logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 11 Perubahan Fani 2.

"Hallo, Paman ini Fani, sudah ada di tempat yang paman kasih tahu. " sepertinya Fani sedang menghubungi seseorang.
"(...........) "
"Baik paman. " jawab Fani singkat dan segera memutus obrolan mereka.
Selagi Fani menunggu kedatangan seseorang yang entah siapa, kita lihat ketegangan apa yang ada di dalam rumah Ibu Ina, tadi sepulang dari kantor Bima di beritahu Ibu Ina kalau Fani hanya memesankan makan malam untuk mereka dan setelah itu Fani keluar begitu saja.
"Memang Mba Fani mau pergi kemana sih Bu? " tanya Mila di tengah santap malam mereka.
"Ibu juga tidak tahu, mana sebelum dia pergi sikapnya aneh banget lagi. Bima, Ibu takut Fani berusaha mencari pelaku penabrakan orang tuanya. " ujar Ibu Ina dari nada suaranya nampak jelas ketakutannya.
"Gak mungkin Bu, kalau Fani menyelidiki ini sendiri, lagian keluarganya gak ada yang tinggal di jakarta, " Bima berusaha meyakinkan Ibunya, walau tidak menutup kemungkinan itu bisa saja terjadi.
"Iya Ibu tahu, tapikan Fani masih punya paman, adik dari Ayahnya. gak mungkin kalau dia juga akan diam saja menerima kakaknya meninggal karna kecelakaan dan seolah kejadian itu tabrak lari, Ibu gak mau ya Bima kalau sampai mendekam dipenjara, " nada bicara Ibu Ina makin terlihat ketakutan dan bergetar.
Baik Bima maupun Mila mereka hanya diam tidak ada yang menanggapi ketakutan Ibu Ina, mereka berdua berusaha keras seperti apa pun untuk meyakinkan Ibu Ina juga percuma, karna mereka sendiri juga sedikit merasakan was-was.
Kembali ketempat Fani berada, terlihat deru mobil menghampiri tempat Fani duduk di sebuah bangku taman kota, tidak jauh dari rumah mertuanya, mobil itu berhenti tepat di samping Fani, seorang lelaki sekitaran umur empatpuluh tahunan turun dari dalam mobil, dan dia menghampiri Fani.
"Nunggu lama ya, maaf ya tadi Paman ke jebak macet. " ujar lelaki itu langsung memeluk Fani sayang.
"Iya gak apa-apa kok Paman, mau ngobrol disini atau kita cari tempat? " tanya Fani ke lelaki yang ternyata adalah pamannya, Adik dari Ayahnya yang tinggal di luar kota.
"Kita kerumah kamu saja ya, biar lebih nyaman membicarakan semuanya, Bibi juga ikut, jadi kita bisa sekalian makan malam, paman yakin kamu pasti belum makan kan?! " tebakan paman tidak meleset Fani hanya bisa tersenyum seraya mengangguk.
Paman dan keponakan itu pun langsung pergi meninggalkan taman tersebut menuju rumah peninggalan kedua orang tua Fani, yang setelah Fani menikah di biarkan kosong hanya ada tukang bersih-bersih saja itu pun hanya satuminggu sekali.
🎡🎡🎡🎡
"Habis kemana kamu, keluar sampai larut malam seperti ini? " tegur Bima ketika melihat istrinya yang baru pulang di atas jam sepuluh malam.
"Pulang kerumah, kenapa memang? " jawab Fani enteng tanpa menoleh sedikit pun kepada Bima, dia langsung pergi begitu saja ke dalam kamar.
"Fani!! gak sopan kamu ya, ada suami sedang berbicara itu di dengerin, bukannya malah ngeloyor pergi, " geram Bima, merasa tidak di hormati.
"Loh kan aku dengerin Mas, makanya pas kamu tanya aku jawab, emang gak boleh aku pergi kerumah peninggalan orang tuaku? aku disini bukan pembantu yang bisa seenaknya di atur-aturkan? " pertanyaan Fani otomatis langsung membungkam Bima, dia tidak berani untuk berucap lagi.
---------$$$$---------

Komentar Buku (746)

  • avatar
    Nur Afiya Syafikah

    good

    10/10

      0
  • avatar
    Soleman Dangga Limu

    Alur Ceritanya Luar biasa

    07/08/2023

      0
  • avatar
    Ayya

    okk

    03/07/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru