logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 3 Perpustakaan

Diruang UKS sekolah.
Andra menggandeng Cinta masuk kedalam nya. Dia juga menyuruh Cinta duduk dipinggiran ranjang UKS.
Cinta hanya diam mengangguk, dan memperhatikan setiap gerak gerik yang dilakukan Andra.
Sesaat kemudian Andra kembali ke dekat Cinta, kini dengan kotak P3K ditangan nya. Dengan telaten dan lembut Andra mengobati luka di lutut Cinta.
Tak henti-hentinya Cinta memandang wajah tampan kekasihnya itu. Kini posisi nya Andra berjongkok didepan Cinta yang duduk dipinggiran ranjang.
Cinta mengelus lembut pucuk kepala Andra, membuat nya terkejut, dan menengadahkan pandangan nya.
Deg...deg...deg.
Jantung Cinta berdegup sangat cepat.
Andra menatap lekat netra milik Cinta, begitu pun sebaliknya. Lama-kelamaan wajah keduanya semakin dekat dan.
Brrakk.
Pintu UKS terbuka dengan kerasnya, membuat keduanya terkejut. Masuk dua orang siswi yang sama terkejut melihat Andra dan Cinta.
Langsung saja Cinta memalingkan wajah nya kearah lain. Sedangkan Andra hanya diam tak berkata apapun.
Pipinya memerah, dia langsung beranjak dan berlalu keluar dari sana. Dia sudah sepakat, tidak akan memperlihatkan kedekatan mereka disekolah.
Karna tak ingin orang tua Andra salah paham dan marah.
***
Siang hari nya Vindra sedang membaca sebuah buku di perpustakaan sekolah. Lebih tepatnya sih bukan membaca buku, tapi tidur.
Karna perpustakaan adalah tempat yang nyaman, tidak bising dan jauh dari keramaian. Menurut Vindra itu tempat yang paling tepat untuk tidur.
Diujung ruangan tempat deretan rak buku terakhir. Vindra menyandarkan kepalanya di rak tersebut.
Agar tidak silau cahaya, Vindra meletakan buku di atas wajah nya untuk menutupi kedua matanya.
***
Cinta terlihat sedang berjalan menyusuri lorong sekolah. Dia hendak mengambil buku sastra sejarah di perpustakaan.
Sesampai nya di perpustakaan, dia membuka sepatunya dan masuk perlahan. Menoleh sekeliling nya. Mencari tanda-tanda apa ada seseorang disana.
Namun nihil, bahkan guru piket yang bertugas tidak ada. Cinta pun memutuskan untuk mencarinya sendiri.
Berjalan mengitari rak-rak buku yang tersusun rapi. Sunggingan senyuman tercipta di wajah cantiknya.
Saat melihat tanda bertuliskan "Kumpulan buku tentang Sastra Sejarah". Dengan langkah cepat setengah berlari, Cinta mendekati rak buku deretan terakhir paling ujung itu.
Langkah nya pun terhenti, dia begitu terkejut melihat sosok pria yang sedang bersandar, dan menutup wajah nya dengan sebuah buku.
"Seperti nya dia sedang tidur.... "
Ucap nya seraya mendekat perlahan.
Dari atas sampai bawah dia menatap lelaki itu. Pasti dia anak bandel, pakaian nya saja acak-acakan seperti itu. Pikir Cinta.
Bagaimana tidak, jika kemeja sekolah yang dipakainya telah terbuka semua, memperlihatkan baju kaos hitam didalam nya. Seperti preman saja.
Cinta hanya menggeleng melihat nya. Ada yang orang yang tidak niat sama sekali untuk sekolah. Mengingat jika dirinya harus mati-matian berusaha untuk tetap bisa bersekolah.
Cinta menatap menyapu deretan buku. Sampai matanya terhenti pada satu titik. Itu dia bukunya, buku sastra sejarah yang dicarinya.
Tetapi bukan nya langsung mengambilnya, Cinta malah diam menggigit kuku tangan nya. Dia bingung harus berbuat apa.
Karna buku tersebut tepat berada diatas kepala lelaki yang tertidur itu.
Cinta mendekat perlahan, tak ingin membangunkan nya. Dia menarik nafas panjang dan menahan nya.
Tak menunggu lama, dia langsung menggapai buku tersebut perlahan. Saat sudah didapatnya, Cinta menghela nafas leganya. Dia langsung berbalik hendak pergi. Namun tiba-tiba saja.
Brugg.....bruggg...brugg....brugg.
Beberapa buku berjatuhan menimpa Vindra yang sedang tertidur nyenyak itu. Tentu saja dia langsung terbangun dan meringis kesakitan.
"Aww....Shitt..... "
Erang Vindra, berdiri dan memegangi kepalanya.
Cinta berbalik menatap Vindra, wajah nya begitu ketakutan. Terlebih mendengar Vindra memaki seperti itu.
Karna merasa sakit dikepalanya, Vindra emosi dan geram. Dia langsung meremas buku yang ada digenggaman nya.
Saat hendak menghampaskan kelantai, Vindra terhenti. Melihat wanita yang sedang berdiri dihadapan nya. Sangat familiar buatnya.
Dia begitu ingat dengan wanita bertubuh jangkung dan wajah natural itu. Wanita yang hampir ditabraknya tadi pagi.
Wanita itu menatapnya dengan raut ketakutan.
"Ngapain kamu disini.... "
Tanya Vindra sambil memijit-mijit leher belakangnya.
"A...ak....aku minta maaf!! Aku ngga maksud bangunin ka...kamu "
Sahut Cinta terbata-bata, dia takut Vindra akan marah padanya.
"Jadi kamu yang buat buku-buku itu jatuh menimpaku? "
Vindra berjalan maju, sembari menatap tajam kearah Cinta.
"Ma...ma...maaf kan aku, aku tidak sengaja "
Kembali ia terbata gugup sekali. Karna Vindra maju mendekatinya. Cinta pun mundur kebelakang seiring langkah Vindra maju.
Dia begitu risih ditatap seperti itu olehh Vindra.
Dia terhenti saat punggungnya menabrak dinding. Vindra pun langsung memblokir kanan kiri Cinta menggunakan tangan nya.
Dihimpitnya tubuh Cinta kedinding ditatap nya wajah cantik itu. Lalu tersenyum dengan licik nya.
Sedangkan Cinta semakin gugup, dia berusaha memalingkan wajah nya kearah lain. Tidak berani menatap wajah Vindra.
Deg...deg...deg.
Jantung Cinta berdegup kencang, tubuhnya bergetar hebat.
"Apa yang kau lakukan, mundur "
Ucap Cinta, sembari kedua tangan nya menahan dada bidang Vindra.
"Bukan kah kamu mengingat ku? "
Vindra memegang dagu Cinta ,dan menengadahkan pandangan nya.
"Apa? " ucap Cinta heran.
Dia menepis tangan Vindra, lalu mendorongnya dengan sedikit kuat. Membuat Vindra mundur selangkah.
"Maaf aku tak mengenalmu.... " ucap Cinta sedikit ketus.
Lalu dia berbalik hendak melangkah pergi. Vindra terkekeh sembari mengusap ujung pelipis nya yang berdarah. Karna kejatuhan buku-buku tadi.
Cinta kembali menoleh, Vindra terkejut untuk apa dia menoleh.
"Apa lagi? " tanya Vindra ketus.
"Jika ingin tidur dengan tenang, sebaiknya kamu pulang kerumah!! Bukan disini.... "
Dengan tatapan geram, Cinta berlalu pergi meninggalkan Vindra sendiri.
"Wanita yang aneh.....Sialan... " ucap Vindra geram dan memaki wanita cantik itu.
Apa dia tidak mengingat Vindra? Bukan kah mereka bertemu tadi pagi? Wanita yang sangat angkuh!! Pikir Vindra.
Tiba-tiba ponsel nya berdering.
Dia langsung merogoh sakunya, dan tersenyum melihat nama kontak yang menelpon nya. Disitu tertulis jelas "Andraniel".
Tak menunggu lama, Vindra langsung mengangkatnya.
"Hallo ndra? "
".... "
"Baiklah.....pulang sekolah kita bertemu disana "
".... "
"Ok "
Vindra memutuskan panggilan nya. Entah kenapa Andra mengajak nya untuk bertemu, sepulang sekolah nanti.
Sepertinya dia hendak bertanya tentang Cinta. Mengingat Vindra membonceng Cinta, serta luka dikaki kekasihnya itu.
***
Bel berbunyi menandakan waktu pulang sekolah, pukul 16.20 WIB.
Vindra berada diparkiran, sedang memakai helm diatas motornya. Tiba-tiba saja pandangan nya tertuju, pada wanita berambut panjang dengan tubuh tinggi. Sedang berjalan keluar dari gerbang sekolah.
"Bukan kah itu dia....lihat saja apa kau masih pura-pura tak mengingat ku "
Dengan gerakan cepat, Vindra memakai helm dan menyalakan motornya. Hendak menyusul wanita tersebut.
Brumm...brumm...brumm.
Namun tiba-tiba, lewatlah Tasya bersama dengan dua sahabat centil nya. Vindra mengurung kan niatnya, dia mematikan kembali motornya.
"Ayo aku antar pulang.... " ucap nya pada Tasya.
Tasya dengan angkuh nya berjalan melewati Vindra. Tak menoleh sedikit pun. Dia sudah nekat dengan keputusan nya untuk putus dari Vindra.
Jadi tidak ada alasan lagi untuk nya bertegur sapa, sekalipun berinteraksi langsung pada Vindra. Karna itu dia mengacuh kan Vindra seharian ini.
Merasa diacuhkan, Vindra menjadi emosi dan geram. Dia langsung menggapai tangan Tasya dengan kasar.
"Awwh.....Sakit tau lepasin "
Tasya menghempaskan tangan Vindra.
"....Anda siapa? saya tidak mengenal anda "
Kembali ia mengeluarkan kata-kata pedasnya. Vindra semakin geram. Dia menatap tajam Tasya, lalu mengehela nafas kasar sembari menyibakan rambut depan nya kebelakang.
"Ngga usah bertingkah kaya anak kecil deh..... "
Vindra mencoba untuk setenang mungkin, menanggapi sikap Tasya. Dia masih menganggap jika ucapan Tasya semalam. Hanya semata-mata karna emosi belaka.
"Siapa yang kaya anak kecil, bukan aku tapi kamu.... "
Tasya pun berlalu pergi setelah mengatai Vindra. Meninggalkan Vindra dengan kegeraman nya.
Vindra marah dan emosi dibuat Tasya. Darahnya seakan mendidih seketika. Dia pun langsung menaiki motornya dan pergi dengan melaju, dengan hati yang sedang emosi itu.
"Tasya....kamu benar-benar sialan " gumam Vindra.

Komentar Buku (21)

  • avatar
    Raye Selekby

    good

    15/04

      0
  • avatar
    Dela Cruz Erika

    it so nice its so wonderful story.

    25/10

      0
  • avatar
    SquishyErik

    wow

    26/05/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru