logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 12 Memberitahu Paman..

"Sudah berani ya kamu melawan suami, " bentak Bima garang.
"Melawan apa sih Mas, kamu nanya kan aku dari mana? udh aku jawab, terus melawan seperti apa yang kamu maksud. " jawab Fani santai tidak ada rasa ketakutan sama sekali seperti biasanya.
"Terus kamu kenapa gak ijin, aku ini suami kamu Fani." bentak Bima makin emosi.
"Astagfirullah Mas, aku kan sudah ijin ke Ibu dan aku juga sudah chat kamu loh, masa kamu tidak baca. kurang patuh apa aku ke kamu Mas, lihat lah dulu ponsel kamu sebelum dengan beraninya kamu marahi aku, " tak kalah keras Fani membentak Bima, lekas Bima melihat ponselnya yang dari pulang tadi belum tersentuh.
[Mas aku gak masak, tapi sudah aku orderkan untuk makan malam kamu, Ibu dan Mila. Aku ijin mau kerumah dulu ya, ] begitu isi pesan Fani untuk Bima.
Sontak Bima langsung diam merasa tidak enak sendiri sudah membentak istrinya, bahkan jam pesan itu di kirim jelas sebelum dia pulang kerja.
"Sakit hatinya istri itu, ketika di bentak oleh suaminya karna kesalahan yang dia tidak perbuat mas. " Fani langsung pergi dan berpura-pura menangis, dia ingin membuat Bima menyesal.
🎋🎋🎋🎋
Paginya Fani hanya menyiapkan Roti selai dan susu hangat saja untuk sarapan, tidak memasak seperti biasa, bahkan Fani tidak beres-beres rumah, dia hanya menyapu lantai ala kadarnya, kini dia sedang menyiram bunga di depan rumah, hari ini dia akan kerumah orang tuanya lagi masih ada yang harus di bicarakan dengan Pamannya.
Sambil menyiram bunga pikiran dia melayang ke percakapan semalam dengan pamannya, membahas tentang pelaku penabrak mendiang orang tuanya, yang tidak lain orang itu adalah mertuanya sendiri.
Flasback on
"Jadi yang sebenarnya pelaku dari penabrakan Mas Hamdan dan Mba Wina itu adalah mertua kamu sendiri Fani? " terdengar ada keraguan dari pertanyaan paman, pasti lah awalnya juga Fani tidak percaya kalau mertuanya lah orang yang menabrak orang tuanya
"Paman tidak percaya? Tapi itu kenyataanya paman, ini semua bukti-bukti yang Fani dapat dan sumbernya dari Ibu dan orang terdekat Ibu sendiri." ujar Fani sambil menyerahkan semua bukti yang selama ini dia kumpulkan.
"Bahkan asal paman tahu sudah hampir empat bulan terakhir, saya dirumah mereka hanya di jadikan pembantu gratisan bagi mereka, dari pagi sampai malam pekerjaan rumah tidak ada hentinya saya kerjakan, status sebagai istri Bima tidak pernah Fani sandang paman, " sambung Fani kembali menjelaskan.
"Jadi maksudnya mereka melakukan ini semua agar Ibu Ina mertua mu itu, benar-benar terbebas dari ancaman penjara? " tanya paman dan di jawab anggukan oleh Fani.
"Pantas saja paman mendapat kabar, kalau Bima mendatangi kantor polisi untuk memberitahu agar kasus penabrakan orang tua mu di hentikan karna masalahnya sudah selesai dengan jalur damai."
"Kapan itu paman, kenapa paman tidak pernah cerita ke Fani. "
"Sekitar dua atau tiga bulan yang lalu, karna paman kira pelakunya bukan mertua kamu dan juga pasti kamu sudah tahu itu, makanya paman tidak menanyakan langsung ke kamu, kalau saja paman tahu semuanya, " paman memberitahu Fani kabar yang sama sekali tidak di ketahui Fani.
Pembicaraan dengan paman terhenti karna waktu sudah malam, awalnya bibi menyuruh Fani untuk menginap tapi dia tidak mau, akhirnya Fani memilih pulang, karna Fani takut nanti mertuanya berfikir yang tidak-tidak.
Flasback off
-------****-----
"Fani.. Fani. " panggil Ibu Ina dengan suara hebohnya mengaggetkan Fani yang sedang menyiram bunga.
"Fani ... " bentak Ibu Ina tepat di belakang Fani, karna kaget reflek selang air yang di pegang Fani, dia arahkan ke muka mertuanya, sudah di pastikan Ibu Ina basah kuyup.
⏳⏳⏳

Komentar Buku (746)

  • avatar
    Nur Afiya Syafikah

    good

    10/10

      0
  • avatar
    Soleman Dangga Limu

    Alur Ceritanya Luar biasa

    07/08/2023

      0
  • avatar
    Ayya

    okk

    03/07/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru