logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 10 Perubahan Fani..

"Fani, kok kamu belum masak untuk makan malam, bagaimana sih, sebentar lagi Bima sama Mila pulang, " bentak Ibu Ina keras, dia geram melihat menantunya malah asik rebahan di atas sofa ruang tengah sambil nonton Drakor.
"Apa sih Bu, teriak-teriak gak jelas, berisik tahu gak, gak lihat apa Fani lagi nonton Drakor. " jawabnya cuek sedikit pun tidak menoleh kepada mertuanya itu.
Sikap Fani yang seperti itu sontak membuat Ibu Ina merasa aneh dan geram sendiri di buatnya, dengan marah dia menggebrak meja dan mematikan tv secara tiba-tiba.
"Hhehh, saya ini sedang menyuruh kamu untuk masak buat makan malam ya, berani-beraninya kamu membantah perintah mertua, ingin menjadi menantu durhaka kamu. " akhirnya tersulut juga emosi Ibu Ina, melihat sikap Fani.
"Gak usah lebay deh Bu, cuma masalah makan malam saja sampe berani bentak-bentak anak orang, saya disini menantu ibu kan bukan pembantu. " ucapan Fani barusan sukses membuat ibu Ina tertegun kaget, melihat ibu mertuanya yang tiba-tiba diam Fani hanya tersenyum sinis secara samar.
"Untuk makan malam Ibu gak usah Khawatir aku sudah pesankan lewaf gofood, makanan kesukaan Ibu, Mila dan mas Bima, jadi Ibu gak usah main bentak-bentak seenaknya saja,." sambung Fani cuek, sambil menyalakan lagi tv dan melanjutkan menonton Drakor yang tadi tertunda tanpa menghiraukan keberadaan mertuanya.
"Terus kalau pesan makanan lewat aplikasi siapa yang mau bayar? kamu ? Emang kamu punya uang ?" tanya Ibu Ina sinis menanggapi ucapan Fani.
"Bu, aku ini cuma yatim piatu, bukan gembel, tenang aku yang bayarin orderan makanannya, Ibu gak usah khawatir orang tua saya meninggalkan harta warisan untuk saya. " setelah mengucapkan itu Fani langsung pergi ke depan untuk mengambil orderan, karna tadi terdengar samar ada suara orang di depan rumah.
"Permisi, orderan Gofood.. " terdengar suara dari luar rumah, segera Fani membuka pintu dan menerima orderan tersebut.
"Terima kasih.. " ucap Fani ramah ke kang kurir.
Bukan main kagetnya Ibu Ina, melihat tingkah Fani barusan, menantunya itu salah makan apa kok tiba-tiba berani melawan dia, tidak seperti biasanya Fani yang selalu nurut perintah ibu Ina apa pun itu, tapi kenapa sekarang dia berani melawan.
"Gawat, sepertinya Fani sudah ada gelagat mau melawan aku, buktinya sekarang dia berani membatah, " gumam batin Ibu Ina.
"Ini Bu, Fani orderin bebek bakar bumbu madura kesukaan ibu, mas Bima sama Mila," ucap Fani enteng sambil mengangsurkan bungkus makanan di depan Ibu Ina, bau sedap dari bebek bakar itu menguar ke udara.
"Kamu ikut makan jugakan.. ?" tanya Ibu Ina basa basi, padahal dalam hati dia tidak rela kalau Fani ikut makan bersamanya walau makanan itu dia yang order.
"Itu buat ibu dan anak-anak ibu saja, lagian sebentar lagi Fani mau keluar." jawabnya enteng, mendengar ucapan Fani barusan sontak Ibu Ina melotot kaget.
"Keluar ? Kamu mau keluar kemana ? Gak,, ibu gak ijinkan kamu keluar, sebentar lagi Bima pulang kantor kamu harus ada dirumah, " dengan suara keras Ibu Ina melarang Fani keluar rumah.
"Emang kenapa ? saya bukan tahanan kan?, lagian saya mau keluar atau tidak apa hak ibu larang-larang saya. " tanpa menunggu persetujuan Ibu mertuanya Fani langsung keluar rumah, gocar pesanan dia sudah menunggu di depan rumah.
Untuk kedua kalinya Ibu Ina di buat kaget oleh sikap Fani yang mendadak berani melawan itu, sikapnya benar-benar membuat Ibu Ina ketakutan, Ibu Ina khawatir Fani keluar mau ke kantor polisi untuk menyelidiki kasus penabrakan kedua orang tuanya.

Komentar Buku (746)

  • avatar
    Nur Afiya Syafikah

    good

    10/10

      0
  • avatar
    Soleman Dangga Limu

    Alur Ceritanya Luar biasa

    07/08/2023

      0
  • avatar
    Ayya

    okk

    03/07/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru