logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Sahabat Lama

Saat sedang menikmati makan malamnya, tiba tiba dering ponsel Maxim berbunyi, dan Maxim sangat kenal sekali siapa orang yang berani mengganggu waktu makannya, tentunya tak lain dan tak bukan adalah kedua orangtua yang saat ini sedang berada jauh di luar negeri. Kedua Orangtua Maxim sedang menikmati masa masa pensiun dan waktu di usia mereka yang sudah tidak muda lagi, sang Ayah Robert Williams membawa serta merta istrinya Juliana Dian yang merupakan perempuan asli Indonesia untuk berlibur di kota New York.
"Mami Papi kebiasaan nih kalau telepon pas aku lagi makan," gerutu Maxim, meskipun kesal namun dia harus tetap mengangkat telepon dari kedua orangtuanya karena kalau tidak, sudah dipastikan Maminya lusa sudah berada di rumahnya.
"Hhmm.. Halo, Mi!" seru Maxim.
"......."
Dan percakapan telepon antara orangtua dan anak pun akhirnya selesai, bisa dipastikan bahwa perbincangan mereka kali ini kembali membuat Maxim kesal.
"Nikah, nikah, nikah nikah aja terus yang dibahas," gerutu Maxim. Bahkan perbincangan dengan kedua orangtuanya membuat selera makannya hilang, dengan malas Maxim segera beranjak dari tempat duduknya. Billy yang masih menyelesaikan makanannya pun reflek ikut bangun mengikuti Maxim.
Ah! Bos nih.. kebiasaan deh, tunggu kelar makan dulu dong baru ngambek, aku kan masih laper~ucap Billy hanya bisa berujar dalam hati.
"Bos!" Billy terus memanggil Maxim yang terus berjalan menuju ruang kerjanya.
"Bos!" Kembali seru Billy.
Dengan malas Maxim pun menghentikan langkahnya di depan ruang kerjanya. "Kamu selesaikanlah makan kamu, saya gak selera makan," dan Maxim pun membuka pintu ruang kerjanya. "Take your time Billy, saya cuma mau mengerjakan sesuatu di dalam dan ingat, saya tidak mau di ganggu oleh siapapun." Dengan tegas Maxim memberikan perintahnya bahwa dirinya tidak ingin di ganggu dan ingin sendiri.
Billy mengerti bahwa mood Maxim berubah setelah berbincang dengan kedua orangtuanya, dan sudah dipastikan yang dibicarakan kedua orangtuanya adalah tentang pernikahan, satu hal yang sangat tidak disukai oleh Maxim. Oleh sebab itu Billy dengan patuh mendengarkan perintah Maxim dan memberikan ruang bagi Maxim untuk sendiri.
"Baik Bos," balas Billy. Dan pintu ruang kerja Maxim pun tertutup. "Baiklah, malam ini sepertinya aku bisa makan dengan tenang," gumam Billy sambil kembali melangkah ke ruang makan dan meneruskan kembali acara makannya yang sempat terhenti.
Maxim memposisikan duduknya di sofa ruang kerjanya, dia mengambil cerutu juga mengambil wine yang tersedia disana sambil sesekali menyesap wine terbaik yang dia punya. Kembali ucapan ucapan dan permintaan dari kedua orangtuanya terus bergelayut manja di benaknya.
Throwback on telephone~
Maxim : "Hhmm.. Halo Mi!"
Juliana : "Apa kabar sayangnya Mami?"
Maxim : "Aku baik Mam, Mami gimana?"
Juliana : "Baik dong, oiyah kapan kamu nikah?"
Maxim : "Astaga Mami, kenapa bahas itu terus sih?"
Juliana : "So what? Mami kan cuma tanya, lagian sayang Mami Papi udah tua, Mami tuh udah pengen gendong cucu."
Maxim : "Astaga Mami, aku masih muda"
Juliana : "Kamu masih muda tapi Mami Papi udah tua, pokoknya Mami gak mau tau, nanti Mami pulang ke Indonesia, kamu harus sudah mempunyai calon, karena kalau enggak, Mami dan Papi akan mengenalkan kamu dengan anak teman Mami Papi, dan ingat Mami Papi kembali ke Indonesia itu 1 minggu lagi"
Tuttttttt (Sambungan telepon terputus)
Maxim : "Halo, halo Mam..."
Throwback telephone off~
"Cih! apa gunanya kalau udah jadi CEO masih aja di atur atur Mami Papi," gerutu Maxim memaki dirinya sendiri yang tidak bisa berbuat apa apa, karena memang semua kemewahan yang dia punya adalah berasal dari orangtuanya dan apalagi Maxim adalah anak tunggal, sebenarnya sempat terpikir untuk menikah namun karena Maxim susah menemukan wanita yang menurutnya sempurna dan pas baginya. Jabatan dan tahta yang dipunya Maxim sekarang membuat dirinya dengan gampang bisa mendapatkan apa saja yang dia mau bahkan dalam hubungan dengan lawan jenisnya, tidak sedikit deretan perempuan cantik yang menanti Maxim.
Namun Maxim sadar mereka tidak mencintai Maxim, mereka semua hanya mengincar hartanya, sama seperti dirinya juga yang hanya mengincar kesenangan semata.
Kembali Maxim menyesap wine dalam gelas kecil yang ada di depannya, namun tiba tiba tanpa sebab bayangan wajah Stella muncul tanpa permisi lagi.
"Sial!" Umpat Maxim. "Kenapa wajah gadis norak itu muncul lagi," geram Maxim heran sendiri. "Jangan gila Maxim, sadar" Maxim memukul mukul kepalanya sendiri.
"Lebih baik aku tidur, bisa gila sendiri aku nanti." Maxim memilih keluar dari ruang kerjanya dan menuju kamarnya untuk beristirahat karena dirinya sama sekali tidak bersemangat melakukan aktifitas lain.
New York, United State of America
Sementara di belahan dunia lainnya, tepatnya di kota New York. Sepasang suami istri yang sudah tidak lagi muda sedang menikmati sarapan pagi mereka.
Mama Juliana sedang menyiapkan sandwich untuk sang suami, Robert Williams. Namun di sela sela aktifitasnya, Mama Juliana pun membahas hasil pembicaraannya dengan sang anak melalui sambungan telepon tadi. "Honey!"
"Yes Babe," jawab Robert.
"Tadi aku udah telepon Maxim dan seperti biasanya, dia selalu mengelak kalau aku bahas soal pernikahan" ujar Juliana menjelaskan pada sang suami. "Aku takut dia akan salah pilih pasangan, aku gak mau dia salah pilih nanti, apalagi dengan posisi dia sekarang, pasti banyak wanita yang mendekatinya hanya ingin hartanya aja," ujar Juliana dengan wajah sendunya. Tentunya sebagai orangtua Juliana ingin anaknya bahagia dan bisa mendapatkan pendamping yang baik.
"Bukannya kamu ingin menjodohkan dia dengan anak Simon juga Diana?" tanya Robert.
"Masalahnya kita masih belum mendapatkan kabar dimana Simon dan Diana berada, kan kita terakhir kali bertemu dengan mereka 12 tahun lalu, saat itu mereka bangkrut tapi mereka gak mau terima bantuan kita dan mereka tiba tiba hilang begitu aja," terang Juliana mengingatkan kembali tentang kisah lampaunya dengan kedua sahabatny itu.
"Kamu kayak gak kenal Simon aja, dia itu gak pernah mau terima bantuan apalagi merepotkan orang lain, sama kayak Diana, saking baiknya mereka sering kali di tipu orang," balas Robert kembali.
"Iya, mereka berdua emang keras kepala juga, aku udah sering kasih tau mereka jangan terlalu baik sama orang.... tapi, itu yang aku suka dari mereka, mereka bahkan gak pernah ingat kalau dulu mereka juga yang udah bantuin kamu sampai akhirnya perusahaan kamu bisa berkembang sampai sekarang."
Juliana dulu berteman baik dengan Diana, mereka berdua adalah sahabat saat mereka sama sama menempuh pendidikan di SMA, sampai akhirnya Juliana lebih dulu menikah dengan pria blasteran bernama Robert Williams dan akhirnya memilih ikut menetap di negara suaminya, setelah itu Diana juga menikah dengan Simon Jonathan.
Sampai akhirnya mereka dipertemukan kembali dan sama sama saling membantu dalam merintis usaha mereka. Saat itu Juliana dan Robert sudah dikarunia seorang putra tampan bernama Maxim Williams dan Diana juga Simon dikaruniai seorang putri cantik bernama Stella Manuela.
"Papi, pokoknya sesampainya kita di Indonesia, Mami mau Papi harus mengerahkan anak buah Papi untuk segera menemukan Diana juga Simon, Mami udah kangen sama mereka, apalagi mau liat si cantik Ela, Mami mau Ela yang menjadi istri Maxim pokoknya," ucap Juliana.
Dan tentu saja permintaan Juliana bagaikan titah yang harus dijalankan.

Komentar Buku (113)

  • avatar
    ZaliyantiAmelia

    cerita ini sangatlah bagus.... butir air mata saya terus mengalir ketika membacanya, apalagi ketika membaca Stella yg sangat sabar dan disiksa tsbt,., smg sy jg bisa menjadi orang yg sabar dan tabah seperti Stella 😭 bahkan sekarang air mata jg blum mengering abis baca akhiran cerita td🌹😭😭

    29/12/2021

      0
  • avatar
    Tasnia RaniaTitis

    menarik

    04/12

      0
  • avatar
    Evie Yanti Saragih

    Terharu pas di akhir crta nya😥😍😍

    08/09/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru