logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 30 At The Wedding Day

Hari pernikahan Alyssa
Rumah keluarga Harun tampak begitu gaduh sejak dini hari. Semua sibuk mempersiapkan pernikahan Alyssa, putri bungsu Arini dan Brandon, yang akan digelar nanti siang. Rencananya setelah akad nikah dilaksanakan, acara resepsi langsung diselenggarakan di gedung yang sama.
Farzan juga ikut sibuk mempersiapkan semua keperluan pernikahan keponakannya. Sekalian ingin belajar mempersiapkan pernikahan yang akan digelar dua bulan lagi. Pada akhirnya Brandon mengalah, setelah mendengar perkataan Lisa dan Sandy. Tidak mungkin Farzan menikah sebelum Alyssa, karena bisa menimbulkan citra buruk bagi keluarga Harun.
“Abang nanti kita bareng ke gedung ya?” Elfarehza tiba-tiba datang mengagetkan. “Kak Nadzifa nggak bareng sama Abang ‘kan perginya?”
Pria bertubuh tinggi itu menggeleng cepat. “Zizi nanti datang pas resepsi. Dia ada perlu dulu katanya.”
El tersenyum penuh makna. “Kalau gitu bisa bareng sama Abang nih perginya. Jangan duluan ya,” katanya sebelum berlalu ke kamar.
“Lihat Mas Brandon nggak, Dek?” Kali ini Arini yang datang menghampiri. Wanita paruh baya itu seperti orang linglung mencari suaminya.
“Mas Brandon?” Farzan celingak-celinguk mencari keberadaan Brandon di ruang tamu. Dia menunjuk ke belakang rumah. “Kayaknya tadi aku lihat di situ deh, Kak.”
Arini melihat ke arah tempat yang ditunjuk Farzan. Dia mengangguk singkat, lalu beranjak ke belakang rumah.
Farzan hanya bisa menarik napas panjang ketika menyaksikan wanita itu pergi mencari suaminya. Hingga saat ini, ia masih mencintai Arini. Perasaan kepadanya tidak berubah sama sekali, meski selama satu setengah bulan hubungan dengan Nadzifa semakin dekat.
Pria itu tersentak ketika merasakan getaran di ponsel. Sebuah panggilan masuk dari Nadzifa.
“Ya?”
“Lo lagi gimana?” tanya Nadzifa.
“Masih di rumah. Kenapa?”
“Gue tiba-tiba galau nih pakai baju apa? Pilihkan dong,” pinta gadis itu terdengar memelas.
Kening Farzan berkerut bingung. “Gimana caranya?”
“Ya VC dong, Zan. Ya kali lo datang ke sini?”
“Ya udah, aku ke kamar dulu.”
Farzan langsung bergegas naik ke lantai dua sebelum mengaktifkan panggilan video. Begitu tiba di kamar, dia menerima permintaan Nadzifa untuk melakukan video call. Wajah panik gadis itu langsung memenuhi layar ponsel.
“Eh, udah rapi aja nih,” komentar gadis itu ketika melihat Farzan sudah mengenakan batik seragam khusus keluarga pengantin wanita.
“Iya, biar habis ini langsung pergi.”
“Alyssa udah selesai belum? Biasanya calon pengantin cewek dandannya suka lama.”
“Nggak tahu juga. Belum ketemu sama Al sih. Kayaknya udah deh.” Farzan mengangkat bahu singkat. “Mana pakaiannya? Sini lihat.”
“Eh, kayaknya gue nggak bingung lagi deh setelah lihat warna baju batik yang lo pake,” balas Nadzifa nyengir kuda.
Dia tampak meraih sesuatu dan memperlihatkan gaun dengan panjang selutut berwarna pastel. Mata hitam Nadzifa tampak melebar ketika mengangkat gaun tersebut.
“Satu-satunya gaun warna pastel yang gue punya,” sambungnya lagi.
Farzan berdecak sambil geleng-geleng kepala. “Nanti kalau udah mau sampai gedung kabari ya? Biar aku jemput ke bawah.”
Nadzifa mengacungkan ibu jari tanda setuju. “Aman. Pasti gue kabari kok, biar nggak kayak orang bengong masuk ke gedung.”
“Dasar,” cicit pria itu menggelengkan kepala lagi.
Entah kenapa hatinya merasa bahagia ketika bersama dengan Nadzifa. Terasa seperti menemukan teman yang cocok diajak bercanda, diskusi atau hanya sekedar makan bersama.
“Eh, sorry. Nyokap lo beneran udah balik ke Uluwatu, ‘kan?” Nadzifa tiba-tiba menanyakan keberadaan Ayu. Sejak kejadian waktu itu, dia menjaga jarak dengan wanita yang telah melahirkan Farzan.
“Udah. Aku nggak mau Mommy ngerecokin pernikahan Alyssa.”
“Syukurlah. Ngeri juga kalau Nyokap lo ngomelin gue,” tanggap gadis itu dengan raut wajah menyedihkan.
“Katanya pagi ini mau anterin pesenan klien dulu. Buruan gih, biar aku nggak sendiri nanti pas resepsi dimulai. Sekalian nanti mau kenalin sama Mas Brandon juga,” papar Farzan.
Yup, keinginan Nadzifa untuk bertemu dengan Brandon harus tertunda. Setiap kali datang ke rumah keluarga Harun, pria tersebut tidak ada di sana.
“Oke. Sampai jumpa nanti ya. Bye!” pungkas Nadzifa sebelum panggilan berakhir.
Farzan mematut lama layar ponsel sebelum mengalihkan pandangan ke kamar Alyssa yang berada tak jauh dari kamarnya. Dia melihat Arini dan Brandon berdiri di depan kamar keponakannya. Pandangan pria itu tidak lepas dari sang Kakak Ipar, wanita yang kerap menghiasi hati dan pikirannya.
***
Acara akad nikah akhirnya diselenggarakan dengan penuh khidmat dan air mata haru. Brandon yang sejak tadi pagi uring-uringan melepas pernikahan sang Putri di usia yang terbilang masih muda, hanya bisa ikhlas memindahkan tanggung jawab kepada suami Alyssa, Alfatih.
Farzan ikut bahagia melihat keponakan tersenyum lebar ketika ijab kabul selesai dilaksanakan. Sekarang ia sedang menunggu acara resepsi dimulai.
“Nadzifa sudah datang, Zan?” tanya Lisa datang menghampiri.
“Belum, Ma. Katanya lagi di jalan. Paling sepuluh menit lagi sampai,” jawab Farzan melihat jam tangan.
“Ya sudah. Mama ke sana dulu, mau cek persiapan.”
“Jangan kecapekan ya, Ma. Ingat usia,” kata Farzan mengingatkan.
Lisa tersenyum lembut sambil menepuk pelan pipi Farzan. “Makasih ya, Sayang. Nanti kalau Nadzifa sudah datang panggil Mama ya?”
“Beres,” sahut pria itu mengacungkan ibu jari.
Pandangan Farzan beredar ke seluruh ruangan. Tilikan matanya berhenti ketika melihat pelaminan berdiri megah di bagian tengah sisi dinding gedung. Senyum mengembang di parasnya ketika membayangkan dirinya bersanding dengan Nadzifa di sana. Sesaat kemudian senyuman itu memudar.
Kenapa sih jadi mikirin itu? batinnya bingung.
“Kak Nadzifa udah datang belum, Bang?” Lagi-lagi El datang menyentakkan lamunannya.
“Bentar lagi, kenapa?” selidik Farzan curiga.
Elfarehza menggeleng dengan cepat. “Rahasia dong. Abang nggak boleh tahu.”
Mata elang Farzan menyipit seketika. “Kok main rahasia-rahasiaan?”
“Iya dong. Hanya aku dan calon kakak ipar yang tahu,” decit El menaik-naikkan alis.
Farzan hanya berdecak mendengar jawaban keponakannya. Dia bingung kenapa sejak tadi El selalu menanyakan Nadzifa. Pasti ada hal penting.
“Aku mau ke sana dulu, Bang. Masa depan udah nunggu,” pamit El menepuk lengan pamannya. Dia mengerling ke arah perempuan berkerudung yang baru saja memasuki ruangan.
“Pacar kamu?” goda Farzan.
El menggeleng dengan senyum merekah. “Calon ibu anak-anak. Jangan lupa kabari kalau Kak Nadzifa udah datang ya.”
Farzan kembali sendirian setelah Elfarehza pergi menemui pujaan hati. Dia melihat ponsel, mencari tahu apakah Nadzifa sudah tiba atau belum. Ternyata pesan masuk dari Bramasta.
Bram: Gue OTW sekarang. Masih belum telat, ‘kan?
Pria itu langsung membalas pesan yang dikirim Bram barusan.
Me: Telat banget, harusnya lo datang pas akad nikah -_-
Ketika menunggu balasan pesan lagi dari Bram, sebuah pesan lain masuk dari Nadzifa.
Zizi: Gue udah mau nyampe.
Langkah kaki Farzan segera bergerak menuju lantai dasar, tempat lobi berada. Jantungnya tiba-tiba berdebar membayangkan bagaimana Nadzifa dalam balutan gaun yang akan dikenakan sekarang. Biasanya, ia tidak peduli dengan penampilan gadis itu. Namun sekarang kenapa jadi berbeda? Apakah efek dari melihat prosesi akad nikah Alyssa yang baru saja digelar?
Lift yang akan mengantarkan ke lantai bawah terasa lambat. Farzan ingin cepat-cepat berjumpa dengan gadis itu. Telapak sepatu diketuk-ketukkan ke lantai lift menandakan ia sudah tidak sabar. Lagi-lagi senyum tergambar di parasnya.
Begitu pintu lift terbuka, senyuman langsung lenyap ketika melihat seorang wanita berdiri di depan lift. Sorot matanya berubah dingin menatap wanita paruh baya itu.
“Mommy?” gumamnya bingung.
“Ngapain Mommy ke sini? Bukannya sekarang lagi di Uluwatu?” sambungnya tak bisa menyembunyikan rasa terkejut.
Bersambung....

Komentar Buku (82)

  • avatar
    Yuliana Virgo

    menarik

    31/05/2023

      1
  • avatar
    Joezeus Maria Catalanoto

    leen,novelmu buagus smua nih. nungguin trus novel barumu yg lain. udah ku baca berulang" ttep aja bgus. kok lama bgt gak ada novel bru drimu sih.

    22/12/2022

      1
  • avatar
    Sugiarto

    bgs

    05/12/2022

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru