logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

PART 4

Author POV
" Kamu enggak ada acara ke mana-mana lagi kan Aya..?"
Alia mengedikkan bahunya sembari terus berjalan menuju ke tempat parkiran motornya.
Ada rasa mulai enggan menanggapi ocehan sahabatnya diseberang telepon. Dia udah bisa membaca arah bicaranya. Pasti tipu-tipu lagi bilang butuh teman untuk ke mana, ntar ujung-ujungnya Nathan yang di jadikan bodyguardnya.
Huuuhhh..!
Sama aja mengundang ketidak nyamanan dihati Alia yang terang-terang tak menaruh sedikitpun rasa padanya.
' Neyhaa.. kamu enggak peka amat sihh..'
Mengeluh Alia kesal dalam hati.
" Haloo.., Ayaa.. masih di situ kann??"
Suara di seberang membuatnya menahan nafas.
" Iyaa.. masih. Kenapa Ney?" Sahut Alia malas balik bertanya.
" Kok diam aja?"
" Gimana aku mau nanggepin kamu, orang kamu nyerocos aja kayak kereta api.." Bersungutnya sebal.
Neyha tertawa diujung telepon.
Alia mendengus, buang nafasnya kasar dengan perasaan tak tentu. Mendadak jadi bad mood banget. Apalagi mendengar suara tawa renyah sahabatnya tadi, seperti sebuah ejekan untuk ketidak berdayaannya menolak permintaannya. Neyha tau banget kelemahanjya dan seakan emang itu dia maanfaatin sekali.
" Terus aja ketawanya Ney, ntar aku matiin telefonnya biar kamu tau rasa.!" Ketus ucapan Alia dengan mimik muka benar-benar menahan marah.
" Ehh... enggak boleh begitu sama aku Aya.. Aku kan calon adik ipar.."
" Neyha.!" Kali ini suara Alia sedikit meninggi dan membuat gadis di seberang telefon langsung berreaksi ketakutan.
" Eh iyaa.., iya Ay.. maaff aku cuma becanda.. habisnya kamuu bikin aku gemes buat godain mulu.." " Heumm.. apalagi??"
' Bener-bener deh Ney.. kamu tak ada hati. Udah tahu aku enggak respon masih aja kamu maksa.'
" Eumm..,, Ayaa sayangg... pliiss.. yah..?"
" Iyaa.. yaudah.., tapi aku mandi dulu."
" Ocee.." Suara di seberang nampak sumringah.
Alia manyun saja.
' Coba kalo bukan demi kamu.. ogah aku Ney..'
" Satu lagi jelek.."
" Apaa??"
" Jemput aku ke rumah.."
" Beress bos.. nanti aku ajakin Nath,,
" Tanpa dia. Kamu sendiri."
" Lho kok..?
" Bisa enggak?"
" Oke oke.. aku ke rumah kamu sendiri.. tungguin aku yah sayang.. muuacchh.."
Tawa renyah Neyha menutup pembicaraan di ujung telepon.
Ada rona yang menjalar samar di pipinya. Rona merah yang menunjukkan rasa malu dan rasa-rasa lain di hatinya. Muka Alia langsung sumringah.
Diapun tersenyum simpul dengan sepasang matanya yang berbinar-binar menahan luapan bahagia di hati. Ringan sekali langkah kakinya dan berjalan menuju ke arah motor meticnya, kemudian mulai menstaternya untuk beranjak dari sana.
******
" Udah lama nunggunya Ney..?"
" Heemm... lumayan.. kamu mandinya lama.. dandan juga lama.. padahal enggak pake apa-apa. kirain tadi kamu merias dulu.. kalo beneran iyaa, aku suruh hapus lagi."
" Kenapa?"
" Nathan enggak suka cewek menor.. hahaha.."
Alia merengut.
" Kalo untuk buat dia enggak suka, apapun juga rela aku lakuin.." Sedikit bergumam Alia.
Neyha menatapnya serius.
" Apa Ayaa?"
" Enggak apa-apa.."
Dan merekapun beranjak meninggalkan rumah Alia setelah pamitan sama orang tuanya.
" Kita naik apa Ney?"
" Mobil.."
" Loh.. bukannya kamu pernah bilang enggak bisa nyetir ya?"
" Bukan aku yang bawa.. tapi Nathan.."
" Hah?"
" Aya sayang.. tenang dulu.."
" Tadi katanya.."
" Iya aku jemput kamu tanpa Nathan.. kan udah? Kak Nat aku suruh tunggu di mobil, dan aku yang jemput kamu.. iya kann?"
Alia mendengus.
Hendak dia marah tapi apa yang di katakan Ney benar. Dia aja yang kurang pinter buat syaratnya tadi.
Haaaahh..
" Ya udahlah.."
" Heumm.. jangan marah.. orang aku kasih kakak aku tersayang dan orangnya cakep gitu.. kamu harusnya bersyukur aku pilih kamu buat dapetin dia Aya.."
" Kenapa harus aku? Kamu juga tau sendiri aku tak ada rasa sama dia.."
" Pelan-pelan non.. cinta tumbuh karena terbiasa.. itu bisa terjadi loh.. aku harap kalian juga begituu.."
" Hem."
" Sadis amat dehemnya.."
" Biar aja."
Neyha senyum. Sepintas mencuri pandang raut Alia.
Cantik.
Saat bertampang jutek gitu aja dia tetap nampak menarik dan itu yang sangat Neyha suka dari sosok Alia. Sebagai perempuan semuanya dia dapat.
Beruntung sekali jika Nathan kakaknya bisa bersanding dengan gadis yang menyerupai bidadari atau memang dia bidadari yang mau pulang tapi tak tahu arah jalan?? Jadi dia nyasar ke bumi..
" Kak Nat akan sangat beruntung jika bisa meraih hatinya Aya, bidadariku sekaligus sahabat terbaikku."
Terkulum senyum yang lebih lebar dari sudut-sudut bibir Neyha memperhatikan sahabatnya yang jadi lebih banyak salah tingkah.
" Jangan lihatin aku begitu Ney.. aku bisa jatuh hati sama kamu." Ujarnya dengan tampang gusar.
Neyha tertawa.
Dia rengkuh tubuh Alia dari belakang sembari menatapnya dari samping.
" Gak apa-apa juga jika Tuhan sudah ijinkan kita untuk jadi pacar.."
Lalu lirih suaranya hampir berbisik di telinga Alia membuat rona memerah dipipi gadis itu langsung terlihat samar. Ada debar aneh yang tersembul perlahan.
" Iya, jika Tuhan sudah merestui."
Bergumamnya lirih pula menanggapi celetukan sahabatnya.
Wajahnya merunduk perlahan. Sedih yang kemudian menggelanyuti hatinya. Tuhan, harusnya bukan seperti ini yang terjadi.. biarkan aku jatuh hati pada laki-laki itu dan adik perempuannya cukup untuk hanya menjadi sahabat atau saudara. Bukan lebiih..
" Udah siap sayang?"
Alia hanya mengangguk kecil.
Membiarkan Neyha menggandeng tangannya untuk keluar rumah dan menemui Nathan yang udah terkantuk-kantuk menunggu di mobilnya yang terparkir 20 meter dari rumah Alia. Setelah sebelumnya mereka pamit sama kedua orang tua Alia tentunya.

Komentar Buku (310)

  • avatar
    _natashaazhar

    😭🥹💗🎀🎀 !

    23d

      0
  • avatar
    ArdiansyahFaal

    sangat keren bagi orng jomblo

    23/04

      0
  • avatar
    DurahmanTurina

    Bagus ceritanya, semoga sukses ya

    06/11

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru