logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

BAB 6 ~ Kencan pertama

“Aduh!! Kamu?” Vyna yang terkerjut mengernyitkan keningnya tak percaya melihat Franc ada dihadapannya.
“Vyna.. kamu... kamu bukannya ada di Indonesia?” tanya Franc dengan muka yang sangat sama terkejutnya.
“Kak Franc, iya aku baru aja kembali ke London beberapa jam yang lalu.”
“Kamu apa kabar? aku rindu sekali tau nggak sama kamu. Kamu juga kenapa nggak pernah hubungi aku selama di Indonesia?” cecar Franc dengan beberapa pertanyaan pada Vyna.
“Kabar aku baik-baik aja Kak. Aku minta maaf ya, kakak tau sendiri kan kalau aku lagi sibuk syuting dan kuliah aku juga lagi padet banget jadwalnya jadi nggak ada waktu buat hubungin kakak. Maaf ya... Aku kira kakak udah lupa sama aku. Kakak sendiri apa kabar?” jawab Vyna berusaha menyembunyikan perasaannya karena terlalu senang bertemu dengan Franc.
“Aku juga baik-baik saja Vyn, kamu nggak perlu meminta maaf terus seperti itu. Kita bicara di kafe sebelah saja bagaimana?” tawar Cecs.
“Boleh juga, yuk kak,” jawab Vyna menyetujui, mereka berdua pun pergi menuju sebuah kafe.
Di kafe, Franc menceritakan semua perjalanan cintanya bersama Carla sampai mereka bisa putus. Vyna yang mendengar Franc bercerita dengan menahan air matanya hanya bisa menghiburnya saja.
“Kakak yang sabar ya, aku yakin kakak bisa dapat pengganti yang lebih baik dan tentunya setia sama kakak.” Hibur Vyna pada Franc.
“Ya Vyn, akupun sudah merelakannya. Dan aku akan berusaha melupakan dia sepenuhnya.”
Selesai obrolan mereka di kafe, pada malam harinya Franc mengajak Vyna untuk berkeliling kota London sambil mencari tempat untuk mereka makan malam. Setelah berkeliling cukup lama, mereka memutuskan untuk berhenti di sebuah restoran.
“Wah... Romantis sekali kak restoran ini. Aku suka disini,” ucap Vyna dengan kagum.
“Iya Vyn, kakak juga baru pertama kesini. Romantis sekali ya suasaananya, lain kali kita kesini lagi ya,” kata Franc sambil mempersilakan Vyna duduk.
“Benar ya kak?” tanya Vyna antusias.
“Iya, kakak janji sama kamu,” jawab Franc dengan tersenyum.
Disela-sela sedang menikmati makan malam mereka, ada seorang pianis yang sedang memainkan music yang sangat romantis. Lalu ada dua orang penyanyi pria dan wanita yang bernyanyi dengan diiringi oleh pianis tersebut.
Kedua penyanyi tersebut bernyanyi dengan sangat merdu dan lagu yang dibawakan oleh mereka pun membuat setiap orang yang mendengarkan suara mereka menjadi damai hatinya.
Lagu yang dinyanyikan mereka adalah “I believe My Heart”. Franc dan Vyna yang mendengar lagu itu mereka saling bertatap muka dan tersenyum satu sama lain. Tak lama kemudian, Franc meminta Vyna untuk berdansa dengannya. Dengan senang hati, Vyna menerima ajakan Franc tersebut.
“Maukah kau berdansa denganku?” tanya Franc dengan mengulurkan tangannya pada Vyna.
“Iya kak, dengan senang hati,” jawab Vyna dengan tersenyum sambil menyambut uluran tangan Franc.
Mereka berdua pun berdansa dengan diiringi oleh iringan musik yang merdu dan romantis. Mereka melangkah seirama dengan alunan musik yang dinyanyikan, mereka berdua sangat menikmati malam itu seperti tidak ada beban pikiran lagi di kepala mereka.
Malam itu pun menjadi malam First Date mereka yang tidak akan pernah mereka berdua lupakan seperti halnya lagu “I believe my heart” yang kini menjadi lagu favorit mereka berdua.
Pagi harinya atas undangan Franc, Vyna datang ke Glory stadium untuk menyaksikan Franc dan teman-temanya yang sedang berlatih. Setelah memasuki stadion, Vyna langsung duduk di arena penonton sambil menyaksikan Franc yang sedang berlatih. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengahampirinya.
“Hay... Kamu Vyna kan?” tanya pria tersebut sambil mengulurkan tangannya kepada Vyna.
“Hay, ya aku Vyna. Maaf kamu siapa?” jawab Vyna dengan menjabat tangan pria itu.
“Perkenalkan, aku Mario temannya Franc,” kata Mario sambil tersenyum dengan manis.
“Oh ya, aku pernah dengar tentang kamu dari kak Franc.”
Mereka berdua duduk bersama dan saling berbincang-bincang. Tak lama kemudian Franc yang sudah selesai berlatih datang menghampiri mereka.
“Hey... Kalian berdua sudah saling mengenal? akrab sekali sepertinya,” ucap Franc dengan mengernyitkan keningnya merasa heran dengan keakraban Vyna dan Mario.
“Iya, kita baru saja berkenalan. Iya kan Vyn?” jawab Mario dengan santai.
“Iya kak Franc, kita baru aja kenal. Kakak udah selesai latihannya?” tanya Vyna dengan memberikan sebotol minuman kepada Franc.
Franc menerima botol minuman dari Vyna dan langsung meminumnya, “Terima kasih ya Vyna, iya nih kakak sudah selesai latihan. By the way kamu nggak latihan Mar?” tanya Franc pada Mario.
“Hmmm… Sebenarnya tadi aku datang terlambat jadi aku pikir ingin duduk disini dulu sambil menemani Vyna sampai latihan kedua dimulai,” jawab Mario berkilah.
“Oh... Begitu. Ya sudah kakak mandi dulu ya Vyn, kamu tunggu disini dulu. Kakak nggak lama koq, titip Vyna sebentar ya Mar,” kata Franc sambil mengusap-usap rambut Vyna.
Mario pun mengangguk, “Iya tenang saja Vyna pasti aman bersamaku.”
“Iya kak Franc. Aku tunggu kakak disini.”
Franc pun pergi ke kamar mandi, meninggalkan Vyna dengan Mario.
“Boleh aku bertanya sesuatu Vyn?” tanya Mario di tengah keheningan mereka beberapa saat.
“Boleh aja, apa itu kak?”
“Kalau boleh tau, kamu sama Franc itu... Apa kalian berpacaran?” tanya Mario penasaran.
Vyna menjawab dengan tersenyum, “Hah... pacaran? ya nggak lah kak. Aku sama kak Franc aja baru kenal lagian aku nganggep kak Franc itu udah kayak kakak aku sendiri begitu juga dengan kak Franc, dia udah nganggep aku kayak adiknya sendiri. Jadi kalau mau dibilang pacaran, rasanya nggak mungkin deh,” kilah Vyna, dalam hati Vyna berkata, “Dari dulu juga aku pengennya gitu, tapi aku rasa semua itu udah nggak mungkin. Bisa jadi adiknya aja udah seneng banget aku.”
“Benar kalian nggak pacaran? tapi kalau menurut aku, sepertinya Franc suka sama kamu.” Tanya Mario menyelidik.
“Nggak mungkin kak. udah ah... nggak usah dibahas lagi ya,” kata Vyna menyudahi pembicaraan mereka.
“Baiklah... maaf ya kalau sudah buat kamu tersinggung,” ucap Mario akhirnya.
“Nggak masalah kak, nggak papa. Santai aja, aku nggak ngerasa tersinggung sama sekali.”
Malam harinya ketika Franc mengantarkan Vyna pulang ke apartemennya, Franc memberhentikan mobilnya dengan tiba-tiba di pinggir jalan. Lalu ia mengungkapkan semua isi hatinya kepada Vyna. Ia bermaksud untuk menyatakan cintanya kepada Vyna.

Komentar Buku (84)

  • avatar
    FaezyamahardikaEja

    aku sangat senang dengan membaca buku ini juga bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka adalah orang yang tidak bisa menjadi salah satu yang tidak dapat di operasi yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah dasar n

    18d

      0
  • avatar
    Farah John

    Sangat mengkagum kan

    17/12

      0
  • avatar
    JAYA MANDIRIRIZKI

    ok ok

    15/07/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru