logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Khawatir

Maximus Company. Sta. Building
Maxim dan Billy dengan gagahnya mulai memasuki lobby kantor Maximus, kehadiran sang CEO yang tampan juga diikuti oleh asisten yang tak kalah menarik selalu berhasil membuat semua pasang mata menatap kagum kepada ciptaan Tuhan YME, tidak hanya karyawan wanita saja, karyawan pria pun cukup kagum dengan CEO mereka. Bahkan seringkali gaya dan cara berpakaian Maxim diikuti oleh karyawan laki lakinya.
Maxim terus berjalan menuju ruangannya bersama dengan Billy.
"Billy!"
"Ya, Bos!"
"Buat jadwal meeting hari ini dengan divisi finance ya sebelum jam makan siang," ujar Maxim sambil dirinya menuju ke kursi panasnya.
Tunggu dulu, jadwal meeting? bukankah baru beberapa hari lalu meeting dengan divisi finance kan?~batin Billy kebingungan sendiri.
"Billy, jangan membuat wajah seperti itu di hadapanku, jelek sekali wajahmu," cibir Maxim setelah dirinya melihat wajah sang asisten yang dia tau pasti sangat kebingungan mendengar permintaannya. Tentu saja ini hanyalah akal akalan Maxim untuk bisa bertemu dengan "musuhnya" yaitu Stella.
"Eh, Bos.. saya bingung harus buat agenda apa dengan mereka." Sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidaklah gatal.
"Cih! Ternyata kamu bisa juga kehabisan ide yah, saya pikir otak kamu luas," kembali semprot Maxim.
Emang otak saya seluas samudera apa~Billy pun hanya bisa membatin dalam hatinya.
Namun tanpa Maxim ketahui, hari ini Stella tidak masuk kantor. Stella mengalami satu kecelakaan kecil, saat dia akan berangkat ke kantor, sebuah motor menyenggolnya di pinggir jalan dan mengakibatkan dirinya harus dibawa ke rumah sakit akibat luka goresan dan lecet pada beberapa bagian tubuhnya.
Stella pun sudah menghubungi kepala divisi keuangan, Pak Rio dan menyampaikan kabar bahwa dirinya tidak bisa masuk kantor dan minta ijin untuk beberapa hari.
Sementara Billy masih berkutat memikirkan agenda apa yang akan dia sampaikan untuk membuat meeting dengan divisi finance, Maxim dengan santainya terus menyesap kopi hitamnya.
"Aha!" Tiba tiba pekik Billy berteriak.
"Billyyyyyyyyy!" Kali ini suara Maxim yang menggelegar mengagetkan Billy. "Kamu ngapain sih pake teriak teriak," geram Maxim, karena pada saat Billy berteriak dirinya sedang menyesap kopinya dan membuat Maxim tersedak karena kaget.
"Bos, ma---aaf, maaf Bos." Dengan cepat Billy berusaha membantu Maxim membersihkan tumpahan kopi yang terbuang.
"Kamu mau bunuh saya yah! kalau saya kesedak kopi terus mati gimana?" cecar Maxim lagi penuh kekesalan.
Mana ada orang mati kesedak kopi, kesedak biji salak iya~gerutu Billy dalam hati.
"Bukan Bos, hanya saja tadi saya sudah menemukan alasan yang tepat untuk membuat agenda meeting dengan divisi finance Bos." Maxim yang mendengar pun sontak tersenyum gembira dan moodnya langsung berubah.
"Bagus, cepat buatkan jadwal meeting dengan mereka."
Titah Maxim pun langsung dijalankan oleh Billy.
Billy langsung menghubungi Pak Rio sebagai kepala divisi keuangan tempat Stella berada.
Dan janji meeting pun sudah dibuat, Meeting akan dilaksanakan 1 jam dari sekarang.
Wajah Maxim tak henti hentinya menahan senyuman yang tergambar jelas di wajahnya. Keinginannya untuk bertemu Stella benar benar kuat, menurutnya beradu argumen dengan Stella si gadis norak dan cupu adalah hal yang membuatnya senang.
Sementara Stella masih beristirahat di unit gawat darurat di sebuah rumah sakit kecil yang ada dikota itu. Luka luka gores dan lecetnya sudah selesai diobati oleh team medis, namun Stella masih belum bisa pulang ke rumahnya.
Dan waktu yang ditunggu pun tiba. Setelah mendapat informasi mengenai divisi finance yang sudah berada di ruang meeting, Maxim pun bergegas menuju ruang meeting.
Gadis keras kepala, here i come... kita lihat seberapa hebat kamu bisa melawan aku~batin Maxim dengan senyum seringainya.
Derap langkah kaki Maxim pun mulai terdengar memasuki ruang meeting membuat semua yang hadir disana reflek berdiri sebagai tanda kehormatan mereka untuk sang CEO.
Pandangan mata Maxim menjelajah seisi ruangan, satu persatu dia perhatikan namun dirinya tidak menemukan sosok yang dicarinya, kembali Maxim memeriksa semua orang yang hadir dan benar saja, dia tidak menemukan gadis jelek dan cupu yang mengenakan pakaian kebesaran dan kacamata itu di dalam ruangan meeting.
Kemana gadis itu?owhh.. pasti dia terlambat lagi, ini kan meeting dadakan.. baiklah, aku akan tunggu~batin Maxim.
"Silahkan duduk semuanya," seru Maxim.
Dan Billy pun mulai membuka agenda meeting dadakan siang itu, sementara konsentrasi Maxim benar benar terpecah, pandangannya dia tujukan ke arah pintu masuk dan keluar berharap sang gadis keras kepalanya akan datang.
5 menit
10 menit
15 menit
Bahkan sampai 30 menit rapat berlangsung namun tanda tanda kehadiran Stella tidaklah nampak, Maxim pun mulai kesal, Moodnya kembali jelek dan berubah.
"Berhenti!" Ucap Maxim menginterupsi jalannya meeting.
"Apa semua divisi finance hadir?" ujar Maxim bertanya tanya.
Pak Rio selaku kepala bagian pun akhirnya angkat suara, "Maaf Pak, hari ini ada 2 karyawan yang tidak hadir."
Cih! Ternyata gadis itu gak masuk, buang buang waktuku saja rapat ini~batin Maxim kesal.
"Katakan, apa alasan mereka sampai tidak masuk?"
Jelas saja pertanyaan Maxim memantik kebingungan mereka, karena ini bukan bagian Maxim untuk mengetahui tentang karyawannya.
Namun Pak Rio harus menjelaskan kepada Bosnya.
"Maaf Pak, saya bisa jelaskan... satu karyawan kami sedang dinas di luar kota dan satu lagi sedang mengalami musibah," balas Pak Rio lagi. Pikiran Maxim semakin menjelajah mencoba menebak nebak siapa yang sedang mendapat tugas luar kota dan siapa yang mengalami musibah.
"Jelaskan siapa siapanya secara terperinci Pak Rio." Tegas Maxim kembali.
Sementara Billy sudah bisa menebak bahwa tujuan awal Maxim membuat meeting ini hanya untuk melihat Stella.
"Karyawan atas nama, Adam sedang tugas di luar kota sementara karyawan kami atas nama Stella Manuela sedang berada di rumah sakit."
Bbam!!!
"Apa? rumah sakit?" secara reflek pun Maxim tidak bisa menahan rasa terkejutnya.
"I-iiyyaa Bos" jawab Pak Rio gemetar.
"Billy!"
Billy tau apa arti dari Maxim memanggilnya. Billy pun menghampiri Pak Rio dan berbicara berdua untuk meminta penjelasan tentang kondisi Stella, sementara Maxim sudah berjalan keluar ruang meeting.
"Baiklah, Bapak Ibu sekalian, meeting kita selesai dan silahkan kembali ke ruangan kalian," dengan penuh sopan santun Billy menutup meeting saat itu juga dan segera menghampiri Maxim.
"Kenapa lama sekali kamu!" kembali Billy kena semprot Maxim yang lama kembali ke ruangannya.
"Katakan apa yang terjadi?"
"Nona Stella mengalami musibah Bos, dia mengalami kecelakaan......"
"Apa?" seperti biasa Maxim selalu menyela ucapan Billy.
"Cepat kita ke rumah sakit sekarang juga Billy." Tanpa menunggu ucapan Billy, Maxim langsung bergegas keluar.
Apa dia benar benar Bos Maxim?~pikir Billy.
Dasar gadis bodoh, bisa bisanya dia celaka... tunggu, apa kondisinya parah? oh, astaga~gumam Maxim.

Komentar Buku (113)

  • avatar
    ZaliyantiAmelia

    cerita ini sangatlah bagus.... butir air mata saya terus mengalir ketika membacanya, apalagi ketika membaca Stella yg sangat sabar dan disiksa tsbt,., smg sy jg bisa menjadi orang yg sabar dan tabah seperti Stella 😭 bahkan sekarang air mata jg blum mengering abis baca akhiran cerita td🌹😭😭

    29/12/2021

      0
  • avatar
    Tasnia RaniaTitis

    menarik

    04/12

      0
  • avatar
    Evie Yanti Saragih

    Terharu pas di akhir crta nya😥😍😍

    08/09/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru