logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 3 Apa Itu Keluarga?

Kata Ibu, kalo lelah istirahat aja, gak boleh menyerah.
____________________
Reza memarkirkan mobilnya di begasi rumahnya. Ia pun melepas sabuk pengamannya diikuti dengan Septhian. Dan mereka pun keluar dari mobil secara bersamaan.
"Gue cabut aja ya, bokap gue takut marah," pamit Septhian.
"Yaudah sana lo balik." Septhian mengangguk.
"Thank you bro." Septhian menepuk pundak Reza dan langsung pergi untuk pulang. Reza hanya bisa menatap dari kejauhan tubuh Septhian dan ia pun memutuskan untuk masuk kerumah.
Septhian sudah berada didepan pintu rumahnya, ia pun mencoba untuk membuka pintu rumahnya. Namun, pintunya dikunci dari dalam oleh Ayahnya.
Tok... Tok... Tok...
"Assalamualaikum Bu." salam Septhian. Tapi, tidak ada orang yang meresponnya sama sekali.
"Bu..." panggil Septhian sambil mengintip kearah jendela.
Namun saat Septhian mengintip dari arah jendela, tidak ada seorang pun didalam rumahnya. Ia merasa heran kemana perginya Ayah dan Ibunya.
Septhian segera mengeluarkan handphonenya dan mencari nomor Ibunya untuk ia menelpon nomornya.
Septhian terus mondar-mandir seperti orang yang kebingungan. Nomor Ibunya tidak aktif dan susah untuk dihubungi. Ia tidak tau harus tidur dimana, kecuali di mobil.
"Masa harus di mobil?" gumamnya. Ia pun berusaha untuk mencari cara agar bisa masuk kedalam rumah. Namun hasilnya sia-sia. Tidak ada cara satu pun untuk masuk. Tanpa pikir panjang, Septhian segera masuk kedalam mobil.
Untung saja Septhian membawa kunci mobil cadangan. Karena, dimana ada kunci motor, disitu ada kunci mobil.
"Gak ada pilihan lagi gue." Septhian mengambil bantal beserta selimut yang sudah disediakan didalam mobilnya. Dan ia pun memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya.
*****
Tok... Tok... Tok...
Seseorang mengetuk pintu kaca mobil, Septhian pun segera bangun dari tidurnya. Karena ia menyadari bahwa ada seseorang diluar mobilnya. Ia pun segera melihat dari arah kaca siapa orangnya.
"Woy buka!!" bentak Reza dari arah luar. Dengan cepat Septhian menurunkan kaca mobilnya.
"Ngapain sih lo?" tanya Septhian sambil mengucek matanya.
"Lo gak mau kesekolah? Udah jam setengah tujuh bego!" pekik Reza.
"Iya kah? Gue mau tidur aja." ucap Septhian, lalu ia kembali menidurkan badannya. Dengan cepat Reza membuka pintu mobil Septhian dan segera menarik tubuhnya agar cepat bangun.
"Lo harus sekolah," ketus Reza. Ia menggoyang-goyangkan tubuh Septhian dengan kencang, hingga akhirnya tidurnya terganggu olehnya.
"Iya! Bawel amat sih lo." gerutu Septhian. Ia pun segera keluar dari mobilnya.
"Rumah gue kan di kunci, gue mandi dimana?" tanya Septhian dengan binggung.
"Dirumah gue ayok," ajak Reza. Ia menarik paksa tangan Septhian, hingga Septhian hampir terjatuh olehnya.
"Lepasin! Pintu mobil belum ditutup!!" timpal Septhian. Reza pun melepaskan genggaman tangannya. Septhian pun segera kembali ke mobilnya untuk mengambil handphonenya lalu menutup pintu mobilnya. Dan ia pun kembali menghampiri kearah Reza.
Reza pun mengajak Septian masuk kedalam rumahnya, agar Septhian mandi dan bisa berangkat kesekolah bersamanya.
"Ini handuk nya," Reza memberikan handuk kepada Septhian. Dan ia pun menerima handuk yang diberi oleh Reza.
"Gue langsung mandi ya." Reza mengangguk. Lalu Septhian pun bergegas untuk masuk kedalam kamar mandi.
"Jangan lama lo!!" timpal Reza.
"Iya." balas Septhian.
Saat Reza menunggu Septhian selesai mandi, ia baru menyadari tentang baju seragam milik Septhian.
"Dia kan seragamnya ada dirumahnya, gimana cara ngambilnya?" tanya Reza kepada dirinya sendiri.
"Lo harus ngambil dong Za, bego banget sih," lanjutnya, dan dengan cepat pun Reza segera pergi menuju rumah Septhian.
Tok... Tok... Tok...
"Permisi..." ucap Reza dengan sopan. Tanpa harus menunggu lama, pintu rumah Septhian terbuka.
"Eh ada Reza, ada apa ya?" tanya Celia dengan ramah dan dihiasi senyuman manisnya.
"Ini tante, Reza izin ngambil baju seragam Septhian gak? Sama tas nya kalo bisa." pinta Reza.
"Boleh dong, ayok ikut tante aja kedalam. Biar kamu yang cari seragamnya." ucap Celia. Reza mengangguk dan segera masuk kedalam rumah Septhian.
Celia membuka pintu kamar Septhian. Ia mengajak Reza untuk masuk kedalam kamar Septhian. Agar ia bisa memilih baju seragam yang mana yang akan dipakai oleh Septhian.
"Silahkan dicari aja bajunya." ucap Celia sambil membuka lemari baju milik Septhian. Reza pun mencari baju seragamnya dan mengambilnya.
"Yang ini tante," sahut Reza sambil mengangkat seragam sekolah milik Septhian.
"Tante sebelumnya minta maaf, bisa keluar terlebih dahulu?" tanya Reza. Celia pun mengangguk.
"Bisa, emangnya kamu mau ngapain?"
"Gak apa-apa, sebentar aja kok." Reza tersenyum kearah Celia, agar Celia tidak begitu curiga dengannya.
Sebenarnya Reza hanya ingin mengambil pakaian dalam Septhian. Dan Celia tidak boleh melihatnya.
"Oke, tante keluar ya." Reza mengangguk. Dan Cela pun segera keluar dari kamar Septhian. Tidak lupa menutup rapat pintu kamarnya.
Reza melirik kearah pintu, ia memastikan bahwa Celia tidak mengintipnya sama sekali.
Reza pun segera mengambil tas Septhian. Ia memasuki beberapa pakaian yang akan digunakan Septhian, tidak lupa memasukkan pakaian dalamnya juga.
Setelah memastikan semuanya beres. Reza segera memasukkan buku pelajaran sesuai mata pelajaran yang akan dibahas hari ini. Tidak lupa memasukkan kamus bahasa Turki. Karena Septhian bercita-cita ingin pergi ke Turki dan mendapatkan biasiswa disana.
Sesudah memasukkan seragam sekolahnya beserta buku pelajaran. Reza segera untuk keluar dari kamar Septhian.
"Udah ambil seragamnya?" tanya Celia.
"Udah tante, terima kasih banyak ya." jawab Reza. Celia mengangguk dan Reza pun segera keluar dari rumah Septhian. Tapi saat ia baru keluar dari rumah Septhian, tiba-tiba...
"Reza..." panggil Celia. Reza pun segera menoleh kearah belakang.
"Iya? Ada apa Tante?" Celia segera menghampiri Reza.
"Ini udah jajan buat Septhian." Celia memberikan sedikit uang kepada Reza. Ia menitipkan uangnya kepada Reza untuk Septhian.
"Oke, makasih Tante." Celia mengangguk dan Reza pun segera pergi kearah rumahnya.
Sedangkan disisi lain, Septhian baru saja keluar dari kamar mandi. Ia merasa kebingungan, ia takut dirinya ditinggal pergi kesekolah.
"Rez–" belum selesai bicara, tiba-tiba sosok Reza muncul dihadapannya.
"Apa."
"Kemana aja lo?" tanya Septhian. Reza membalikkan posisi tas Septhian dari belakang kedepan. Ia pun mengeluarkan baju seragamnya, agar Septhian memakai seragamnya saat kesekolah.
"Seragam lo." Reza memberikan seragam sekolahnya kepada Septhian. Sedangkan Septhian hanya menatap heran kearah Reza.
"Lo dapet darimana seragam gue?" tanya Septhian.
"Dari rumah lo lah, masa dari tempat sampah! Gak jelas banget sih," jawab Reza.
"Mendingan gini deh, lo ganti baju dan kita langsung kesekolah. Kalo ngebacot terus gak ada ujungnya." lanjut Reza dan langsung memberikannya dengan paksa. Septhian pun segera untuk mengganti bajunya.
Reza pun pergi keruangan tengah. Ia mendudukkan dirinya di sofa yang begitu empuk dan ia pun memainkan handphonenya sambil menunggu Septhian kelar mengganti bajunya.
Reza begitu asik memainkan instagramnya. Ia melihat beberapa postingan idola kesukaannya. Dan tidak lama pun Septhian muncul dari hadapan Reza.
"Gue udah," ujar Septhian. Reza pun menatap lekat kearahnya dari atas kepala sampai kebawah kaki.
"Ayok kita pergi." ajak Reza.
"Tunggu..." perintan Nova. Nova merupakan Ibu kandung Reza. Mereka berdua pun yang tadinya ingin berjalan menuju luar rumah, tapi langkahnya dihentikan oleh Nova.
"Ini bekal untuk kalian berdua." ucap Nova, dengan sopan. Reza pun mengambil makanan pemberian Ibunya.
"Makasih banyak Bu, kita berangkat dulu ya." pamit Reza tidak lupa menyalimi tangannya diikuti dengan Septhian.
"Hati-hati dijalan ya."
"Iya Bu."
Septhian duduk kursi depan rumah Reza. Karena ia belum memakai sepatunya.
"Sepatu gue mana?" tanya Septhian.
"Di tas lo." Septhian dengan cepat membuka tasnya dan mengambil sepatunya. Ia pun segera untuk memakai sepatunya.
"Cepetan!" pekik Reza.
"Iya bentar," Septhian mengikat tali sepatu kirinya dengan bentuk pita.
"Udah." Septhian segera berdiri dari duduknya. Mereka berdua pun segera untuk memasuki mobil, tidak lupa memakai sabuk pengamannya.
"Udah siap?" tanya Reza. Septhian mengangguk sebagai jawabannya. Dengan cepat Reza menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang untuk menuju kearah sekolah.

Komentar Buku (83)

  • avatar
    AzkiaFebi

    bagus

    30/05

      0
  • avatar

    KERENN BANGETTTT

    26/05

      0
  • avatar
    Puspita SariAnita

    𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒖𝒑𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒈𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒈𝒆𝒏𝒖𝒔

    04/05

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru