logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

BAB 2 ~ Pertemuan dengan sang idola

Bulan demi bulan telah berlalu, tanpa terasa libur semester pun tiba. Vyna memutuskan untuk pergi berlibur ke London. Ia ingin mengajak keluarganya untuk pergi berlibur bersama dengannya, namun karena orang tua dan kakaknya sangat sibuk mau tak mau ia harus pergi berlibur sendiri.
Karena ia tak ingin kesepian selama berada disana, maka ia pun mengajak sahabat-sahabatnya untuk pergi bersama. Namun Wisnu dan Jenia ternyata sudah memiliki rencana sendiri, dan hanya Rama yang belum mempunyai rencana untuk liburannya.
“Sayang banget ya Ram, padahal aku pengen banget kita bisa pergi liburan rame-rame. Tapi, Wisnu sama Jenia udah punya rencana sendiri. Kamu sendiri gimana Ram, udah punya rencana buat libur semester?”
“Iya, padahal kalau kita perginya rame-rame kan seru ya. Aku belum ada rencana nih, memangnya kenapa Vyn?”
“Hmm... gimana kalau kamu ikut aku aja liburan ke London. Soalnya aku nggak ada temennya, keluarga aku sibuk semua jadi aku sendiri. Gimana, mau nggak?” tawar Vyna pada Rama.
“Boleh boleh. Aku ikut kamu ya, kapan kita berangkatnya?” jawab Rama antusias.
“Kalau kamu setuju, aku bisa pesan tiket pesawatnya sekarang. Jadi kita bisa berangkat secepatnya, gimana?” sambil mencari tiket lewat online dengan hp nya.
“Ok Vyn, Aku setuju,” ucap Rama tak sabar.
Hari yang mereka tentukan pun telah tiba, dan mereka berangkat ke London dengan menggunakan pesawat. Beberapa jam berlalu, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan mereka, London.
“Wah... bagus banget ya Ram kota ini. Pasti nyesel banget deh mereka nggak ikut kita liburan ya,” ucap Vyna takjub sambil melihat-lihat pemandangan kota London dari dalam mobil.
“Iya, udaranya juga sejuk banget. Lalu lintasnya juga tertib, nggak kayak di Jakarta pasti kalau sore gini udah macet deh.”
Di tengah perjalanan menuju hotel tempat mereka akan menginap, mereka melewati sebuah stadion sepak bola yang tak lain bernama Glory stadium. Glory stadium merupakan basecamp dari salah satu club Inggris yang mempunyai sebutan “The Glorys” yaitu GLORY FC.
“Bagus banget itu Vyn stadionnya, pengen deh kapan-kapan kita bisa nonton pertandingan sepak bola langsung di stadion itu,” ucap Rama dengan menunjuk ke arah GLORY STADIUM.
“Boleh, kenapa nggak. Aku juga pengen banget nonton pertandingan sepak bola langsung di stadion,” jawab Vyna antusias.
“Ok, kalau besok ada pertandingannya kita nonton ya?” kata Rama sambil mengacak-acak rambut Vyna gemas.
“Ok deh bos,” ungkap Vyna dengan mengacungkan kedua jempolnya.
Tak lama kemudian mereka pun sampai di hotel tempat mereka akan menginap. Vyna dan Rama langsung menuju kamar mereka masing-masing untuk beristirahat. Setelah beristirahat sejenak, mereka memutuskan untuk keluar mencari makan malam.
Karena tidak tahu akan pergi kemana, mereka pun tersesat dan tidak sengaja mereka sampai di depan Glory stadium. Karena tidak ingin tersesat lebih jauh, akhirnya mereka masuk ke dalam stadion tersebut.
Di dalam stadion mereka menjumpai sebuah kafe, karena mereka sangat lapar akhirnya mereka makan malam di kafe tersebut. Lalu, setelah selesai makan malam mereka berkeliling di stadion itu dan bertemu dengan pemain-pemain dari GLORY yang kebetulan mereka sedang berlatih saat itu.
“Beruntung sekali kita, bisa datang di saat mereka sedang berlatih. Kita bisa meminta foto atau tanda tangan mereka langsung tanpa berdesak-desakan seperti waktu pertandingan loh Vyn,” kata Rama dengan menjelaskan pada Vyna.
“Yang benar kamu Ram? Kalau gitu nanti tolong mintakan buat aku foto sama tanda tangan salah satu pemainnya ya. Please... Kamu tahu kan aku ngefans banget sama mereka,” rayu Vyna pada Rama sambil bergelayut di lengan Rama.
“Iya, tenang aja kalau sama Rama semua pasti bisa,” jawab Rama dengan mengelus rambut Vyna.
“Idih... Sombong banget sih. Iya dech percaya, tolong mintakan ya beneran loh,” tunjuk Vyna pada Rama.
“Iya... Aku mintakan sekarang nih buat kamu.” Rama pun berjalan menghampiri Franc yang sedang beristirahat.
Atas permintaan Vyna, Rama meminta foto dan tanda tangan salah satu pemain dari GLORY. Dan pemain tersebut adalah Franc Leandro, ia adalah kapten tim GLORY yang berasal dari Spanyol.
(Anggap saja percakapan ini dalam bahasa Inggris ya, tapi sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia untuk mempermudah pembaca)
“Maaf, permisi sebentar. Boleh saya minta foto dan tanda tangan anda?” tanya Rama sambil berjalan menghampiri Franc lalu memberikan sebuah buku dan bolpoin.
“Oh.. ya… tentu saja boleh,” sambil tersenyum, Franc pun segera menandatangani buku yang diberikan oleh Rama.
Vyna hanya melihat mereka dari kejauhan. Kemudian Rama memanggilnya untuk berfoto bersama Kapten tim tersebut. Langsung saja Vyna menghampiri mereka dengan perasaan yang tidak menentu, karena baru pertama kalinya Ia bertemu dengan idolanya tersebut.
Ia tidak menyangka bisa bertemu dan bertatap muka langsung dengan idolanya, Franc Leandro. Meskipun dengan perasaan sedikit canggung, Vyna pun memberanikan diri untuk mendekat menghampiri Rama dan Franc.
Dengan sedikit berbisik, Vyna berkata kepada Rama, “Iya, kenapa Ram?”
“Ini, katanya kamu minta foto bareng idola kamu. Sekarang udah ada di depan mata loh, buruan sana deketin dia biar aku yang foto kalian berdua,” ucap Rama menjelaskan.
“Kamu apaan sih, masa aku yang deketin dia duluan kan malu tau,” dengan sedikit berbisik pada Rama.
“Tadi katanya mau foto bareng, gimana sih,” jawab Rama sedikit kesal dengan ulah sahabatnya itu.
Franc yang tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka. Lalu ia menghampiri Vyna dan Rama yang sedang berdebat.
“Permisi, bukannya saya mengganggu pembicaraan kalian. Tadi kalau tidak salah ada yang ingin meminta foto dengan saya?” tanya Franc pada Rama dan Vyna.
”Iya, ini teman saya. Dia adalah penggemar berat GLORY terutama karena ada kamu. Saya Rama dan ini teman saya Vyna, kami dari Indonesia,” jelas Rama memperkenalkan dirinya dan Vyna kepada Franc.
“Oh, begitu rupanya. Hay Vyna perkenalkan saya Franc. Apa benar yang diucapkan teman kamu tadi yang mengatakan kalau kamu adalah penggemar berat GLORY terutama, karena ada saya?” tanya Franc sambil mengulurkan tangannya pada Vyna yang sedari tadi hanya terdiam menatapnya.
Vyna pun tersipu malu mendengar ucapan idolanya tersebut dan dengan agak malu-malu ia pun menjawab.
Dengan canggung Vyna menjabat tangan Franc. “Hay Mr.Franc, aku Vyna. Senang bisa bertemu langsung dengan Mr.Franc,” sambil mengusap lehernya yang tidak gatal.
“Saya juga senang bisa bertemu dengan penggemar saya dari Indonesia. Emm... kamu belum menjawab pertanyaan saya tadi.”
Refleks Vyna melepas jabatan tangan mereka, “Oh ya, maaf... Iya saya memang penggemar berat GLORY terutama karena ada anda,” jawab Vyna dengan tersipu malu.
“Benarkah? Saya merasa tersanjung sekali. Terima kasih ya, kamu sudah menjadi fans saya dan tim saya.”
“Iya, sama-sama,” balas Vyna dengan menampakkan senyum terbaiknya.
Vyna, Franc dan Rama pun berbincang-bincang, mereka terlihat sangat akrab sekali terutama Vyna dan Franc. Kecanggungan bertemu dengan Franc, yang dirasakan oleh Vyna tadi terasa hilang seketika seiring perbincangan yang mereka lakukan sehingga Vyna merasa lebih rileks lagi. Tidak terasa waktu pun menunjukkan pukul 11 malam. Vyna dan Rama berpamitan kepada Franc untuk kembali pulang ke hotel tempat mereka menginap.
“Ok, udah malem nih Mr. kita pamit pulang dulu ya.”
“Kamu kok panggil aku Mr. sich? Aku masih muda, lagipula kelihatannya umur kita juga nggak jauh berbeda kan. Panggil kakak saja ya, mau kan kamu panggil aku kakak?”
“Baiklah, Mr. Ehmm... maksud aku…. Kakak,” ujar Vyna sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.
Vyna dan Rama akhirnya pulang menuju hotel tempat mereka menginap. Vyna merasa sangat senang sekali karena dia bisa bertemu dengan idolanya yang selama ini hanya bisa ia impikan. Setelah itu mereka menuju kamarnya masing-masing untuk beristirahat.

Komentar Buku (84)

  • avatar
    FaezyamahardikaEja

    aku sangat senang dengan membaca buku ini juga bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka adalah orang yang tidak bisa menjadi salah satu yang tidak dapat di operasi yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah dasar n

    18d

      0
  • avatar
    Farah John

    Sangat mengkagum kan

    17/12

      0
  • avatar
    JAYA MANDIRIRIZKI

    ok ok

    15/07/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru