logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

LOVE ENVIRONMENT

LOVE ENVIRONMENT

si sulung


BAB 1 Iqbal

Aku beranjak dari tempat tidur, bangun pagi sekali hari ini. Tak seperti biasanya. Sembari mengucek-ngucek mata, aku tengok jam di layar ponsel pukul 04.30 Wita, ternyata sudah subuh. aku berdiri meninggalkan tempat tidurku meninggalkan hangat yang semalaman menemaniku melewati dingin dan gelapnya sang malam.
Aku berjalan kaki menuju WC untuk mengambil Air wudhu, dingin nya air di subuh hari membuat tangan ini kedinginan.
Setelahnya aku selesai sholat subuh, aku berjalan kaki menuju meja kecil yang ada di dapur, sebuah gelas bening kecil ditelungkup di sana aku mengambil lalu menuangkan air, meminumnya perlahan menikmati kesegarannya ditenggorokanku.
Terdengar dari kejauhan riuh mobil dan motor saling bersahutan menyambut pagi di awal bulan juli ini.
Sepuluh menit berlalu, udara dingin menyapu kulitku dengan mesranya di waktu bersamaan.
Aku beranjak dari bangku, melangkahkan kaki menuju kamarku, Aku segera membereskan tempat tidur dan kamarku, setelah itu aku memasukan semua pakaian ku kedalam koper dan tas. Hari ini aku akan pergi dari rumah ini dan tinggal bersama nenek di desa.
pukul 06.30 Wita, pelan-pelan kubukakan pintu, dan keluar dari kamarku, Lalu kututup kembali. Setiap hari kedua orang tuaku selalu sibuk dengan dirinya masing-masing, kedua orang tuaku sama - sama bekerja di daerah jakarta.
" nak semua barang udah di packing ? " tanya Ibu Iqbal
" sudah semuanya mah, Iqbal tinggal berangkat " jawab Iqbal
Ibu dan ayah Iqbal menghampiri Iqbal untuk memberikan nasehat kepada Iqbal, papah Iqbal memberikan pesan agar tetap mawas diri dalam perjalanan dan ketika sesampainya di rumah nenek agar dia tidak merepotkan nenek apalagi nenek mudah kelelahan saat mengurusi rumah seorang diri. Iqbal pun menganggukkan kepala pertanda Iqbal mengerti apa yang di ucapkan ayahnya itu.
Aku pun berpamitan kepada ayah dan Ibu untuk pergi ke rumah nenek, tampak terlihat jelas dari muka ke dua orang tua ku yang tidak ingin melepaskan anak satu - satunya
" mah udah dong jangan nangis, Iqbal hanya pergi ke rumah nenek dan bersekolah di sana, Iqbal bukan untuk pergi selamanya " ujar Iqbaal
" ibu bakalan kangen sama kamu nak " jawab Ibu Iqbaal
" mah kalau kita kangen, kita bisa menemui Iqbal nanti pas waktu kita libur! IqBal sekarang kamu berangkat yah takutnya ketinggalan kereta " ucap ayah Iqbal
" baik pah " jawab Iqbaal
Iqbal pun berangkat dengan menggunakan taxi menuju stasiun kreta api, Sesampainya di stasiun kreta api, aku harus berdesak desakan dengan penumpang lain yang ingin berangkat kerja, aku disini menggunakan kreta api KA Argo Parahyangan, dengan tarif sangat murah yaitu 150.000 saja, aku lebih memilih menggunakan transportasi kereta karena bebas hambatan dan tidak perlu macet-macetan, Lama perjalanan pun cukup 2 jam - 4 jam.
Sejak kecil, orang tuaku selalu tersandera waktu dari pekerjaan mereka, jadi aku sering di titipkan ke rumah nenek di desa untuk di asuh, aku lebih suka tinggal di desa bersama nenek, di sana udara yang sejuk, jauh dari kebisingan kota, dan membuatku betah adalah nenek selalu menemaniku setiap waktu, bau harum kue pie dan hangat nya senyuman nenek membuat ku begitu dekat dengan nenek.
"kereta api jurusan jakarta - bandung akan segera Tiba " speker itu berbunyi, aku pun bersiap - siap merapihkan barang bawaan, dan aku pun melangkahkan kaki keluar dari gerbong kreta api. Cuaca bandung hari ini begitu cerah, awan dan langitpun begitu indah untuk di lihat, sesampainya di stasiun aku lebih memilih duduk di jajaran bangku penumpang sambil menunggu jemputan dari nenek.
Tahun ini aku memtuskan untuk pindah sekolah di kampung halaman nenek, sekaligus merawat nenek di hari senja-nya.
" Iqbal " seseorang memanggil namaku, Akupun mencari sumber suara dari tengah-tengah ramainya orang yang ada di stasiun, aku menoleh kebelakang
" cucu ku sudah datang " ternyata nenek-ku yang memanggil namaku sejak dari tadi
" Nenek " jawab Iqbal
" maaf nenek terlambat menjemput mu " ucap nenek-ku
" iya nek ga apa-apa, aku juga baru sampai nek " jawab Iqbal
Nenek pun mengajak aku keluar dari stasiun kreta api, nenek tampak ceria dengan kehadiran cucunya itu.
" nek biar saya pesankan grabcar dulu ya, biar nenek g usah jalan kaki jauh-jauh " ujar Iqbaal
" iya cu boleh, biar sekalian barang bawaan cucu nenek di taro di belakang " jawab nenek Iqbaal
Iqbal pun mengambil HP yang ada di saku celananya, Iqbal mulai membuka aplikasinya untuk memesan grabcar, setelah mendapatkan grabcar Iqbal pun mulai memasuki mobil yang ia pesan, barang bawaannya pun di simpan di tempat bagasi mobil. Mereka berdua tampak asik mengobrol di sepanjang halaman
" maaf ya tadi nenek salah orang, haha " ucap nenek
" bilang ajak agak rabun " lirih dalam hati Iqbal
Tidak dapat dipungkiri seiring bertambah nya usia manusia akan mengalami kekurangan daya penglihatan, bahkan banyak juga di usia 60 tahun ke atas daya ingat manusia pun berkurang.
Tapi sungguh lega, keadaan nenek baik-baik saja.
Akupun melihat keluar jendela tampak jalan sudah memasuki area jalan desa , pagar - pagar rumah warga banyak uang terbuat dari kayu bahkan tidak sedikit juga menambahkan kawat berduri.
" tolong berhenti disini pak! " ucap nenek kepada sang supir
Rasanya sudah lama sekali aku tidak mengunjungi rumah nenek, terakhir aku mengunjugi rumah nenek 2 tahun yang lalu, waktu itu aku masih duduk di bangku 3 SMP.
Rumah nenek sangat sederhana, dinding dari rumah itu dari kayu, halam rumah cukup luas, beserta depan rumah selalu di tanami bunga-bunga, bahkan pot bungan di sini jumlahnya sampai puluhan.
Hallo semua salam kenal namaku Iqbal
Nama : IQBAL
TGL Lahir : 10 juli ( cancer )
Tinggi : 170 cm
Berat : 55 kg
Gol Darah : O
Suka : ketenangan, makanan manis dan pedas, tidak suka minuman asam.

Komentar Buku (55)

  • avatar
    KorneliaEbby

    menarik sekali

    26/07

      0
  • avatar
    EfaaTsaqisyad

    good

    08/07

      0
  • avatar
    atiqahnurul ainaa

    best

    03/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru