jadinya," Reno mengomel sambil mengusap tengkuk Adel sembari mengoleskan minyak kayu putih.
Adel diam saja tak menjawab. Entah mengapa dia merasa sebal mendengar ocehan suaminya. Kembali dia muntah. Reno jadi panik.
"Kita ke dokter aja!" kata Reno sambil berlalu hendak mengambil kunci mobil. Tapi Adel mencegahnya.
"Gak usah! Tadi aku udah diperiksa Dokter Fiska di rumah Papa," kata Adel.
"Apa? Kamu udah periksa ke dokter? Kenapa gak kasih tau aku kalo kamu sakit?" tanya Reno kaget.
Adel beranjak ke kamarnya diikuti Reno. Hari ini tingkah Adel memang aneh. Tak biasanya dia main rahasia-rahasiaan. Sakitpun dia tak mau memberitahu suami. Reno jadi cemas, sakit apa sebenarnya Adel?.
Adel mengeluarkan sebuah amplop dari dalam tasnya dan memberikannya pada Reno.
"Apa ini?" tanya Reno semakin penasaran.
"Buka aja! Itu hasil pemeriksaan dokter," sahut Adel.
Dengan tak sabar Reno membuka amplop yang diberikan istrinya. Sebuah testpack. Reno menatap Adel sebentar lalu memeriksa testpack itu. Wajahnya berubah cerah ketika melihat garis dua didepannya.
"Kamu....Hamil?" tanya Reno
Adel mengangguk sambil tersenyum. Bukan main girangnya hati Reno. Dia berteriak sambil memeluk istrinya.
"Alhamdulillah...OH My God...aku jadi Papa...Ya Tuhan, makasih. Makasih sayang!' seru Reno meluapkan kegembiraanya. Berkali-kali dia mencium Adel dalam pelukannya.Matanya berkaca-kaca karena terharu.
"Aku harus kasih tau Mami sama Papi. Mama Papamu udah tau?" tanya Reno.
"Tadi yang bawa Dokter Fiska, Papa. Soalnya aku muntah-muntah di rumah Papa'" jawab Adel.
Untungnya Reno tidak marah karena kedua mertuanya tahu lebih dulu darinya tentang kehamilan Adel. Saking gembiranya dia tidak mempermasalahkan hal itu. Reno segera menelpon orangtuanya dan mengabarkan kegembiraannya. Papi dan Mami bersorak gembira mendengar kabar baik ini.
"Alhamdulillah, sebentar lagi kami jadi Eyang. Mulai sekarang kamu harus lebih perhatian sama Adel. Jaga cucu kami, jangan sampai kenapa-kenapa!" pesan Mami.
"Adel gak boleh capek, ya. Sementara kamu gak usah ngurusin cafe, biar si Anto aja yang urus disana," Papi menimpali.
"Di cafe kan Adel gak capek, Pi. Cuma duduk-duduk aja," bantah Adel.
"Huss..jangan bantah orangtua! Kamu harus nurut, biar anakku sehat!" sela Reno.
Adel tak berani membantah lagi mendengar permintaan Reno. Mau tidak mau dia harus menuruti kemauan semua orang. Merka sayang Adel dan juga bayi yang ada didalam perutnya. Wajar saja mereka menginginkan Adel yang terbaik. Sekalipun mereka harus menghentikan kegiatan adel di cafe semata hanya untuk menghilangkan kejenuhannya di rumah.

Komentar Buku (66)

  • avatar
    FerinaDetta

    adaa part 3 nyaa gaa sii? sukaa bangett samaa ceritaa inii😭

    23/03

      0
  • avatar
    raraaa

    sumpah ni ceritaaaa bagus banget, seruu, lanjutkan kakak nulis ini cerita ga sabar kelanjutan keluarga adel sama reno dengan stevanus🫰🏻🫰🏻🫰🏻

    16/03

      1
  • avatar
    Jebon Mat

    memang sangat baik ceritanya👍🤩

    08/03

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru