logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

BAB 5 ~ Pertemuan kembali

Sebelum masuk ke kamarnya Vyna ingin mengatakan sesuatu kepada Rama, yaitu Ia ingin agar besok mereka pulang kembali ke Jakarta. Ia tidak ingin terlalu lama di London karena yang ada Ia hanya akan memikirkan Franc saja, Ia ingin segera kembali ke Indonesia dan melupakan semua kenangannya saat bersama Franc mulai dari pertama kali mereka bertemu hingga pertemuan terakhir mereka tadi pagi saat sarapan di restoran hotel.
Ia akan mengingat dalam hatinya jika Franc sudah mempunyai kekasih karena dengan begitu Ia akan melupakan perasaan cintanya kepada Franc.
Pada keesokan harinya, Vyna yang sedang membereskan barang-barangnya di kamar dan akan segera pulang ke Indonesia mendapat tamu istimewa yang sama sekali tidak Ia duga-duga akan datang menemuinya. Ternyata tamu tersebut tak lain dan tak bukan ialah Franc.
“Kak Franc... untuk apa kak Franc menemuiku disini?” tanya Vyna dengan sedikit canggung.
“Vyna, boleh aku masuk? Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu.”
“Tentu saja boleh, silakan kak,” jawab Vyna memberi jalan untuk Franc masuk.
Setelah dipersilakan masuk oleh Vyna, Franc pun masuk dan ketika Ia akan memulai pembicaraanya Ia melihat barang-barang Vyna yang akan dimasukan ke dalam koper.
Dengan penasaran Franc bertanya, “Untuk apa kamu memasukkan semua pakaianmu ke dalam koper? memangnya kamu mau kemana?”
“Aku... Mau pulang ke Indonesia kak,” jawab Vyna sambil melanjutkan merapikan bajunya didalam koper.
“Pulang ke Indonesia? Kenapa Vyn? kenapa secepat ini kamu pergi. Kenapa semua orang yang aku sayangi pergi meninggalkan aku,” kata Franc merasa frustasi pada dirinya.
Vyna yang bingung bertanya, “Maksud kakak apa? aku nggak ngerti.”
“Carla, kemarin dia kesini hanya untuk memutuskan hubungan aku dengan dia, dan dia juga bilang kalau dia sedang hamil anak orang lain dan akan segera menikah dengan orang itu. Sekarang, satu-satunya teman terdekat yang aku punya yaitu kamu Vyn, kamu juga mau meninggalkan aku sendiri.”
“Bukan begitu kak, aku cuma...” Vyna merasa bingung harus menjawab apa pada Franc.
“Cuma apa Vyn? Sejak bertemu kamu aku sudah merasa nyaman dengan kamu, aku sudah menganggap kamu seperti adikku sendiri. Please, jangan tinggalkan aku Vyn,” kata Franc meraih tangan Vyna dan menggenggamnya.
“Hanya adik, jadi selama ini kak Franc cuma menganggap aku sebagai adiknya. Seandainya kamu tau kak, aku nggak ingin kamu menganggap aku cuma sebagai adik,” gumam Vyna dalam hatinya, sambil menatap tangannya yang digenggam oleh Franc.
“Vyn... kenapa diam saja?” tanya Franc membuyarkan lamunan Vyna.
“Iya maaf kak, tapi aku harus pulang ke Indonesia. Aku nggak mau keluarga aku khawatir karena aku terlalu lama pergi meninggalkan mereka. Lagi pula aku juga masih kuliah, jadi aku harus menyelesaikan kuliahku di sana kak,” kata Vyna memberi penjelasan pada Franc.
“Baiklah kalau begitu alasan kamu, aku nggak bisa maksa kamu untuk tetap tinggal disini. Tapi aku harap suatu saat kalau kamu ke London lagi, jangan lupa langsung menemuiku ya?” kata Franc penuh harap sambil memegang tangan Vyna.
“Iya kak Franc, itu pasti,” ucap Vyna sambil tersenyum.
Setelah selesai mengemasi semua pakaiannya, Vyna dan Rama diantar oleh Franc ke bandara dengan menggunakan mobilnya.
“Hati-hati ya Vyn, jangan lupakan aku. Aku pasti akan sangat merindukan kamu. Jaga diri baik-baik ya,” kata Franc sambil memeluk Vyna, seakan tak rela melepasnya pergi.
“Iya kak, terima kasih atas semuanya ya. Aku juga pasti akan sangat merindukan kakak. Jaga diri kakak baik-baik juga, jangan bersedih terlalu lama telepon aku jika kakak membutuhkan teman,” ujar Vyna sambil mengelus punggung Franc.
“Iya Vyn, aku pasti akan telepon kamu nanti. Sampai bertemu lagi ya,” kata Franc sambil mengusap kepala Vyna.
Vyan hanya tersenyum dan berjalan pergi meninggalkan Franc sambil melambaikan tangan, “Sampai bertemu lagi, kak. Bye...”
“Bye Vyn, hati-hati dan jangan lupa telepon aku,” seru Franc sambil melambaikan tangannya.
Akhirnya Vyna dan Rama pun kembali ke Indonesia. Baru satu tahun menjalani kuliah, Vyna ingin agar kuliahnya pindah ke luar negri. Orang tua dan keluarganya pun terpaksa menyetujui keputusan Vyna tersebut, dengan alasan Ia ingin menjadi orang yang lebih mandiri dan tidak bergantung lagi kepada kedua orang tuanya.
Vyna memilih untuk melanjutkan kuliahnya tersebut di London University, karena menurutnya itu adalah kampus terbaik di kota London. Ia memilih kota London karena Ia pernah mengunjungi kota tersebut sehingga Ia merasa senang dan nyaman dengan suasana kota itu dan akhirnya memilih London sebagai tempat untuk melanjutkan studynya.
Pagi-pagi sekali Vyna beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya mengantarkan Vyna ke bandara, tak terkecuali sahabat baiknya Rama, Wisnu, dan Jenia.
Mereka tak kuasa menahan air mata karena harus berpisah dengan Vyna yang akan melanjutkan kuliahnya di London. Mereka pun melepas kepergian Vyna tersebut dengan air mata kebahagiaan.
“Kamu harus jaga diri baik-baik ya sayang. Mama sama papa pasti kangen banget sama kamu. Jangan lupa makannya yang teratur ya, jangan suka telat kalau makan nanti typus kamu kambuh lagi gimana. Mama sama papa disini pasti khawatir sekali sama kamu sayang,” ucap mama Vyna panjang lebar sambil menangis dan memeluk Vyna.
“Iya ma... pa... kalian tenang saja, aku pasti bisa jaga diri aku baik-baik. Dan aku juga janji sama mama dan papa akan jaga kesehatan. Sudah ya mama jangan nangis terus, aku jadi nggak tega buat ninggalin kalian,” kata Vyna sambil mengusap air mata mamanya, dan mengelus punggungnya.
SUARA PEMBERITAHUAN : “Pesawat tujuan London akan segera diberangkatkan, mohon kepada para penumpang agar segera masuk ke dalam pesawat. Terimakasih.”
Setelah berpamitan kepada semua keluarga dan sahabat yang mengantarnya ke bandara, Vyna segera memasuki pesawat dan terbang menuju London.
Selama dalam perjalanan menuju London, hatinya selalu gelisah karena memikirkan bagaimana jika Ia harus hidup disana sendiri dan jauh dari keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Apalagi Ia tidak memiliki seorang teman pun disana selain Franc. Tapi apakah Franc masih mengenalinya dan menganggapnya sebagai teman seperti yang Franc katakan bahwa ia tidak akan melupakan Vyna sebagai sahabat terbaiknya? Pertanyaan itu yang selalu terngiang di benak Vyna.
Ia sendiri pun masih menyimpan perasaan cintanya yang belum sempat ia ungkapkan kepada Franc. Bahkan perasaan itu semakin hari semakin dalam hingga ia pun tidak dapat melupakan Franc sedikit pun dari ingatannya.
Beberapa jam pun berlalu hingga akhirnya ia mendarat di London. Sesampainya di bandara London, Ia langsung mencari taksi seperti yang pernah Ia tumpangi bersama Rama ketika pertama kali mereka ke London satu tahun yang lalu. Kemudian menuju apartemen yang ia sewa untuk beberapa tahun ke depan selama Ia kuliah di London.
Setelah sampai di apartemen yang ia sewa, Vyna membersihkan dirinya kemudian membereskan pakaian serta barang-barangnya untuk di letakkan ditempatnya.
“Huuh! Ternyata tinggal sendiri di apartemen susah juga ya, mesti beres-beres kamar sendiri, apa-apa sendiri. Coba kalau di rumah pasti semuanya pembantu yang ngerjain. Hmm….. semoga aja aku bisa betah tinggal disini,” gumam Vyna pada dirinya sendiri.
Setelah selesai merapikan semua pakaian dan barang-barangnya, Vyna keluar dari apartemen dan pergi ke supermarket terdekat untuk membeli barang-barang kebutuhannya sehari-hari selama di London.
Takdir seakan membawa Vyna kembali pada cinta lamanya, meskipun ia telah mencoba pergi dari London. Selalu ada alasan untuknya kembali ke tempat yang penuh cinta baginya.
Ketika ia sedang melihat-lihat barang yang akan dibelinya, tidak sengaja ia bertabrakan dengan seorang pria. Tanpa ia duga, ternyata pria tersebut adalah Franc lelaki yang selama ini ia cintai. Ini adalah pertemuan pertama mereka sejak berpisah satu tahun yang lalu.

Komentar Buku (84)

  • avatar
    FaezyamahardikaEja

    aku sangat senang dengan membaca buku ini juga bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka adalah orang yang tidak bisa menjadi salah satu yang tidak dapat di operasi yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah dasar n

    18d

      0
  • avatar
    Farah John

    Sangat mengkagum kan

    17/12

      0
  • avatar
    JAYA MANDIRIRIZKI

    ok ok

    15/07/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru