logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

BAB 4 ~ Orang kedua

“Aku juga kak, bye,” jawab Vyna sambil berjalan mengikuti Rama.
Ketika Vyna dan Rama sedang menikmati makanan yang mereka pesan, tiba-tiba Franc dan Dave datang. Mereka pun sarapan bersama seperti sebelum-sebelumnya. Saat mereka sedang menikmati makanan yang mereka pesan masing-masing tiba-tiba seorang wanita muncul dan menghampiri mereka.
“Franc!” panggil seorang wanita yang berjalan menghampiri Franc.
“Car... Carla... Ngapain kamu disini?” cemas Franc dengan muka yang sangat terkejut.
Vyna, Rama, dan Dave pun hanya terdiam menyaksikan Franc dan Carla. Carla adalah kekasih Franc yang tinggal di Spanyol, Franc sangat terkejut dengan kedatangannya. Karena ia tidak menyangka kekasihnya itu akan mengunjunginya tanpa memberitahu ia terlebih dahulu.
“Guys, ini Carla kekasihku,” ujar Franc sambil memperkenalkan Carla dengan Vyna, Rama, dan Dave.
“Hai semuanya,” sapa Carla kepada mereka.
“Hai...” Mereka bertiga menjawabnya dengan serentak.
“Sayang, kamu buat aku terkejut. Kenapa kamu nggak kasih tau aku dulu kalo mau kesini?” kata Franc sambil berpelukan dan cipika-cipiki kemudian mempersilakan Carla untuk duduk disampingnya.
“Iya maaf, aku nggak kasih tau kamu dulu. Aku kesini karena ada hal yang sangat penting yang ingin aku bicarakan sama kamu. Tapi tidak disini, bisakah kita pergi dan bicara berdua di rumahmu saja?” ucap Carla dengan tatapan memohon.
Mereka berdua pun pergi meninggalkan Vyna, Rama, dan Dave, kemudian menuju rumah Franc. Sesampainya di rumah Franc, Carla pun menjelaskan untuk apa sebenarnya tujuan kedatangannya ke London.
“Ok, aku akan langsung menjelaskan apa tujuanku kesini,” kata Carla meminta persetujuan Franc.
“Baiklah, sayang. Langssung saja kamu jelaskan padaku ada apa sebenarnya?” tanya Franc penasaran.
“Sebelumnya, aku benar-benar minta maaf sama kamu. Karena aku mau...” Carla menggantungkan kalimatnya dengan ragu akan mengatakannya pada Franc.
“Mau apa sayang?” tanya Franc lagi tak sabar.
“Aku mau kita putus Franc,” kata Carla dengan cepat.
“Apa? Putus? Kenapa?” cecar Franc tak sabar ingin mengetahui alasan Carla memutuskannya, “Apa ada kesalahan yang aku lakuin ke kamu sampai kamu minta putus dari aku?” lanjutnya, sambil memutar kedua bahu Carla agar menatapnya.
“Bukan itu Franc, kamu sangat baik denganku dan kamu tidak pernah menyakiti hatiku. Tapi aku minta maaf, aku tidak bisa membohongi diriku sendiri kalau sebenarnya aku tidak mencintaimu. Dan aku tidak ingin membuatmu kecewa apalagi terluka, maka dari itu aku minta putus dari kamu,” kata Carla berusaha menjelaskan apa yang sedang hatinya rasakan, tanpa menatap mata Franc.
“Tapi aku sangat mencintaimu Car, apa ada laki-laki lain sehingga kau tega meninggalkanku seperti ini?” Franc berusaha meredam kecewanya.
“Sebenarnya… memang ada laki-laki lain yang lebih aku cintai dan sebentar lagi aku akan menikah dengannya. Karena, saat ini aku sedang mangandung anaknya Franc,” jawab Carla dengan menunduk sambil menahan air matanya
“Apa? Jadi sekarang kamu sedang hamil anak laki-laki lain?” Franc mengulang pernyataan Carla padanya, ia tak percaya wanita yang sangat dicintainya tega menghianatinya.
“Franc aku mohon aku benar-benar minta maaf. Aku memang salah karena aku sudah selingkuh dari kamu, aku benar-benar minta maaf Franc. aku menyesal.”
Air mata yang sedari tadi ditahan akhirnya lolos begitu saja dari mata Carla. “Tolong maafkan aku, karena aku tidak akan bisa menikah dengannya begitu saja sebelum kamu memaafkanku Franc...,” pinta Carla dengan berlutut memegang tangan Franc dan memohon-mohon.
Franc pun menepis tangan Carla, “Ya sudahlah, sudah terlambat juga kan. Aku memaafkanmu, aku terima kamu menikah dengannya dan meninggalkanku. Sebaiknya sekarang juga kamu pergi, aku mau menenangkan diri dulu.” Tanpa menunggu jawaban dari Carla, Franc berlalu menuju kamarnya.
Dikamarnya, Franc menangis meratapi hubungannya dengan Carla yang hanya tinggal kenangan. Ia sangat merasa hancur, wanita yang begitu ia cintai tega berselingkuh darinya hingga hamil anak lelaki lain.
Carla pun pergi meninggalkan Franc sendiri di rumahnya dan langsung pulang ke Spanyol.
Sementara itu Vyna yang sedang syok berat karena baru saja mengetahui bahwa Franc sudah mempunyai kekasih memutuskan untuk segera pulang ke Indonesia. Ia tidak ingin liburannya kacau karena memikirkan Franc dan kekasihnya.
Ternyata kebersamaan mereka selama ini membuat Vyna mulai menyukai Franc, Ia menyukainya lebih dari seorang penggemar kepada idolanya seperti perasaanya yang dulu.
Ia menyukai Franc sebagai seorang wanita yang mencintai seorang pria. Di sisi lain Rama yang sangat mencintai Vyna lebih dari seorang sahabat ia memutuskan untuk menyatakan cintanya kepada Vyna tanpa mempedulikan apakah Vyna mau menerimanya atau tidak. Ia pun mengajak Vyna untuk makan malam bersama di sebuah restoran mewah di London.
Waktu menunjukkan pukul 7 malam, seperti yang Rama rencanakan Ia akan mengajak Vyna makan malam di restoran yang mewah dan romantis. Mereka pergi dengan mobil yang di sewa oleh Rama menuju ke sebuah restoran.
Sesampainya di sana Vyna merasa sangat terkesan dengan restoran yang dipilih oleh Rama karena begitu mewah dan romantis.
“Wah... aku nggak nyangka deh, kenapa kamu ngajak aku ketempat semewah ini Ram?” tanya Vyna penasaran.
”Aku senang karena kamu juga senang aku ajak kesini. Aku ngajak kamu kesini karena ada sesuatu yang ingin aku bicarakan sama kamu,” jawab Rama sambil membukakan kursi untuk Vyna duduk.
“Hmm.. apa itu?” tanya Vyna semakin penasaran.
“Sebaiknya kita memesan makanan dulu, nanti baru kita bicarakan.”
Setelah memesan makanan dan menghabiskan semua makanan yang mereka pesan, Rama mulai menyatakan perasaanya kepada Vyna.
“Jadi begini Vyn, sebenarnya sudah sejak lama aku memendam perasan ini sama kamu, bahkan sejak kita SMA. Hanya saja baru kali ini aku berani mengungkapakan perasaan ku kepadamu. Kalau aku…” Dengan gugup Rama memberanikan dirinya untuk mengatakan, “Aku cinta sama kamu Vyna,” kata Rama akhirnya.
“Apa?” tanya Vyna dengan nada tidak percaya, sahabatnya berani menyatakan cinta padanya.
“Iya, aku cinta sama kamu, aku sayang sama kamu.”
Sambil memegang erat tangan Vyna untuk meyakinkannya, “Sejak dulu sampai sekarang perasaanku ke kamu nggak akan pernah berubah Vyn. Aku nggak peduli kamu mau terima cinta aku atau nggak, yang penting aku udah ungkapin semua perasaanku ke kamu. Aku nggak kuat kalau harus memendam perasaan ini terlalu lama Vyn, aku nggak sanggup,” kata Rama menjelaskan perasaannya yang ia pendam selama ini.
Vyna melepaskan tangannya dari genggaman tangan Rama, “Maaf Ram... tapi aku nggak bisa, aku nggak cinta sama kamu. Aku benar-benar minta maaf, aku harap kamu mengerti.”
“Kenapa Vyn? Aku sangat mencintai kamu, apa ada orang lain di hati kamu saat ini?”
“Hmmm.. iya, sebenarnya ada orang lain yang sangat aku cintai saat ini. Tapi aku harap kita tetap bisa menjadi teman baik, aku nggak mau karena masalah ini kamu jadi membenci aku.”
“Baiklah, kita akan tetap menjadi teman baik. Maaf ya, kalau aku sudah membuat kamu jadi nggak nyaman sama aku,” kata Rama sambil mengusap lehernya.
“Iya nggak papa Rama,” jawab Vyna dengan tersenyum.
Setelah selesai makan malam Vyna dan Rama kembali ke hotel tempat mereka menginap.

Komentar Buku (84)

  • avatar
    FaezyamahardikaEja

    aku sangat senang dengan membaca buku ini juga bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka adalah orang yang tidak bisa menjadi salah satu yang tidak dapat di operasi yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah dasar n

    18d

      0
  • avatar
    Farah John

    Sangat mengkagum kan

    17/12

      0
  • avatar
    JAYA MANDIRIRIZKI

    ok ok

    15/07/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru