logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 55 Kejadian yang Sebenarnya

“Mas Brandon benar, Kak. Ada yang ingin menyingkirkan Mas Brandon.” Nadzifa menarik napas panjang, sebelum melanjutkan perkataannya. “Orang itu adalah Tante Ayu.”
Mata cokelat besar Arini melebar seketika. Bibirnya ternganga ketika mendengar nama Ayu disebut. Kepalanya langsung menggeleng cepat.
“Nggak mungkin itu ulah Ayu. Dia ‘kan lagi di Uluwatu.” Arini tidak percaya begitu saja meski yang mengatakannya Nadzifa.
“Ayu tinggal di Jakarta tiga bulan ini, In. Kita udah dibohongi mentah-mentah sama dia,” ujar Brandon meyakinkan.
Pandangan Arini berpindah kepada suaminya. “Bran, kita yang carikan rumah buat dia di Uluwatu biar nggak ngerecokin Papa. Nggak mungkin dia ke sini.”
Brandon meraih tangan Arini, lalu menggenggamnya erat. “Faktanya gitu, In. Dia ada di Jakarta.”
Arini mendesah keras dengan napas terasa sesak. Dia ingat pernah mencarikan apartemen untuk Ayu di Jakarta ketika Farzan kembali dari Zürich.
“Aku pernah biarin Ayu tinggal di Jakarta waktu Farzan balik dari Zürich, Bran,” lirih Arini tercekat, “maafin aku ya?”
Brandon menarik Arini ke dekatnya, kemudian mengusap kepala yang dibungkus kerudung itu. Dia mengangguk dengan seulas senyum.
“Tante Ayu juga datang ke nikahan Alyssa, Kak,” ungkap Nadzifa.
“Ayu datang? Kenapa Farzan nggak cerita?” lontar Brandon terkejut.
“Farzan nggak mau bikin Mas dan Kak Arini khawatir, jadinya nggak cerita. Kalau aku nggak lihat Tante Ayu di sana mungkin Farzan juga nggak bilang.”
Nadzifa menjepit bibir sebentar dengan kepala tertunduk. “Tante Ayu juga nggak restu dengan hubungan aku dan Farzan. Katanya aku nggak pantas bersanding dengan pewaris keluarga Harun.”
Gadis itu memejamkan mata, mencoba menahan air mata yang ingin berlarian dari pelupuk mata. Dia ingat bagaimana Ayu telah menghina dirinya saat awal-awal bertemu.
“Trus gimana kamu bisa temukan Brandon? Kok bisa tahu kalau dia ada di Sukabumi?” selidik Arini kemudian.
Brandon dan Arini melihat Nadzifa dengan penuh tanya. Pria itu juga belum mendapatkan cerita lengkap dari calon adik iparnya tersebut.
Nadzifa menyandarkan punggung di kursi single. Dia menundukkan kepala dengan tangan saling bertautan di atas paha.
“Aku pikir Mas Brandon kecelakaan gara-gara mencari tahu siapa pria yang pernah jadi pacar Tante Indah.” Nadzifa mulai bercerita.
“Indah? Siapa?” Arini melihat Nadzifa dengan kening berkerut. Perlahan tilikan matanya beralih kepada Brandon.
“Tanteku, Kak. Kebetulan dulu pernah dekat sama Mas Brandon juga. Jadi karena Mas kenal, aku minta tolong cari tahu siapa pria yang pernah pacaran sama Tante Indah,” jelas Nadzifa setengah berbohong. Dia tidak ingin mengatakan kecurigaannya terhadap Brandon dulu.
“Aku minta orang selidiki, In. Tapi aku ke Sukabumi bukan karena masalah ini. Ayu yang telepon aku dan ancam kalau aku nggak datang ke sana, dia akan recokin Papa dan Mama lagi,” tambah Brandon agar istrinya tidak salah paham.
“Jadi kamu ke Sukabumi buat temui Ayu?”
Brandon menganggukkan kepala seraya mengusap lengan Arini yang semakin mengecil.
“Ya Allah, Bran. Ngapain temui dia sendirian? Kalau kamu digoda Ayu gimana?” Arini memandang suaminya dengan kedua pangkal alis naik ke atas.
“Nggak akan mempan, Sayang.”
Nadzifa tersenyum melihat kemesraan pasangan yang sudah tidak lagi muda itu.
Arini menoleh ke arah Nadzifa. “Jadi karena itu kamu cari Brandon?”
“Iya, Kak. Salah satunya begitu.” Nadzifa menarik napas singkat sebelum kembali berujar, “Aku ingat waktu pertama ketemu sama Tante Ayu di flat Farzan, setelah kembali dari Menteng Dalam. Dia pernah bilang mau menyingkirkan Mas Brandon agar Farzan bisa kembali ke perusahaan Om Sandy.”
“Jadi aku berpikir ada dua kemungkinan penyebab kecelakaan Mas Brandon. Makanya aku tanya ke Pak Habib tempat tinggal Tante Ayu dulu di mana. Trus aku cari ke sana. Alhamdulillah ketemu,” sambung Nadzifa lagi.
Karena rasa bersalah itulah akhirnya Nadzifa mencari keberadaan Brandon. Tidak mudah untuk menemukan rumah yang pernah ditinggali Ayu, karena ia tidak pernah berkunjung ke Sukabumi.
“Astaghfirullah,” ucap Arini beristighfar. “Trus Farzan tahu?”
Nadzifa menggelengkan kepala. “Aku nggak pernah cerita ke Farzan tentang keinginan Tante Ayu. Dia cuma tahu kalau Tante Ayu nggak restu dengan pernikahan kami.”
“Ayu benar-benar gila, In. Bayangin selama ini dia kasih aku makan sekali sehari.” Brandon geleng-geleng kepala mengingat bagaimana penderitaannya selama satu bulan ini. “Aku sering ditinggal di sana sendirian dengan keadaan kacau habis kecelakaan.”
“Untung Nadzifa datang dan kasih aku makan secara diam-diam,” lanjutnya mengalihkan perhatian kepada Nadzifa.
Arini mengulurkan tangan kepada gadis itu dengan air mata berlinang. Dia menautkan jari di tangan Nadzifa.
“Kakak nggak tahu harus gimana ngucapin terima kasih sama kamu, Nadzifa.” Arini menarik napas berat.
“Tolong rahasiakan ini dari Farzan ya? Dia pasti marah banget kalau tahu Ayu yang celakai Mas Brandon,” pintanya dengan raut memohon, “Farzan itu dari kecil udah nggak mau sama Mamanya. Sampai Kakak susah bujuknya ketemu sama Ayu.”
Nadzifa mengangguk paham. Dia tahu persis bagaimana bencinya Farzan terhadap kelakuan ibu kandungnya. Tidak bisa dibayangkan bagaimana reaksi pria itu jika tahu perbuatan sang Ibu.
“Waktu Tante Ayu nginap di apartemen tiga bulan lalu, Farzan juga nggak mau temui, Kak. Dia sampai nginap dua malam di flat aku,” celetuk Nadzifa tanpa sadar.
“Nginap di flat kamu?” tanya Arini dan Brandon bersamaan.
Mata hitam Nadzifa melebar saat sadar ucapannya bisa membuat orang berpikir yang tidak-tidak. “Cuma tidur aja kok, Kak, Mas. Nggak ngapa-ngapain. Beneran. Aku berani sumpah,” selorohnya.
Suami istri itu tertawa bersama saling berpelukan.
“Kakak tahu Farzan nggak mungkin salah jalan, Nadzifa,” komentar Arini disambut anggukan kepala oleh Brandon.
“Arini mendidik Farzan dengan ketat. Selalu diingatkan bahaya hubungan suami istri sebelum menikah,” imbuh Brandon dengan dada terasa sesak. Dia jadi teringat bagaimana nakal dirinya waktu muda dulu.
Nadzifa tersenyum-senyum mendengar penjelasan calon kakak iparnya. Dia semakin yakin karena telah memilih Farzan sebagai imam yang akan membimbingnya nanti.
“Oya, Nadzifa. Mengenai orang yang pernah dekat dengan Tante kamu itu. Mas udah baca hasil penyelidikannya tadi malam di email.” Brandon terdiam sebentar, sebelum meneruskan perkataannya. “Orang itu udah meninggal tepat sepuluh tahun yang lalu, karena overdosis.”
Gadis itu mengucapkan syukur, karena orang tersebut sudah menerima ganjaran atas perbuatannya. Meski sebenarnya ia ingin membalas sendiri, tapi Tuhan sudah mengambil nyawa pria itu terlebih dahulu.
“Trus Ayu gimana?” Arini mengajukan pertanyaan, setelah Brandon dan Nadzifa selesai membahas tentan Indah.
“Kabur pasti, In. Waktu Nadzifa datang lagi, Ayu sedang nggak ada di rumah. Makanya bisa minta bantuan warga sekitar, trus panggil polisi.”
Arini memejamkan mata membayangkan bagaimana penderitaan yang dilalui oleh suaminya. Tidak ada yang mengurus dan memberi makan sampai kekurangan gizi.
“Ayu. Awas kalau ketemu sama aku. Walau dia ibu kandung Farzan, aku nggak akan segan-segan kasih dia pelajaran,” geram Arini dengan sorot mata menyeramkan.
Brandon mengusap tengkuk yang merinding ketika melihat Arini marah. Dia tahu bagaimana bahayanya wanita itu ketika tersulut emosi. Dulu waktu awal-awal menikah, Arini pernah marah besar kepada Moza karena terus mengganggu Brandon.
“Aku boleh minta tolong nggak, Mas?” cetus Nadzifa mengangkat pandangan ke arah Brandon.
“Kenapa?”
“Boleh bujuk Farzan untuk tunda pernikahan dulu? Aku khawatir nanti dia batalin pernikahan, setelah tahu aku yang laporin Tante Ayu ke polisi,” pinta Nadzifa dengan sorot mata penuh harap.
Brandon menarik napas singkat sebelum memberikan tanggapan.
“Pernikahan nggak akan pernah dibatalkan walau wanita itu harus masuk lagi ke penjara.” Tiba-tiba terdengar suara Farzan dari arah pintu masuk ruang perawatan VIP.
Bersambung....

Komentar Buku (82)

  • avatar
    Yuliana Virgo

    menarik

    31/05/2023

      1
  • avatar
    Joezeus Maria Catalanoto

    leen,novelmu buagus smua nih. nungguin trus novel barumu yg lain. udah ku baca berulang" ttep aja bgus. kok lama bgt gak ada novel bru drimu sih.

    22/12/2022

      1
  • avatar
    Sugiarto

    bgs

    05/12/2022

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru