logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 4 Pria brengsek.

Sampailah Vindra disebuah cafe tempat biasa dia berkunjung dengan Andra. Dia memarkirkan motornya ditempat yang telah disediakan.
Matanya menyapu sekeliling, mencari sosok Andra. Itu dia sedang duduk, sambil bermain ponselnya.
"Hey bro.... ".
Vindra menyapa Andra, dan menyalami nya seperti biasa mereka. Lalu dia duduk berhadapan dengan Andra.
"Habis antar tasya? ".
Andra bertanya, dia tidak tahu jika Vindra dan tasya sudah putus. Karna biasa setiap pulang sekolah, Vindra pasti mengantar kekasihnya itu pulang.
Raut wajah Vindra berubah seketika saat mendengar nama Tasya. Dia langsung teringat, kata-kata pedas dan ketus dari Tasya tadi.
"Mas...saya pesan jus jeruk "
Tanpa menjawab pertanyaan Andra, dia langsung memanggil pelayan dan memesan minuman.
Sambil menunggu pesanan Vindra datang. Andra hanya diam menatap wajah kesal sahabatnya itu.
"Sepertinya dia sedang ada masalah dengan Tasya....apa karna tadi pagi? " Batin Andra.
Dia tak memulai pembicaraan, dia sangat tahu. Jika saat ini Vindra ingin mendinginkan isi kepala nya sejenak.
Andra semakin penasaran, dia sangat yakin jika Vindra sedang bertengkar dengan Tasya. Tapi kenapa? Apa karna kekasih nya Cinta? Dia benar-benar harus bertanya pada Vindra.
***
Lima menit kemudian, pelayan datang membawa jus jeruk pesanan Vindra. Lalu kembali pergi.
"Aahhh...... "
Vindra merasa lega setelah meneguk jus jeruk nya. Kepalanya yang panas sedari tadi, kini telah dingin sedingin es.
"Jadi ada apa? " Tanya nya Vindra tiba-tiba.
Andra pun berhenti bermain ponsel, memasukan nya kedalam saku. Lalu dia melipat tangan nya di atas meja, menatap Vindra dengan tatapan tajam.
"Apa? Kenapa menatap ku seperti itu? "
Vindra menggerinyitkan dahinya, merasa heran dan risih ditatap seperti itu.
"Tadi pagi kamu berangkat dengan siapa? " tanya Andra.
"Hmm....Wanita " jawab Vindra santai, kembali meneguk jus miliknya.
"Aku tahu wanita....maksudku dimana kalian bertemu? "
Kembali Andra bertanya, kini dengan penuh penekanan.
"Apaan sih? Biasa aja lagi " jawab Vindra lagi dengan sinis.
"Katakan.... "
Tatapan Andra menjadi dingin. Seperti nya ada yang salah pada pria satu ini. Begitu pikir Vindra.
"Kenapa kamu yang sibuk sih? Kamu kenal dengan wanita itu? " tanya Vindra balik, tatapan nya penuh menyelidiki.
Andra terdiam dan membuang muka kearah kiri. Lalu menghela nafas pelan.
"Dia Cinta.... " ucap Andra lirih.
Vindra menatap Andra dengan penuh kebingungan, Cinta siapa maksudnya? Dia belum sadar jika yang dimaksud Andra adalah "Cinta pacarnya"
Tiba-tiba saja terlintas dibenak Vindra, tentang pembicaraan mereka di taman kemaren.
"Cinta pacar mu? "
Tanya Vindra tak percaya. Ternyata Andra memiliki selera wanita yang buruk. Pikir Vindra.
Meskipun dia juga sempat terpukau dengan kecantikan dan postur tubuh Cinta. Tapi Vindra tidak suka dengan sikap sombong dan angkuh nya. Karna itu dia beranggapan jika selera Andra begitu buruk.
Vindra pun menertawai Andra, tentu saja Andra menatap nya dengan heran. Apa ada yang salah?
"Kenapa tertawa....? "
Andra menggerinyitkan dahinya.
"Hehehe.....engga, gkpp kok " jawab Vindra.
"Kalau gkpp kenapa tertawa? " tanya Andra.
"....jadi jawab, bagaimana bisa kalian turun bareng bersama " lanjut Andra.
"Hmm...jadi gini.... "
Akhirnya Vindra menceritakan kejadian tadi pagi. Saat dia hampir menabrak Cinta, dan harus memboncengnya karna kakinya cedera sedikit.
Andra yang mendengar ceritanya, langsung berubah raut wajahnya. Dia langsung teringat oleh Cinta, kasihan sekali kekasihnya itu. Pantas dia berjalan terseok dengan lutut yang berdarah.
***
Disisi lain Cinta sedang bersiap-siap, untuk kerja paruh waktu nya sebagai SPG.
Untuk menghidupi diri sendiri di kota orang, Cinta harus bekerja setiap harinya. Setiap pulang sekolah dia akan bekerja sebagai SPG. Tak lain adalah Rokok xxxx.
Jadi sore itu Cinta telah bersiap-siap mengenakan seragam yang telah disediakan. Dengan rok mini di atas lutut berwarna hitam, kemeja ketat putih dengan rompi berwarna hitam.
Cinta beserta dua perempuan lain nya, menjajakan rokok mereka di cafe-cafe serta tempat ngumpul-ngumpul. Tentunya yang banyak pria perokok.
Mobil kerja Cinta berhenti didepan sebuah cafe, yang akan menjadi tempat mereka menawarkan produk jualan nya.
Cinta keluar dari dalam mobil. Semua pandangan mata langsung tertuju padanya. Bagaimana tidak jika Cinta memiliki kaki jenjang yang mulus, serta kulitnya seputih kapas. Riasan make up yang natural dan rambut panjang terurai. Membuat siapa saja pasti terpukau padanya.
Apa lagi dari dua rekan kerja nya yang lain. Cinta jauh lebih tinggi, ditambah hils yang dia pakai. Membuat nya terlihat berbeda.
Mereka pun masuk kedalam cafe tersebut. Cinta menarik nafas dalam-dalam dan mengembuskan nya perlahan.
Dia berusaha tersenyum dengan manis nya pada setiap orang. Meskipun sebenarnya dia sangat enggan untuk seperti ini.
Namun mau tak mau itu adalah tuntutan pekerjaan. Dia harus sebisa mungkin menarik pelanggan untuk membeli produk yang dijualnya.
Didalam sana mereka berpencar, menawarkan di setiap tempat duduk. Sudah pasti nya mereka tidak lepas dari godaan-godaan para pria di sana.
Beberapa bungkus sudah terjual, dengan kecantikan dan kepintaran Cinta dalam berbicara. Membuat banyak orang tertarik untuk membeli produk tersebut.
Meskipun entah lah? Mereka beneran tertarik pada produk nya atau pada Cinta.
Adalah yang cari-cari kesempatan memegang tangan nya, tetapi langsung ditepis Cinta sopan. Ada juga yang tidak henti-hentinya memandangi nya. Bahkan ada yang sempat meminta nomer telpon nya, tentu saja tidak dikasih nya atau dia memberikan nomer palsu.
Cinta tak sadar jika sedari tadi, ada dua pasang mata yang memperhatikan nya. Dimeja yang berada dekat jendela itu, Vindra dan Andra memandangi Cinta yang sedang melakukan pekerjaan nya.
Didalam hati Andra, ingin sekali rasanya dia membawa kekasihnya itu pergi. Dia tak tega melihatnya harus bekerja keras seperti ini.
Terlebih pekerjaan nya yang bisa dibilang, kurang bagus dipandang orang. Pastinya semua orang mencap buruk terhadapnya.
Tetapi Andra bisa apa? Dia tak bisa menolong Cinta, dia bahkan merasa dirinya tidak pantas. Karna penyakit yang dideritanya.
Suatu hari nanti dia pasti akan meninggalkan Cinta.
"Lo serius gkpp liat cewek lo kerja seperti itu.... ".
Vindra bertanya dengan menatap serius sahabatnya itu.
"Emang apa yang harus kulakukan? Menahan nya bekerja? Terus dari mana dia dapat uang untuk makan sehari-hari.... "
Jawab Andra lirih, dia memilih untuk menundukan kepalanya. Tak sanggup melihat wanita nya digodain pria lain.
"....sudah tidak usah melihatnya Vin..... " lanjut Andra.
Vindra tak menyahut.
"....Vin....Vindra ".
Andra pun menoleh, heran dengan Vindra yang hanya diam. Dia terkejut saat tidak menemukan sosok Vindra ditempat duduk nya.
"Kemana dia.... " gumam Andra.
Dia melihat sekeliling nya, benar saja. Vindra sedang berjalan kearah Cinta. Disana nampak terlihat seorang pria bertubuh kekar.
Sedang memegang paksa tangan Cinta, wanita itu meringis pelan dan mencoba sekuat tenaga melepaskan tangan pria itu.
Namun tenaga pria itu lebih besar dari Cinta, dia semakin menarik Cinta kedekatnya.
"Agghh lepaskan aku..... "
Ringis Cinta, bergelinjang hendak melepaskan tangan kekar itu.
"Dasar wanita Ja**ng....Gk usah sok jual mahal gitu....hahaha "
Ucap pria itu sembari tertawa lepas bersama teman-teman nya. Bagi Cinta tawanya begitu menyeramkan.
"Ya allah...tolong aku.... " gumam nya didalam hati.
"Aagghh.... "
Pria itu menarik kuat Cinta, hingga membuat wanita cantik itu hendak jatuh dipangkuan nya.
Tetapi sebelum terjatuh dipangkuan pria brengsek itu. Vindra telah duluan menggapai pinggul ramping Cinta. Menahan nya agar tidak jatuh dipangkuan pria itu.
Semua pandangan mata tertuju pada mereka berdua. Begitu pun dari kejauhan sana, Andra hanya bisa diam memegang dadanya yang sakit.
Cinta terkejut dan memegang erat lengan baju Vindra agar tak terjatuh. Dia menatap tak percaya kewajah Vindra.
Wajah datar, dengan tatapan tajam menusuk kearah pria brengsek tadi.
"Dia.....sedang apa? " Batin Cinta.
Wanita itu tak percaya, melihat pria yang kini berada dihadapan nya itu. Untuk apa dia membantu nya? Dan sejak kapan dia memperhatikan Cinta? Apa dari awal dia masuk ke cafe, pria itu sudah melihatnya?
Semua pertanyaan-pertanyaan berputar-putar dikepala Cinta. Siapa pria yang ada dihadapan nya kini?
Pria brengsek tadi dengan ketiga teman nya. Hanya diam menatap tajam Vindra. Berani sekali bocah tengil itu ikut campur? Pikir pria itu.
Srretth.....brugh.
Vindra menarik Cinta kedalam dekapan nya. Cinta hanya diam benar-benar tak bisa berkata. Aneh nya tidak ada tanda-tanda penolakan dari Cinta atau risih.
"Hey bocah tengil....gak usah ikut campur "
Pria itu beranjak dan berdiri tepat dihadapan Vindra.
"hahah....siapa yang kau sebut bocah? "
Vindra terkekeh, lalu kembali menatap tajam pria itu.
Tidak mau basa-basi Vindra langsung melayangkan tinju nya kewajah pria itu. Hingga tersungkur menabrak meja dan kursi-kursi.
Vindra melepaskan Cinta dan menyuruh nya mundur menjauh. Cinta pun menurut saja perintah Vindra.
Pria itu kembali berdiri dan langsung memukul balik Vindra, namun sayang nya Vindra berhasil menghindar.
Mereka pun terlibat perkelahian, antara empat melawan satu. Tentu saja Vindra berhasil mengalahkan pria-pria brengsek itu. Meskipun wajah tampan nya juga sempat kena tinjuan.
Hingga ujung bibir nya berdarah, dan bengkak dibagian pipi kanan nya. Vindra sedikit kesakitan. Setelah mengalahkan pria-pria itu, dia langsung berlalu pergi keluar dari cafe itu.
Sedangkan Cinta masih diam terpaku, menatap punggung tegap Vindra yang lama-kelamaan menghilang dari balik pintu cafe.
Deg...deg...deg.
Lagi-lagi jantungnya berdegup cepat, gara-gara sosok Vindra. Pertama diperpustakaan, setelah itu dicafe ini. Siapa sebenarnya Vindra? kenapa bisa bertemu lagi dengan nya.

Komentar Buku (21)

  • avatar
    Raye Selekby

    good

    15/04

      0
  • avatar
    Dela Cruz Erika

    it so nice its so wonderful story.

    25/10

      0
  • avatar
    SquishyErik

    wow

    26/05/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru