logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 5 Mulai Terungkap

Hari sudah semakin malam, Adel masih terisak mengingat perkataan ayahnya. Jadi selama ini mama merahasiakan statusnya sebagai anak tiri Dony. Adel mengingat-ingat kembali memang ada kejanggalan yang sengaja di sembunyikan mama. Dalam akte kelahiran,nama Adel adalah Adelia Permatasari Stevanus. Ketika Adel bertanya kenapa namanya memakai nama Stevanus,mama menjawab.
"Nama itu dikasih sahabat mama, untuk mengingat persahabatan kami,"
Dan nama ayah dalam akte itu memang Dony. Tapi akte yang mama perlihatkan hanya potokopi,aslinya entah dimana mama simpan.
Kemudian sewaktu Adel duduk di bangku kelas 5 SD,Adel pernah melihat Poto mama yang sedang hamil disamping seorang pria. Bukan ayah Dony. Mama bilang itu saudara jauh mama yang sekarang tidak tahu rimbanya.
Apakah orang itu ayah kandungnya? Adel mengingat-ingat,dia lupa wajah org itu. Yang diingatnya hanya perawakan pria itu lebih tinggi dari mama,berbadan tegap,kulitnya putih.
Pantas saja eyang Putri tidak menyukainya. Sikap eyang kepada Adel berbeda dengan Evan. Adel hanya mengira karena Evan masih kecil dan anak laki-laki,cucu laki-laki terkecil. Jadi sikap eyang tidak begitu dipedulikannya.
Dulu ayah Dony tidak sejahat itu. Dia memperlakukan Adel dan Evan sama. Dony tidak pernah memukul anak-anaknya. Kalau dia marah hanya suaranya yang keras membentak mereka. Itu sudah membuat mama,Adel dan Evan ketakutan.
Tapi semenjak kembali kerumah orangtuanya,sifat Dony jadi berubah. Mungkin karena sekarang dia tidak punya pekerjaan tetap,dan hasutan eyang Putri yang selalu mencekokinya.
"Aku antar kamu pulang,ya?" suara Reno mengejutkan nya.
Adel menggeleng. Dia tidak mau pulang. Dia tidak ingin bertemu ayahnya. Tidak ingin melihat mamanya. Adel benci mereka berdua. Mereka telah berbuat tidak adil padanya.
"Terus kamu mau tidur dimana? Ini udah malem," bujuk Reno lagi.
"Biarlah aku disini aja,kak Reno pulang sana" jawab Adel.
"Mana mungkin aku tinggalin kamu disini sendirian malem-malem begini. Ayo,aku anter!" Adel tetap menggelengkan kepalanya.
Reno bingung,kalau saja Adel laki-laki dia bisa mengajaknya tidur di rumahnya. Adel kan anak perempuan,mana boleh dia mengajak Adel menginap. Mami sama papi bisa marah besar.
Reno teringat Ocha, Ocha pasti mau menerima Adel menginap sementara di rumahnya. Reno langsung menelpon Ocha.
"Hallo,kak...ada apa nelpon malam-malam begini?" tanya Ocha, suaranya terdengar sengau. Sepertinya Ocha sudah tertidur.
"Cha,aku di taman kota. Sama Adel. Dia kabur dari rumahnya," jawab Reno.
Ocha terperanjat mendengar keterangan Reno. Adel kabur. Pasti dia dipukul lagi tadi setelah Ocha mengantarkan nya. Tapi biasanya Adel tak pernah melakukan itu, walaupun ayahnya menyiksanya.
"Ada apa? gak biasanya Adel kabur!" tanya Ocha penasaran.
"Ntar aja ceritanya,yang penting sekarang lu mau gak nampung Adel malam ini? urgent!" balas Reno.
"Sebentar ya,kak. Gua bilang dulu ortu,boleh apa gak," kemudian terdengar Ocha mengeruk pintu kamar orang tuanya.
Reno menunggunya dengan bimbang, jangan-jangan orang tua Ocha tidak mengijinkan Adel menginap di rumahnya.
Tak lama kemudian Ocha bicara lagi.
"Kak,ajak Adel kesini. Ortu gua gak keberatan,"
Alhamdulillah,batin Reno.
"Oke,kami segera kesana," kata Reno senang.
Kemudian Reno mengajak Adel ke rumah Ocha. Mulanya Adel menolak karena jarak rumah Ocha dengan rumah orangtuanya hanya berbeda dua gang. Adel takut nanti ketemu ayahnya. Tapi setelah dibujuk Reno dan dijanjikan kalau orangtua Ocha akan membantunya, barulah Adel mau.
Mereka pun berangkat ke rumah Ocha. Malam sudah larut,pukul 23.36. Jalanan sudah mulai sepi. Hanya butuh sepuluh menit untuk sampai ke rumah Ocha. Didaerah situ pun sudah jarang orang berkeliaran.
Ocha sudah menunggu di pintu gerbang rumahnya. Jadi ketika mereka datang,Ocha langsung menyuruh mereka cepat masuk. Takut ada yang melihat kedatangan mereka, terutama ayah Adel yang biasanya masih berada di luaran.
Sampai di dalam,Adel langsung memeluk Ocha. Tangisnya pecah lagi. Mami dan papinya Ocha membujuknya agar Adel berhenti menangis dan menceritakan apa yang dialami Adel. Ocha memberikan segelas air putih agar Adel lebih tenang.
Setelah reda tangisnya,Adel mulai menceritakan kejadian tadi di rumahnya. Suaranya terbata-bata diiringi Isak tangis.
Ocha dan kedua orangtuanya merasa prihatin dengan keadaan Adel. Pakaian yang dikenakan Adel masih yang dipakainya sejak tadi siang.
"Untuk sementara kamu disini dulu sama Ocha. Besok Tante bicara dengan mamamu. Sekarang kamu ganti baju,terus makan," kata mami Ocha.
Adel baru sadar kalau dia pergi tidak membawa selembar pakaian pun. Ocha mengerti.
"Lu pake baju gua aja,badan kita kan hampir sama!" kata Ocha sambil mengajak Adel ke kamarnya.
Mengetahui keadaan Adel sudah aman,Reno segera pamit pulang. Sebelum pergi Reno memberikan beberapa lembar uang ratusan ribu kepada Adel.
"Sorry, Del...gua bukan maksud menghina,tapi siapa tau lu membutuhkannya," kata Reno.
Adel menolak pemberian Reno, walaupun sebenarnya dia memang membutuhkan uang itu untuk berjaga-jaga.
"Lu pegang aja,ntar kalau gak kepake balikin lagi" bujuk Reno.
Akhirnya Adel menerima uang itu. Reno pamit dan berjanji akan terus memantau perkembangan nasib Adel.
"Kalau ada apa-apa,kabarin ya!" pesan Reno.
Setelah Reno pergi,Adel diajak Ocha makan. Dia baru merasa perutnya lapar sekali. Sejak sore dia tidak makan apapun. Tadi di rumah Aldi,Adel hanya makan sepotong lumpia dan dua potong kue yang dibuat ibunya Aldi. Adel makan dengan lahapnya ditemani Ocha yang duduk diseberang nya.
"Jadi selama ini,mama lu gak pernah cerita tentang siapa bokap lu sebenarnya?" tanya Ocha masih penasaran.
Adel hanya menggelengkan kepalanya.
"Mungkin ada alasannya kenapa ibu lu gak cerita," Ocha menjawab sendiri pertanyaannya.
"Gua kesel sama mama,kenapa sih mama lakuin ini sama gua. Kalau tau ayah itu bukan bapak kandung gua,mendingan gua ikut nenek gua di Bandung," kata Adel sambil menghentikan makannya.
"Pantesan aja dulu waktu kami mau pindah ke Semarang,gua masih kecil. Evan belum ada. Gua inget,nenek meminta mama jangan bawa gua. Tapi mereka maksa," kata Adel lagi.
"Tapi lu cerita dulu bokap lu gak sejahat ini. Artinya dia dulu sayang sama lu. Nganggap lu anaknya sendiri,"
"Itulah yang gua heran. Semenjak pindah kesini,bokap jadi jahat. Persis kayak ayah tiri yang di film-film," kata Adel lagi.
"Tapi lu aman kan?" tanya Ocha curiga.
"Maksud lu?" Adel tak mengerti.
"Ya kan kalau di film ayah tiri bukan cuma mukulin. Dia juga suka memperkosa anak tirinya,"
Adel bergidik mendengar ucapan Ocha. Alhamdulillah,Adel belum pernah diperlakukan seperti ucapan Ocha tadi. Ayahnya hanya sering membentak dan memukul. Tidak sampai melakukan hal-hal yang sebejat itu.

Komentar Buku (320)

  • avatar
    Amir Pandai

    mantap

    28d

      0
  • avatar
    Agung Mardhotilah

    bismillah

    19/07

      0
  • avatar
    nurulsyahirah

    ✨✨✨✨✨✨

    02/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru