logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 9 Alasan Dibalik Pernikahan Fani Dan Bima.

Pov Ibu Ina
Semenjak ayahnya Bima meninggal karna kecelakaan, saya tidak diijinkan mengendarai mobil sendiri, praktis hampir kemana saja saya selalu di supiri oleh Bima anak lelaki saya.
Satu hari saya dapat telfon dari teman-teman arisan mereka semua mengajak berkumpul di caffe X, awalnya saya menolak karna Bima masih di kantor dan Mila juga sedang ada kuliah, tapi karna tidak enak, terpaksa saya pergi kesana dengan nekat mengendarai mobil sendiri, dan yang di takutkan benar terjadi, di persimpangan jalan tiba-tiba mobil saya oleng karna panik saya banting setir ke kiri, tanpa melihat keadaan, ternyata di sebelah kiri ada mobil di depan mobil saya.
Tanpa aba-aba mobil saya sukses mendorong kencang mobil di depan hingga menabrak rambu jalan dan apesnya pemilik mobil tersebut pasangan suami istri, dengan rasa takut dan was-was akhirnya saya menghubungi Bima agar datang menolong ketempat kejadian kecelakaan tersebut.
Singkatnya Bima datang dan menolong orang yang saya tabrak, na'has nya di dalam perjalanan mereka semua menghembuskan nafas tidak bisa tertolong, sebelum mereka meninggal suaminya menyebut nama Fani,, Fani,, terus menerus, kemungkinan itu anaknya, sesampainya di rumah sakit, pihak rumah sakit menghubungi anak dari korban yang saya tabrak, tapi sayangnya tidak lama bersama datangnya anak korban, nampak ada polisi, anaknya yang saya tahu bernama Fani itu, belum tahu persis kejadian kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.
Waktu itu saya dengar Fani sedang berbicara dengan pihak berwajib, bahwa bagaimana pun pihak kepolisian harus menemukan pelaku penabrakan kedua orang tuanya, di saat yang bersamaan Bima datang menghampiri mereka dan mengatakan kalau dia orang yang menolong orang tuanya, dan soal pelakunya Bima bilang kemungkinan susah melacaknya karna sudah lari.
Tapi Fani ngotot ingin mengusut tuntas ini semua, jelas saya ketakutan, saya tidak mau menghabiskan masa tua saya dalam penjara, di saat ketakutan tiba-tiba saja ide gil* itu muncul, ide untuk menikahkan Fani dengan Bima, dengan seperti itu Fani pasti tidak akan ingat lagi soal kasus kematian orang tuanya, tapi apa Bima setujuh karna Bima juga sudah bertunangan dengan kekasihnya Sinta, dan mereka sedang mengurus pernikahan mereka.
Aku merasa dilema bagaimana ini,, disaat ketakutan itu, Bima masuk kedalam bangsal tempat aku dirawat karna aku juga mengalami luka kecil akibat kecelakaan tersebut, dengan ragu akhirnya aku mengutarakan niatan agar Bima menikahi Fani, agar dia tidak lagi mencari pelaku penabrakan kedua orang tuanya.
"Apa, Bu ?, Bima harus nikah sama perempuan itu ? Bima gak kenal, dan Bima juga gak cinta, ibu tahu kan Bima sudah punya Sinta, apa kata keluarganya Bu kalau sampai Bima tiba-tiba memutuskan pertunangan dengan Sinta dan memilih menikahi Fani..?" dengan keras Bima menolak permintaan aku, aku juga tidak ingin Bima menikah dengan orang yang tidak di cintai, apa lagi aku juga belum tahu apa-apa tentang Fani.
"Tapi, Bim.. Kamu tadi dengar sendiri kan Fani ngotot ingin mengusut tuntas masalah ini, Ibu takut kalau sampai harus masuk penjara, Bima memang mau kalau sampai Ibu menghabiskan masa tua Ibu dipenjara,, " aku berusaha menjelaskan ke Bima dengan suara sedih, aku yakin Bima pasti tidak akan tega membiarkan Ibunya sampai masuk penjara.
"Baik lah bu, nanti coba Bima pikirkan dan bicarakan Ini semua dengan Sinta, ingat Bima melakukan ini karna Bima sayang ibu, Bima tidak mau kalau sampai Ibu masuk penjara. " setelah mengucapka itu semua Bima langsung keluar, mungkin ingin menghubungi Sinta.
Entah apa yang Bima jelaskan ke keluarga Sinta dan ke Sinta sendiri, esoknya Sinta datang kerumah sakit dan dia bilang mengijinkan Bima menikahi Fani, tapi dengan syarat Bima tidak boleh memperlakukan Fani seperti istri, aku menyetujui syarat Sinta dan dia juga mengatakan kalau Fani sudah benar-benar tidak mencari pelaku penabarakan kedua orang tuanya Bima harus segera menceraikan Fani.
Setelah acara empat puluh hari meninggalnya orang tua Fani saya dan Bima pergi melamar Fani awalnya gadis itu aneh kenapa tiba-tiba di lamar tapi karna dorongan pamannya yang tinggal di luar kota dan tidak bisa maksimal menjaga Fani akhirnya dia mau menerima pinangan saya untuk Bima, tanpa saya cari tahu dan tidak ingin tahu seluk bekuk Fani, kami akhirnya melangsungkan pernikahan sederhana dirumahnya.
Setelah menikah Bima memboyong Fani kerumah tinggal bersama kita semua dan meninggalkan rumah kedua orang tuanya, awal pernikahan kita semua masih berusaha bersandiwara menerima dia menyayangi dia, tapi lama-lama saya bosen juga, akhirnya dengan usulan Mila, tanpa Fani tahu diam-diam kita jadikan Fani seperti pembantu rumah, bahkan Bima sampai usia pernikahan sudah tujuh bulan tidak pernah sedikit pun menyentuh Fani, karna dia ingat tentang syarat dari Sinta.
Untuk menghilangkan jejak Bima sembunyikan mobil saya di bengkel Candra, kakaknya Sinta, sudah pasti dia menolak tapi karna bantuan Sinta akhirnya Candra mau menyembunyikan mobil itu, terserah mau di perbaiki atau tidak, tapi Bima meminta Candra tetap memperbaiki mobil saya itu.
Fani termasuk anak yang penurut di perlakukan seperti pembantu pun dia tetap nurut tidak banyak membatah, tapi tetap saja rasa takut itu masih saja selalu menghantui, saya takut suatu hari Fani memberontak dan menyelidiki sendiri siapa pelaku penabrakan kedua orang tuanya, rasa takut itu muncul ketika tiba-tiba Fani meminta ijin keluar untuk mengunjungi makam orang tuanya, ingin tidak mengijinkan nanti Fani curiga akhirnya dengan terpaksa aku mengijinkan Fani mengunjungi makam orang tuanya.
🌿🌿🌿🌿

Komentar Buku (746)

  • avatar
    Nur Afiya Syafikah

    good

    10/10

      0
  • avatar
    Soleman Dangga Limu

    Alur Ceritanya Luar biasa

    07/08/2023

      0
  • avatar
    Ayya

    okk

    03/07/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru