logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 2 Kata Hati

Gue gak benci Ayah. Cuman, gue benci sikapnya!! Karena dia selalu ngelarang gue lakuin apapun yang gue mau.
____________________
Menempuh perjalanan begitu jauh. Akhirnya Septhian telah sampai didepan markasnya. Ia memarkirkan motornya didepan halaman markasnya.
Septhian turun dari motornya. Tidak lupa membuka helmnya, dan menyimpannya diatas jok motor miliknya.
Septhian pun segera masuk kedalam markasnya. Didalam markasnya terdapat para teman-temannya sedang berkumpul. Semuanya ada didalam markas.
"Woy bro." ucap Brahma. Sambil mengangkat satu tangannya keatas. Ia menyambut Septhian dengan ceria. Semua temannya menoleh kearah Septhian yang baru saja masuk kedalam markas.
"Apa kabar, bro?" tanya Jason. Septhian bersalaman dengan temannya satu persatu. Lalu duduk dikursi yang kosong disamping Brahma.
"Baik dong." jawab Septhian. Jack pun tersadar, bahwa diarea bibir Septhian terdapat luka.
"Bibir lo kenapa?" tanya Jack sambil menunjuk kearah luka yang ada diarea bibir Septhian. Jason dan Brahma pun menatap serius kearah luka bibir Septhian.
Septhian memegang lukanya. Ternyata darahnya masih mengalir diarea bibirnya.
"Biasa, di tonjok bokap tadi."
"Lo buat masalah apa lagi? Sampe ditonjok gitu sama bokap lo," ujar Jason.
"Ada minum?" Septhian mengalihkan pertanyaan dari Jason. Jack pun berdiri dari duduknya, dan mengambil satu botol minum yang sudah disediakan di dalam kardus buat para anggota gengnya untuk minum.
Jack pun memberikan botolnya ke Septhian. "Nih minumnya." dengan cepat Septhian mengambilnya dan meminum air tersebut.
"Makasih," Jack hanya menjawab dengan sebuah anggukan.
"Jadi gini... Gue males dirumah denger Ibu sama bokap gue ribut terus. Jadi, gue mutusin buat pergi ke markas dibanding dirumah," jelas Septhian.
"Orang tua lo ribut lagi?" tanya Brahma. Septhian mengangguk. Para temannya sudah mengetahui kalau Septhian sering ribut rumah tangganya.
"Udah gak usah di pikirin, sekarang kita balapan yok." ajak Septhian. Ia bangkit dari duduknya dan pergi menuju luar markas.
Teman-temannya pun mengangguk dan ikut keluar dari markas. Mereka semua menaiki motornya masing-masing, tidak lupa memakai helm agar terhindar dari kecelakaan.
Mereka berempat melajukan motornya menuju tempat balapan.
*****
Mereka berempat kini sudah berada ditempat balapan. Semua temannya sudah siap, begitu juga dengan grid girl.
"Kalian sudah siap?" Mereka semua mengangguk dan menyiapkan diri untuk segera balapan.
"1...2...MULAI." grid girl pun menurunkan benderanya. Pertanda bahwa balapan sudah resmi untuk mulai. Mereka berempat pun melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Saat ini yang diposisi pertama yaitu Jason, posisi kedua ada Septhian, posisi ketiga ada Brahma dan keempat ada Jack.
"Gue bakal jadi posisi pertama," gumam Septhian. Ia pun mengencangkan gas motornya dengan kecepatan 120m/h.
Septhian pun berada diposisi pertama saat ini. Ia merasa senang saat dirinya diposisi pertama. Dan akhirnya...
Septhian yang menjadi juaranya. Ia mendapati posisi pertama digaris finis. Sedangkan yang diposisi kedua yaitu Brahma, posisi ketiga Jason dan yang keempat masih Jack.
Septhian menghentikan motornya, ia melepaskan helmnya dan segera menghampiri teman-temannya.
"Gue juara ya." ucap Septhian dengan bangga. Mereka bertiga pun mengangguk.
"Gila, lo kenceng banget bawanya tadi," sahut Jason sambil bertepuk tangan.
"Mesti dong, ayok balapan lagi." ajak Septhian. Ia merasa bahwa dirinya belum begitu puas dengan balapan ini.
"Gue cabut ya, disuruh nyokap pulang," ujar Jack.
"Yaudah lo gak ikutan berarti," sahut Septhian.
"Kalian ikutan juga?" tanya Septhian ke Brahma dan Jason. Mereka berdua pun menggelengkan kepalanya.
"Gue ada janji sama doi." jawab Jason.
"Gue juga," ujar Brahma.
"Yaudah, hati-hati kalian dijalan. Gue juga mau pulang deh." mereka bertiga mengangguk, lalu pergi meninggalkan Septhian sendirian. Septhian pun segera memakai helmnya dan menjalankan motornya untuk pulang.
*****
Septhian sudah berada dihalaman rumahnya, ia menghentikan motornya dan melepaskan helmnya. Ia sedang menatap kearah Reza yang baru saja keluar dari rumahnya dan ingin menaiki mobilnya.
"WOY!!" teriak Septhian. Reza pun menoleh kearah sumber suara, ternyata itu adalah Septhian yang sedang duduk di jok motornya.
"APA!?" balas Reza.
"Mau kemana lo?" tanya Septhian. Ia begitu penasaran dengan kepergian Reza.
"McDonald's, mau ikut gak lo?"
"Ikut, tunggu gue, Za."
"Cepetan!!"
"Iya." Septhian pun segera memasukkan motornya kedalam bagasi. Setelah itu, ia berlari kearah Reza.
"Ayok naik," ajak Reza. Septhian mengangguk, lalu segera naik kedalam mobil Reza. Tidak lupa memakai sabuk pengamannya. Reza pun menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Lo laper gak?" tanya Reza. Septhian mengangguk. "Gue laper, pas banget lo mau ke McDonald's." jawab Septhian.
"Gue traktir deh lo." Septhian terkejut. Memang Reza adalah sahabat terbaiknya, susah senang selalu bersama dengannya.
"Lo beneran?" Reza mengangguk.
"Makasih ya bro."
"Santai lah, sama-sama."
Beberapa menit perjalan, akhirnya mereka berdua telah sampai di McDonald's. Reza pun segera memesan makanan untuknya dan Septhian.
"Permisi Kak, paket lengkapnya dua ya." pinta Reza.
"Oke siap, silahkan langsung menuju ke pembayaran, Kak." Reza pun segera menjalankan mobilnya ke tempat pembayaran.
Yang dimaksud paket lengkap itu, didalamnya terdapat nasi, ayam, burger, kentang dan coca-cola.
"Totalnya Rp. 140.000, Kak," ucap penjaga McDonald's. Reza pun memberikan uang pecahan 100.000 dan 50.000.
"Kembaliannya Rp. 10.000 ya, Kak." Reza pun mengambil pesanannya beserta uang kembaliannya.
"Terimakasih."
"Sama-sama."
Reza pun menjalankan mobilnya meninggalkan McDonald's tersebut. Septhian mengambil kentang yang sudah Reza pesan. Dan ia pun memakan kentang tersebut.
"Sekarang mau kemana?" tanya Septhian. Sambil mengunyah kentang goreng miliknya.
"Ke taman kota." jawab Reza.
"Lah? Ngapain kesana? Kita pulang aja, makan ini semua," ketus Septhian.
"Taman kota tempat yang tepat untuk menyendiri dan meluapkan emosi disana." jelas Reza. Septhian terdiam sesaat, ada benarnya juga. Untuk saat ini ia rasanya ingin meluapkan semua masalahnya disana.
Tidak lama kemudian, akhirnya mereka berdua telah sampai di taman kota. Mereka berdua segera turun dan mencari tempat duduk yang cocok untuk mereka makan.
Setelah menemukan tempat yang cocok, mereka berdua pun segera untuk memakan makanan yang sudah mereka pesan.
Tidak ada yang mengeluarkan suara, hanya ada suara dari orang-orang yang sedang berkunjung disana dan hembusan angin yang begitu sejuk.
"Reza..." panggil Septhian sambil mengunyah kentang gorengnya.
"Apa?"
"Gue mau cerita ke lo, boleh gak?" tanya Septhian. Ia ingin meluapkan masalahnya kepada Reza. Agar Reza merespon masalahnya.
"Cerita apa lo? Cerita aja gak usah segan-segan," sahut Reza. Septhian pun mengangguk.
"Gue sebenernya benci bokap gue sendiri." ungkap Septhian sambil menatap kearah depan. Reza pun segera menoleh kearahnya.
"Kenapa lo benci ke Ayah lo sendiri?" Septhian pun segera menoleh kearah Reza.
"Lo liat luka gue?" Reza mengangguk. "Arah gue yang mukul gue!!" bentak Septhian. Tanpa disadari air matanya keluar dan Septhian pun menundukkan kepalanya.
"Gue capek Za, diperlakukan sebagai budak sama bokap gue," lanjut Septhian. Diiringi dengan isakan tangisannya.
Reza pun berdiri dari duduknya dan berdiri dihadapan Septhian. Tanpa rasa malu, Reza pun segera memeluk tubuh Septhian hingga wajahnya tenggelam dalam perutnya.
"Lo kuat, lo bisa ngelewatin semuanya," ucap Reza. Septhian mengangguk dan segera menghapus air matanya. Reza pun melepaskan pelukannya dan kembali duduk.
"Intinya, sekarang lo makan dulu, curhatnya bentar kalo lo udah makan."
"Iya, makasih ya."
"Sama-sama." mereka berdua pun kembali memfokuskan dirinya masing-masing ke makanannya. Makan malam dihiasi pemandangan taman kota dan hembusan angin yang begitu sejuk.

Komentar Buku (83)

  • avatar
    AzkiaFebi

    bagus

    30/05

      0
  • avatar

    KERENN BANGETTTT

    26/05

      0
  • avatar
    Puspita SariAnita

    𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒖𝒑𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒈𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒈𝒆𝒏𝒖𝒔

    04/05

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru