logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

BAB 3 ~ Curhat

Keesokan harinya ketika Vyna dan Rama sedang mencari sarapan pagi, mereka tidak sengaja bertemu lagi dengan Franc yang kebetulan sedang mengunjungi temannya yang juga menginap di hotel tersebut. Nama teman Franc tersebut adalah Dave, ia juga berprofesi sebagai pemain sepak bola yang bermain di klub Spanyol FC BRAVO.
“Hay Vyn. Nggak nyangka ya kita bisa ketemu lagi, apa kabar kamu?” Franc merasa senang bisa bertemu lagi dengan Vyna.
“Hay kak. Iya nggak nyangka banget kita bisa ketemu lagi disini, kabar aku baik. Kakak sendiri gimana? Oh ya kakak ada perlu apa ya, pagi-pagi udah ada di sini?” tanya Vyna penasaran.
“Kabar kakak juga baik-baik aja. Ini, kakak kesini mau mengunjungi teman kakak namanya Dave dia juga pemain sepak bola. Kamu kenal kan?”
“Oh.. iya aku kenal. Kalau nggak salah dia temen kakak di Timnas Spanyol kan?” tanya Vyna.
“Yups exactly,” jawab Franc.
Mereka terus bercakap-cakap dengan asyiknya, hingga Vyna lupa kalau Rama juga ada bersamanya namun ia seolah tak mempedulikan keberadaanya dan terus berbincang-bincang bersama Franc. Tak lama kemudian, Dave muncul dan menghampiri mereka berdua yang sejak tadi asyik bercakap-cakap.
“Hay, bro. Udah lama nunggu ya?” sapa Dave pada Franc.
Dave dan Franc sudah seperti kakak dan adik, tak heran jika mereka sangat akrab layaknya kakak dan adik kandung. Franc sudah menganggap Dave seperti kakaknya sendiri begitu juga sebaliknya, Dave juga sudah menganggap Franc seperti adiknya sendiri.
“Iya. Udah lumayan lama sih. Tapi nggak papa aku kan nunggunya nggak sendiri. Oh ya kenalin kak ini temen aku Vyna. Vyn nih temen yang aku ceritain yang udah aku anggap kayak kakakku sendiri, Dave,” kata Franc memperkenalkan Dave pada Vyna.
Kemudian Vyna dan Dave saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri mereka masing-masing. Lalu Vyna memanggil Rama yang sejak tadi memperhatikan mereka dari kejauhan untuk diperkenalkan kepada Dave. Akhirnya mereka berempat sarapan pagi bersama di restoran hotel tersebut. Setelah selesai sarapan Franc dan Dave meminta izin untuk meninggalkan Vyna dan Rama karena mereka harus pergi untuk latihan.
Vyna dan Rama pun mempersilakan mereka untuk pergi, setelah itu Vyna dan Rama pergi untuk berjalan-jalan melihat keindahan kota London. Mereka sangat takjub dengan keindahan kota London, karena baru pertama kalinya mereka mengunjungi kota tersebut. Setelah puas berjalan-jalan hingga larut malam mereka pun kembali ke hotel untuk beristirahat.
Ketika Vyna akan beristirahat, tiba-tiba ponselnya berdering. Kemudian Ia melihat siapa yang meneleponnya larut malam begini, ternyata yang menelepon Vyna adalah Dave teman Franc yang tadi pagi diperkenalkan kepadanya.
“Hallo, Vyna. Apakah aku mengganggumu?”
“Maaf, kamu siapa ya? kenapa menelepon larut malam begini?” dengan sedikit menguap.
“Ini aku Dave, teman Franc. Apakah aku mengganggumu.”
Vyna pun langsung bangun dari tidurnya, “Oh kak Dave, nggak kok nggak papa. Kakak nggak ganggu sama sekali kebetulan aku juga belum tidur,” dusta Vyna, “Memangnya ada apa ya kak telepon jam segini?” tanya Vyna penasaran.
“Kita bisa ketemuan nggak sekarang? Ada yang ingin aku bicarakan Vyn, please... aku sangat membutuhkan bantuan kamu.”
“Memang harus ketemuan ya? kenapa nggak dibicarakan lewat telepon aja kak?” tolak Vyna dengan halus.
“Nggak bisa Vyn, kita harus ketemuan sekarang. Please...” ujar Dave memohon.
“Baiklah kalau memang kakak maunya gitu. Mau ketemuan dimana?”
“Di restoran hotel tempat kita sarapan tadi pagi. Gimana, bisa kan?”
“Oke, aku kesana sekarang.”
“Thanks banget ya Vyn.”
“Iya sama-sama Kak,” jawab Vyna lalu menutup teleponnya.
Setelah menutup telepon dengan Dave, Vyna langsung berganti pakaian dan bergegas menuju restoran hotel. Sesampainya di restoran hotel, ia sudah ditunggu oleh Dave yang ternyata sudah sejak tadi menunggu kedatangannya. Di sana Dave menceritakan semua permasalahan rumah tangganya yang sedang ia hadapi kepada Vyna. Ternyata Dave sedang mengalami masalah rumah tangga dengan istrinya.
Vyna mendengar semua cerita Dave kepadanya dengan seksama dan ia juga selalu memberi nasihat dan solusi kepada Dave agar lebih bersabar dan jangan terlalu gegabah dalam mengambil keputusan.
“Thanks banget ya Vyn, kamu udah mau mendengar semua curhatan aku ke kamu. Karena aku nggak tahu harus cerita sama siapa lagi masalah aku ini, kamu tahu sendiri kan Franc orangnya sibuk banget makanya aku nggak mau tambah lagi dengan masalah aku ini.”
“Iya, kak sama-sama. Aku juga senang bisa membantu kakak.”
Merekapun menghabiskan malam tersebut berdua dengan bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing. Baru sebentar berkenalan, mereka sudah sangat akrab sekali. Begitulah Vyna ia mudah sekali akrab dengan lelaki, tetapi kenyataanya sampai sekarang Ia belum mempunyai kekasih. Padahal banyak laki-laki yang ingin menjadi kekasihnya, tapi begitulah Vyna jika Ia belum menemukan orang yang benar-benar cocok dan sesuai dengan keinginan hatinya, Ia tak kan menerima laki-laki itu begitu saja.
Karena ia masih trauma dengan cinta pertamanya yang rela meninggalkannya demi bersama dengan wanita lain. Sejak itu ia tidak pernah lagi mempunyai kekasih dan ia juga akan lebih berhati-hati lagi dalam mencari seorang kekasih yang sesuai dengannya.
“Maaf kak, aku harus kembali ke kamar. Aku udah ngantuk banget. Aku tinggal kakak sendiri nggak papa kan?” tanya Vyna memastikan.
“Iya nggak papa kok kalau kamu memang mau kembali ke kamar kamu. Atau kamu mau kakak antar?”
“Nggak usah kak, makasih. Ya udah aku duluan ya kak, Good night,” pamit Vyna sambil berjalan meninggalkan Dave.
“Ya, good night too and have a nice dream ya Vyn,” balas Dave.
Vyna pun kembali ke kamarnya sementara Dave masih di restoran untuk menghabiskan minumannya seorang diri.
Keesokan harinya seperti biasa Franc selalu mengunjungi Dave untuk sekedar sarapan pagi bersama. Ketika ia akan menuju kamar Dave, ia bertemu dengan Vyna dan Rama yang akan menuju restoran hotel tersebut untuk mencari sarapan pagi.
“Vyna, apa kabar? Rama, kamu juga?” tanya Franc dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.
“Kak Franc, kita berdua baik-baik saja. Iya kan Ram?” jawab Vyna menyenggol lengan Rama.
“Ehmm.. iya kita berdua baik-baik saja, kamu ngapain pagi-pagi udah kesini. Mau ketemu Dave lagi ya?”
“Iya aku kesini mau menemui Dave, aku mau mengajaknya sarapan pagi bersama. Kalian sendiri mau pergi kemana pagi-pagi begini?”
“Kita mau ke restoran kak, mau cari sarapan pagi.”
“Oke, kita duluan ya Franc,” ujar Rama sambil menarik tangan Vyna untuk segera meninggalkan Franc.
“Oke bye. Senang bisa bertemu dengan kamu Vyn,” ucap Franc sambil tersenyum.

Komentar Buku (84)

  • avatar
    FaezyamahardikaEja

    aku sangat senang dengan membaca buku ini juga bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka adalah orang yang tidak bisa menjadi salah satu yang tidak dapat di operasi yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah dasar n

    18d

      0
  • avatar
    Farah John

    Sangat mengkagum kan

    17/12

      0
  • avatar
    JAYA MANDIRIRIZKI

    ok ok

    15/07/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru