logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Aku selalu di khianati

Aku selalu di khianati

Rishtey khoirunnisa


Bab 1 hadirnya duri dalam rumah tangga

namaku Nadia. Aku seorang ibu dengan dua putri,putri pertamaku bernama Putri sedangkan putri keduaku bernama Lintang. suamiku bernama Danang ia bekerja di sebuah perusahaan besar,tetapi sebagai bawahanku. Dikarenakan mas Danang dulu adalah seorang penggnguran selama beberapa tahun. Dan selama itu pula akulah ya g menjadi tulang punggung keluarga. Seiring dengan semakin naik karierku maka aku menarik mas Danang untuk ikut bekerja di perusahaanku.
Di awal awal kehidupan. rumahtangga kami baik baik saja. seiring berjalannya waktu karier mas Danang pun meningkat. sekarang mas Danang sudah memegang beberapa cabang di daerah. tetapi itu menjadi awal mula keretakan rumah tangga kami.
sebut saja wanita itu Karin. wanita cantik,muda,seksi. wanita itulah yang menjadi duri dalam daging di rumah tangga kami.
#######
Pagi hari di meja makan.
"selamat pagi sayang." sapa mas Danang padaku yang sedang asik menyiapkan sarapan.
"pagi mas." jawabku.
kemudian mas Danang mencium kepala kedua buah hatiku sembari menyapa
"pagi putri papa yang cuantik cuantik."
"pagi papa." jawab anak anak kompak sambil melemparkan senyum. kamipun menghabiskan sarapan seperti biasa. dan semua masih nerjalan normal. kami mengantar putri dan lintang ke sekolah barulah aku dan mas Danang ke kantor. setelah masuk kantor sampai waktu istirahat tiba aku sama sekali tidak melihat mas Danang. pasahal hari ini tidak ada acara kunjungan keluar. kenapa mas Danang menghilang?
siang itu aku menyusuri kantin. siapa tau mas Danang sedang istirahat.bukan mas Danang yang aku dapati tetapi malah mas Aris rekan kerja mas Danang sedang duduk di pojok kantin.
"Nad." panggil mas Aris sembari melambaikan tanggan padaku. aku tersenyum dan menghampirinya.
"ada apa mas? tanyaku
"cari suamimu ya?"tanya mas Aris tanpa menjawab pertanyaanku.
"iy mas.mas Aris tau?"tanyaku balik.
"iy tau. tadi suamimu bilang katanya ijin sebentar ada kunjungan mendadak."terangnya
"kunjungan?" tanyaku sengan penasaran.
"iya." jawabnya singkat sembari menghabiskan menu makan siang yang di pesannya.
"kunjungan kemana mas?"selisikku.
"katanya pertemuan pribadi.aku tidak tau pasti nad."jawabnya. aku duduk terdiam sambil memikirkan kemana perginya suamiku itu.
"oh gitu mas. makasih infonya. mungkin benar Mas Danang ada acara di luar dan aku yang tak tau jadwalnya." ucapku sembari tersenyum. ada perasaan nyeri di dalam hati,ketika perasaan ini mengatakan kalau suamiku itu sedang kunjungan pribadi dengan wanita lain.
Mas Aris masih memandangku dengan senyum yang entah aku tak bisa mengartikannya.
"kenapa, Mas? kok senyum senyum?"tanyaku.
" tidak. cepat habiskan makanmu. dan susul suamimu. siapa tau presentasinya membutuhkan dukuganmu."katanya sembari beranjak pergi.
sepeninggal mas Aris,aku hanya termenung sendiri memikirkan keberadaan suamiku. dan memikirkan tindakan apa yang akan aku ambil.
"Nadia... kenapa melamun?" terdengar suara cempreng khasnya silvia. Dia adalah teman kerjaku sekaligus sahabatku.kemudian aku menoleh ke arahnya sambil tersenyum.senyum yang sebenarnya aku paksakan.
"kenapa to? mikirin mas Danangmu lagi?" tanya Silvia sembari duduk di depanku. aku masih duduk manis di kantin sementara mas Aris sudah tak ada di kantin.
"iya sil.... tadi mas Aris juga bipang katanya mas Danang sedang ada pertemuan.tapi heranku kok nggak bilang ke aku. padahal biasanya bilang." jawabku bertubi tubi. Silvia hanya tersenyum.
"Nad... mending kita izin keluar aja dulu. cari udara segar.biar glnggak kusut itu muka." kata Sivia sembari ia beranjak dari duduknya dan menggandeng tanganku. aku hanya pasrah dan menuruti apa kata Silvia. delama di perjalanan aku hanya dim mematung. Silvia memang sudH seperti saudarku.ia sudah mengetahui setiap masalah yang melanda rumah tanggaku.
#######
Di kafe
Aku dan Silvia sampai di kafe langganan kita. Aku memilih meja yang paling dekat dengan jendela supaya pandanggan jauh keluar. Dan kita pun memesan makanan. walaupun sebenarnya aku tidak lapar. Aku kembali melayangkan pandangan ke sekeliling rungan. mataku menangkap sesuatu hal yang sangat menakjupkan. i gin rasanya jantung i i copot saking terkejutnya.
"Sil.liat itu." ucapku pada Silvia sembari mengarahkan wajahku kepada sesutu yang aku maksut.
"mana?"saut Silvia sembari melayangkan pandangannya.kemudian Silvia melonggo.
"ya allah Nadia.itu bukannya mas Danangmu?"kata Silvia dengan muka masih mlonggonya. aq pun tidak bisa berkata kata lagi.
ya allah ternyata seperti ini kelakuan mas Danang. tega sekali mas Danang selingkuh di belakangku.
"tapi tunggu.... jangan jangan wanita itu adalah kliennya?atau memang mereka sebenarnya ada hubungan."batinku galau.
kedian aku beranjak dari tempat duduk,berjalan menghampiri mereka.dengan sush payah aku mengatur emosi dan mengatur nafas. supaya semua bisa berjalan dengan lancar tanpa ada keributan.
"Nad."panggil Silvia penuh rasa panik. aku tak menghiraukannya,aku yetap memantapkan langkahku untuk mencari jawaban atas apa yang sedang terjadi di ujung sana. Aku berusaha memasang senyum semanis mungkin untuk menyapa mereka.
"selamat siang pak Danang." sapaku sambil tersenyum pada mereka. setengah mati aku menahan tawa melihat expresi mas Danang melihat aku menyapa mereka dengan santai.
"siang." jawab mas Danang singkat. terdengar dari suaranya yang bergetar kalau sebenarnya mas Danang sangat gugup.batinku terpingkal pingkal tak katua . aku lebih susah menahan tawa ini dari pada menahan emosi ini.
"pak Dana g sedang ada meeting?dengan klien dari mana pak? kok tisak di kenalkan dengan saya?"aku membronsongnya dengan pertanyaan.sembari aku menarik kursi di duduk di antara mereka,kemudian aku melirik perempuan itu.
"i...ini bu karin. klien dari surabaya." kata mas Danang memperkenalkan aku dengan perempuan yang aku tau namanya Karin.
"ooo bu Karin... kenalkan aku Nadia. senang bekerja sama dengan anda bu. semoga berkah."kataku masih dengan nada ramah. tetapi hati iniasih terus mencari cari jawaban.
"bu Karin dari cabang surabaya. bagaimana perkembangan di sana buk?" tanyaku penuh selidik. semoga ia bisa menjawab. otomatis aku percaya kalau mereka adalah patner bisnis.
"emm... lumayan buk. ada peningkatan." jawab Karin dengan nada bergetar gugup.
"kok bisa? setau saya sebenarnya di surabaya bagus peningkatannya. kata pak Agus lumayan ada peningkatan."kataku sembari melirik mas Danang. kemudian mas Danang wajahnya menjadi pucat tak karuan.kehilangan akal untuk mengelak.
"oke..... sekarang saya tau.kenapa kalian terdiam." kataku memecah kekakuan di antara kami. mas Danang dan Karin masih terdiam. sementara Silvia terus memantau dari tempat duduk awal sembari menghabiskan makanan pesanannya.
"ya sudah... silahkan di lanjut meetingnya pak Danang san bu Karin. selamat menikmati." ucapku sembari beranjak dari tempat duduk dan mendekatkan wajahku pada mas Danang. aku menciumnya.
"pak Danang nanti saya tunggu di rumah." ucapku sambil tersenyum. tetapi hati ini lenih dari sekedar tersenyum. bahkan hati ini tertawa. menertawakan mereka.
"o iya bu Karin. maaf itu tadi sudah kebiasaan kalau aku mau pergi cara berpamitanku pada suami seperti itu. maaf y." kataku penuh senyum.seolah olah aku tidak mengerahui perselingkuhan mereka yang sebenarnya tampak jelas dari expresi mereka berdua.
aku berlalu penuh kemenagan. aku memergoki suamiku selingkuh. dan aku menunjukan pada selingkuhannya lalau aku adalah istrinya dengan cara yang sangat rapi. aku tertawa penuh kemenagan.
####
maaf ya,aku pendatang baru... yuk saling dukung karya.
#####

Komentar Buku (64)

  • avatar
    WahyuningsihNita

    Bagus👍

    04/06

      0
  • avatar
    AwaliahAdilah

    sukaaa mnarikk

    27/05

      0
  • avatar
    nur annisa

    saya suka dengan cerita ni

    22/05

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru