logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 7 Penyesalan

Setelah Erna lulus dari sekolahnya,Jo menyewa sebuah apartemen untuk mereka tinggal. Kehidupan pernikahan mereka berjalan penuh kebahagiaan. Walaupun mereka berbeda keyakinan namun mereka saling menghormati satu sama lain. Jo juga memanjakan Erna dengan berbagai fasilitas yang cukup mewah bagi Erna yang berasal dari keluarga sederhana.
Hingga suatu hari,orang tua Jo datang ke Jakarta. Setahu mereka Jo tinggal di Jakarta untuk melanjutkan kuliahnya. Memang Jo mempunyai rumah di Jakarta dan tinggal bersama kakak perempuannya, Agnes. Jordan adalah anak laki-laki satu-satunya dari empat bersaudara. Dia urutan nomor tiga setelah Agnes. Orangtuanya sangat memanjakan dirinya.
"Akhir-akhir ini si Jo jarang di rumah. Dia sering nginep di rumah temennya," kata Agnes pada ibunya.
"Jangan kasih dia sering main,ini sudah tingkat akhir dia kuliah," seru ibunya.
"Namanya anak cowok mam, biasalah dia," jawab Agnes.
Jo tak pernah berterus terang kepada Agnes bahwa dia sudah menikahi Erna. Sehingga jika dia datang ke Bandung menengok Erna Jo selalu beralasan menginap di rumah temannya.
Sekarang mami dan papinya ada di Jakarta. Jo harus pandai menyembunyikan rahasia perkawinan nya dengan Erna. Dia tahu kalau sampai mami dan papi tahu dia menikah dengan perempuan yang berbeda keyakinan,mereka akan murka. Tentu saja mereka tidak akan merestui pernikahan itu. Bukan mustahil mereka akan mencelakakan Erna,gadis yang sangat dia cintai. Yang kini sedang mengandung anaknya.
Namun sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai, akhirnya tercium juga. Maminya menemukan Poto Jo sedang bersama perempuan hamil di dalam handphone Jo. Saat itu Jo sedang tidur,mami mendatangi kamarnya dan membuka handphone nya. Lalu sang mami mencari tau nomor kontak Erna melalui Poto profil di kontak BBM Jo.
Dengan diam-diam, Henny maminya Jo menemui Erna di Bandung.
Henny menyodorkan amplop berisi uang duaratus juta ketika menemuinya di restoran yang telah di janjikan.
"Ini untuk biaya kamu melahirkan dan membesarkan anakmu. Jauhi Jordan! Dia tidak seimbang denganmu," kata Henny.
Erna malah mengembalikan amplop yang diberikan Henny.
"Maaf Tante,cinta saya tidak bisa dibeli. Saya sama Jo saling mencintai," ucap Erna tegas.
"Kamu jangan bodoh. Kalian masih muda,cinta kalian hanya cinta sesaat. Kalian sadar bahwa kalian sangat jauh berbeda,baik derajat maupun keyakinan. Kami keluarga besar Stevanus tidak akan menerima kamu sebagai anggota keluarga." Henny marah mendapat reaksi dari Erna.
"Kalian tidak bisa memisahkan aku dengan Jo !" Erna berdiri hendak meninggalkan Henny.
"Kita liat saja. Apa kamu bisa melawanku?," ancam Henny.
Erna pergi dengan air mata berlinang. Hatinya hancur mendapat perlakuan dari mertuanya. Tak disangka, perempuan yang selalu dibanggakan oleh suaminya ternyata berhati licik. Dia ingin merebut kebahagiaan anak dan cucunya sendiri.
Saat Jo tahu bahwa ibunya datang menemui Erna,dia tidak bisa berbuat apa-apa. Jo memang anak yang patuh, selama hidupnya dia tak pernah melawan orang tuanya. Begitu pula saat orang tuanya mengajak dia pulang ke kota asalnya,Jo tak bisa menolak.
"Aku akan kembali setelah melunakkan hati mami," janji Jo saat akan meninggalkan Erna.
"Aku takut kamu gak kembali..." kata Erna disela Isak tangisnya.
"Ada satu cara yang bisa membuat mami luruh..." kata Jo ragu-ragu.
Erna menunggu Jo melanjutkan perkataannya.
" Kamu ikut aku,mksdku....ikut dengan keyakinan yang ku anut," kata Jo lagi.
Erna menggeleng,lari dari rumah dan menikah dengan Jo sudah membuat orang tuanya tak mau mengakuinya. Apalagi kalau dia sampai berpindah keyakinan. Bisa dibunuh dia nanti.
"Gak,kalau itu aku gak bisa syg. Aku gak akan melepaskan keyakinan ku. Apapun yang terjadi," jawab Erna tegas.
Jo kecewa dengan jawaban Erna. Tapi dia tak bisa memaksanya. Dia sangat mencintai Erna dan takut kehilangannya, makanya Jo hanya memendam rasa kecewanya.
Jo pun pulang mengikuti kemauan orangtuanya. Dia berjanji akan kembali sebelum anak mereka lahir.
"Aku akan kembali. Kamu tunggu aku,ya. Nanti kalau anak kita lahir,kasih nama keluarga ku, Stevanus," begitu pesan Jo sebelum pergi.
Erna merasa akan kehilangan Jo untuk selamanya. Dia terus menangis ketika laki-laki itu berpamitan sambil menangis pula. Mereka berpelukan seolah itu pelukan yang terakhir.
Sepanjang perjalanan menuju kota kelahirannya,Jo terus menghubungi Erna lewat ponselnya. Begitupun setelah sampai di rumah keluarga besarnya,Jo masih sering menanyakan keadaan Erna. Mereka saling melepas rindu lewat chattingan BBM.
Sampai akhirnya, tiba-tiba Jo menghilang. Semua akses kontaknya tidak aktif lagi. Baik BBM,sosmed dan nomor celullar nya pun tak bisa lagi di hubungi. Saat itu kehamilan Erna sudah hampir delapan bulan. Sebentar lagi dia akan melahirkan.
Uang kiriman Jo pun terputus. Tidak ada lagi uang masuk ke rekening nya. Jo menghilang bagai ditelan bumi. Erna kebingungan kemana dia harus mencari.
Dia terlalu polos dan bodoh, sewaktu tinggal di Jakarta Erna tak sempat menanyakan alamat rumahnya. Cinta telah membutakannya. Dia tak pernah berpikir akan seperti ini jadinya.
Hanya penyesalan yang dia rasakan. Dia telah diusir dan tak diakui oleh orangtuanya. Demi cintanya pada laki-laki itu,dia serahkan seluruh jiwa raga nya. Tapi apa yang terjadi sungguh tak pernah dia bayangkan sebelumnya.
Dengan sisa uang yang ada dan menjual barang-barang yang masih berharga,Erna pindah mengontrak sebuah kamar berukuran 4x4. Sementara belum melahirkan dia tak mungkin bisa mencari pekerjaan. Dia harus bertahan dengan uang yang tinggal sedikit.
Mau kembali ke orang tuanya,Erna tak berani.
Pagi itu,Erna sedang melamun dibalik jendela kamar kostnya. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya. Ketika Erna membuka pintu,berdiri seorang perempuan yang sudah lama tak bertemu. Erna tak bisa menahan tangis dan bersimpuh dikaki perempuan itu.
"Ibu,maafin Erna Bu!" tangisnya meledak.
Perlahan ibunya mengangkat tubuh Erna,dan langsung memeluknya.
Keduanya bertangisan penuh rasa haru.
"Ibu udah dengar tentang kamu dari Lia,makanya ibu cari kamu," kata ibunya sambil membelai rambut Erna.
"Ayah gimana kabarnya,Bu?" tanya Erna.
"Ayahmu masih marah,ibu kesini tanpa sepengetahuan ayah," jawab ibunya.
Tangis Erna kembali berderai mendengar ucapan ibundanya. Wajarlah ayah sangat marah, perbuatan ku tak bisa dimaafkan nya. Sesal Erna dalam hati.
"Sementara kamu bertahanlah dulu disini sampai ibu bisa membujuk ayahmu. Ibu akan sering datang menengokmu," kata ibunya.
"Aku menyesal,Bu," kata Erna dalam isaknya.
"Sudahlah,semua sudah terjadi. Disesalipun gak akan membuat keadaan kembali seperti semula," tukas ibunya.
Erna tak dapat berkata apa-apa lagi. Hanya Isak tangis penuh penyesalan yang memenuhi ruang kamarnya.
Seharian itu Tati,ibunya Erna menemaninya di kamar. Tati membawa makanan dan buah-buahan yang cukup banyak.
"Kamu harus banyak makan supaya sehat. Sebentar lagi kamu melahirkan,kamu harus kuat. Nanti ibu suruh adikmu menemanimu disini. Jadi kalau kamu udah merasa akan melahirkan,ada yang mengantarmu ke rumah bersalin," kata ibunya lagi.
Duh, ternyata Tuhan masih sayang padanya,sehingga Tuhan menggerakkan hati ibu untuk menemuinya disaat Erna betul-betul membutuhkannya. Ibu tetaplah ibu,dia tidak akan tega melihat anaknya menderita. Semarah apapun,hati ibu tetap penuh maaf untuk anaknya.
Kasih ibu sepanjang masa. Apapun yang terjadi pada anaknya,ibu akan selalu ada. Seperti Tati yang mendengar berita bahwa Erna ditinggalkan Jo,dari sahabat Erna yaitu Lia. Tati langsung mencari keberadaan Erna dan menemuinya. Dia memberi ketenangan dan harapan untuk anaknya yang telah membuat kesalahan besar dalam keluarga besarnya. Padahal Erna sudah hampir putus asa dan ingin mati saja. Untung ibu datang disaat yang tepat.

Komentar Buku (320)

  • avatar
    Amir Pandai

    mantap

    28d

      0
  • avatar
    Agung Mardhotilah

    bismillah

    19/07

      0
  • avatar
    nurulsyahirah

    ✨✨✨✨✨✨

    02/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru