logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 13 Izin

"Cuman itu berarti sudah kan," kata Angel sembari berjalan kembali menuju kamarnya.
"Iya sampai jumpa calon istri," kata Daniel tersenyum penuh kemenangan, menghadap ke arah balkon yang tadi ditempati Angel.
Setelah mengangkat telfon, akhirnya Daniel kembali masuk, dan melanjutkan tentang pembicaraan bisnis mereka.
Brian segera ikut dalam perbincangan tersebut, karena bisnis itu tidak hanya melibatkan Aldo dan Deni namun juga melibatkan dirinya.
Sementara Aska saat ini tengah berlari menuju kamar Angel, Aska segera mengetuk pintu kamar Angel. Setelah pintu terbuka Aska segera masuk dan menutupnya kembali.
"Aduh mati kita, gimana kalau pak Daniel bilang kalau kita pernah ke barnya," kata Aska panik segera mendudukkan dirinya di pinggir tempat tidur.
"Udah tenang aja lu, masalah itu udah beres," kata Angel santai kepada Aska.
"Hah kok bisa?" tanya Aska bingung kepada Angel. Bagaimana tidak Angel memintanya untuk santai, padahal mereka bisa saja dalam masalah besar.
"Udah lah, apa yang enggak bisa diselesaikan dengan Angel yang cantik ini," kata Angel dengan sombongnya kearah Aska, membuat Aska memandang Angel dengan tatapan curiga.
"Lo ada apaan lo dengan pak Daniel? Gue dengarlah tadi ke perusahaan dia," kata Aska dengan pandangan menyelidiki ke arah Angel.
"Hm... tadi buat ngurus masalah seminar," jujur Angel, membuat Aska mengangguk mengerti.
Aska kemudian keluar dari kamar Angel, dan segera pergi beristirahat dengan tenang, karena merasa masalahnya sudah selesai. Namun berbeda dengan Angel yang sedikit khawatir, dengan apa yang akan terjadi setelah ini antara dia dengan Daniel.
Yang Angel tahu Daniel bukanlah orang yang mudah memberikan pertolongan, kepada orang lain dengan cuma-cuma. Karna pusing Angel segera membaringkan badannya di tempat tidur, kemudian segera terlelap ke alam mimpinya.
Sesuai undangan, Daniel di minta untuk makan malam, tentu saja Daniel tidak menolak.
Angel turun saat semua telah berada di meja makan, kini yang tersisah hanyalah bangku kosong, di samping Daniel.
Busyet dah, kok di samping tu dunit ja*blay segala sih. Keluh Angel dalam hati.
Angel segera mendudukkan pantatnya disamping Daniel. Membuat Daniel tersenyum kemenangan. Saat Angel telah duduk sempurna di samping Daniel, dengan segala ketidak sopanan Daniel, Daniel segera menurunkan tangannya yang berada di atas meja, untuk menyentuh paha Angel yang hanya tertutupi celana tidur yang sedikit tipis. Sehingga ketika Daniel menyentuhnya, Angel dapat merasakan sentuhan hangat dari Daniel.
Angel segera mengalihkan pandangannya untuk memandang ke arah Daniel, kemudian menepis tangan Daniel dari pahanya.
Dasar duda genit kurang kasih sayang, dia pikir paha ku ini sabun colek apa. Kesal Angel, memandang wajah Daniel.
Setelah selesai makan malam, mereka semua segera berbincang-bincang di ruang keluarga. Aldo dan Denny merasa senang berbincang bincang dengan Daniel, begitu pula dengan Brian, kakak laki laki dari Angel. Karna sikap Daniel yang mudah bergaul, dan juga memiliki pengetahuan yang cukup luas, membuat mereka mudah menerima Daniel.
Saat ini mereka tengah berbincang-bincang dengan berbagai topik, yang jelas Brian juga ikut dalam perbincangan tersebut. Sementara Angel dan Aska hanya diam menikmati perbincangan mereka, meski sebenarnya topik itu sama sekali tidak menarik.
"Sebenarnya saya di sini tidak hanya akan membahas tentang masalah bisnis saja," kata Daniel tiba-tiba, dengan merubah mimik wajahnya menjadi lebih serius.
Membuat semua orang mengalihkan pandangan ke arahnya termasuk Angel.
"Maksud nak Daniel?" tanya Aldo kepada Daniel, karena perubahan dari mimik wajah Daniel yang begitu tiba-tiba.
Daniel tersenyum mendengar pertanyaan dari calon mertuanya, yang ia anggap. Namun belum tentu dengan Aldo.
"Saya ingin meminta izin untuk mendekati putri bapak Angel," kata Daniel dengan lugas, memandang Aldo dengan mimik wajah yang begitu serius.
Semua yang ada di situ terkejut mendengarkan permintaan dari Daniel.
"Apakah kamu benar-benar serius dengan perkataan kamu," tanya Aldo yang kini juga ikut memasang wajah serius, karena putri satu-satunya saat ini tengah di minta oleh orang lain.
"Saya tak pernah main-main, jika itu mengenai putri bapak Angel," kata Daniel tak kalah serius memandang wajah Aldo, dan kemudian memandang wajah Angel.
Angel saat ini membulatkan matanya tak percaya, dengan apa yang dikatakan oleh Daniel. Ingin rasanya Angel membantahnya, namun tiba-tiba Angel teringat dengan perjanjian mereka. Membuat Angel menghela nafasnya.
Kini harapan satu-satunya adalah ayahnya, agar ayahnya tidak setuju dengan apa yang diucapkan oleh Daniel.
"Baiklah saya benar-benar menghargai keinginan kamu, dan keberanian kamu," kata Aldo membuat Angel dan Daniel menegang.
Angel yang berharap agar ada mengatakan tidak, lain halnya dengan Daniel yang menginginkan Aldo mengizinkan nya.
"Saya mengizinkan kamu, namun semua keputusan tergantung kepada anak saya," kata Aldo membuat Angel melotot tak percaya.
"Saya salut dengan pemuda seperti kamu, biasanya mereka tidak akan izin ketika ingin mendekati putri saya," puji Aldo yang benar-benar membuat Angel menganga tak percaya.
Sementara Daniel memandang Angel dengan tatapan kemenangan, kini permainan benar-benar berada di tangannya. Langkah selanjutnya adalah membuat Angel yakin, bahwa dirinya benar-benar menginginkan Angel.
"Baik Om terima kasih atas izinnya, Saya tidak akan mengecewakan Angel," kata Daniel sembari tersenyum.
"Saya akan meyakinkan Angel, dan membuat Angel jatuh cinta kepada saya," jujur Daniel membuat Aldo dan yang lain tersenyum, terkecuali Angel yang masih bingung dengan situasi tersebut.
Aska hanya mengangguk mengerti, mengapa Daniel tidak membocorkan tentang yang mereka yang pergi ke bar. Saat ini Aska benar-benar bersyukur, bahwa Daniel memiliki perasaan kepada Angel. Karena dengan begitu maka rahasia mereka akan aman.
Setalah itu Daniel memutuskan untuk pulang, dan berpamitan dengan yang lainnya. Namun saat mereka berpamitan, Daniel membisikan sesuatu kepada Aska dan Angel.

Komentar Buku (174)

  • avatar
    NishfiAfifah

    setelah saya baca novel ini ,Ceritanya bagus dan tidak terlalu banyak tokoh didalamnya..sangat mudah untuk di baca dan menarik untuk dibaca .... Cerita ini mempunyai gaya bahasa yang bagus sehingga menjadikan alur ceritanya menarik untuk dibaca. Banyak yang dapat dicontoh berdasarkan cerita di atas.salahSatu di antaranya adalah jangan terlalu percaya kepada orang lain ketika kita belum mengenali secara dekat orang tersebut atas apa yang telah diberi. Namun juga ada yang tidak patut dicontoh

    30/12/2021

      0
  • avatar
    AuliaRiva

    k᥆ძᥱ rᥱᥱძᥱm mᑲі᥆

    21d

      0
  • avatar
    RahmanAlbani

    terimakasih

    22d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru