logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 11 Angel Smile

Bab 11
"Apa yang ingin kamu bicarakan?" Tanya David sambil memandang ke arah ombak di lautan.
"Kenapa kamu tidak masuk sekolah?" Tanya Dara, namun yang ditanya hanya diam membisu.
"Apa karena aku?" Tanya Dara lagi.
Sekali lagi pria itu hanya diam dan tetap memandang lurus ke lautan.
"David!" Panggil Dara lagi.
"Aku tidak sanggup bila harus bertemu kamu." Jawab David.
Dia menatap kebawah mengambil kerikil kecil lalu melemparnya ke air.
Dara hanya memandanginya saja.
"David, apa kamu tau. Angel sangat mencemaskanmu. Dia selalu bertanya kenapa kamu tidak masuk sekolah." Ucap Dara lagi.
Kali ini David berpaling memandangnya.
"Angel mencemaskanku? Lalu bagaimana denganmu?" Tanya nya sambil masih tetap memandangi Dara, yang dipandang pun membuang pandangannya ke arah lain.
"Aku? T-tentu saja aku mencemaskanmu juga. Aku kan sahabatmu." Jawab Dara namun tetap memalingkan pandangan nya ke arah lain.
"Begitukah? Lalu kenapa kamu menyuruhku datang kemari? Kamu tau kan, tempat ini adalah tempat kita selalu menghabiskan waktu bersama-sama dan ini cukup menyiksaku." Tanya David menatap ke arah sungai lagi.
Dara berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati David. Dia menunduk mengambil kerikil kecil, melemparnya ke arah air.
Mereka berdua terdiam....
"Aku tidak tau harus bagaimana menghadapimu. Jujur, aku sangat terkejut ketika kamu mengungkapkan perasaanmu. aku sama sekali tidak menyangkanya. Aku.... Aku tidak tau kenapa tiba-tiba aku jadi marah padamu." Ucap Dara masih memandangi lurus ke lautan.
"Tapi ketika kamu tidak datang menjemput ku, untuk berangkat sekolah bersama seperti biasanya dan ketika aku harus sendirian ke kantin dan pulang sekolah. Aku...... Aku merasa ada yang hilang. Aku jadi tidak biasa dan itu membuatku tidak semangat menjalani hari ku." Jelas Dara dan kali ini dia memandang ke David.
Mereka saling bertatapan beberapa detik.
"David, maafkan aku tidak bisa membalas perasaanmu. Kamu adalah sahabatku. Tidak pernah terpikir olehku untuk memiliki hubungan lebih dari sahabat." Ucap Dara lagi.
"Aku belum bisa melupakan kak Ryan." Ucap Dara lalu menunduk.
"Aku tau. Maafkan aku juga, jika perasaanku ini membuatmu tidak nyaman. " kata David
"Apa kita masih bersahabat?"
David hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya. Mereka diam lagi. Memandang langit yang perlahan mulai berubah warna menjadi orange.
"Besok kamu akan menjemputku, kan?" Tanya Dara tanpa memandang David.
"Apa kamu masih mau aku jemput?" Tanya David tanpa memandang Dara.
"Tentu saja. Kamu harus menjemputku besok." Ucap Dara sambil menatap David serius, yang ditatap hanya tersenyum.
"Aku akan membatalkan maaf ku tadi bila kamu tidak menjemputku besok." Ucap Dara sambil memasang wajah marah.
David tidak berkata apa apa dan hanya tersenyum...........
"Lihat! Langit nya sudah berubah warna. Sebentar lagi matahari akan tenggelam.....Oh, indahnya." Kata Dara sambil tersenyum cerah.
Tanpa mereka berdua sadari. Tidak jauh dari mereka berdiri, ada 3 orang manusia yang melihati mereka.
"Kenapa kita tidak kesana saja." Kata Angel menunjuk ke arah David dan Dara.
"Kamu mau jadi penggangu mereka?" Jawab Ryan yang duduk dibangku kayu yang ada di sana.
"Mereka kenapa?" Tanya Robby heran.
"Tidak tau senior, tapi aku merasa mereka punya masalah yang serius?" Ucap Angel yang sedang berdiri membelakangi Ryan.
"Ayo ceritakan pada ku." kata Robby sambil mencolek bahu Angel.
"Cerita apa?" Tanya Angel bingung.
"Tentu saja yang terjadi di antara mereka." Tunjuk Robby ke arah David dan Dara.
"Kalau aku tau, aku tidak perlu mencari Dara dan mengajak nya menemui David." Jawab Angel sambil memajukan mulutnya sedikit.
Robby jadi gemas melihatnya dan tiba tiba dia mencubit pipi chubby nya Angel, membuat gadis itu terkejut
"Robby! Apa yang kamu lakukan!" Bentak Ryan yang langsung berdiri menghampiri mereka dan langsung menyingkirkan tangan Robby dari pipi Angel dan menarik gadis itu duduk bersamanya.
"Jangan sentuh dia." Ucap Ryan menunjuk ke Angel.
"Angel Lee adalah kekasihku!" Kata Ryan menatap tajam ke Robby.
Mendengar ucapan Ryan membuat pipi Angel memerah bahagia. Robby hanya memandang sinis ke Ryan dan tanpa memperdulikan peringatan Ryan barusan, dia duduk disebelah Angel.
"Angel, kenapa kamu suka dengannya? Aku lebih tampan, tinggi dan aku lebih populer dari pada dia." Kata Robby.
"Ayo, segera rubah perasaanmu sekarang." Bisik Robby membuat Angel sedikit menjauhkan duduknya.
"Maaf senior. Aku tidak bisa suka pada senior." Ucap Angel tegas.
Ryan hanya tersenyum sinis ke arah Robby.
"Kenapa? Apa yang kamu suka dari si jelek ini?" Tanya Robby tidak puas.
"Cinta itu tidak punya style senior. Cinta tidak pernah memilih kepada siapa dia berlabuh. Cinta itu tulus dan tanpa syarat dan aku tulus mecintainya." Jawab Angel mantap.
Ryan hanya memandang kagum dan tersenyum gembira mendengar ucapan Angel barusan.
Merasa tidak berhasil Robby pun menarik nafasnya dalam.
"Aku masih patah hati karena kamu menolakku." Ucap Robby sambil memegang dadanya.
"Hei Angel, apa kamu punya kakak yang mirip denganmu?" Tanya Robby disambut gelengan kepala dari Angel.
"Mmm, kembaran mungkin? Wow, akan sangat bagus bila kamu punya kembaran." Ucap Robby sambil tersenyum sendiri.
"Kembaran? kembaranku..........?" kata Angel demgan suara pelan sekali.
Lalu dia memandangi langit senja yang indah. Wajahnya menjadi sedih namun dia mencoba menahan dua kristal yang ingin jatuh ke pipinya. Dia tidak mungkin menangis didepan mereka.
"Aku merindukan mu, kak."
Continue

Komentar Buku (51)

  • avatar
    HRImran

    Bagusss bngttt😍🫰🫶💓🥰

    28d

      0
  • avatar
    SportNisa

    seru

    14/08

      0
  • avatar
    Aja18Devi

    Riza QAILLA

    29/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru