logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Kaya dan Miskin

Apa?apa aku barusan memuji gadis itu, astaga Maxim.. sadar Maxim~ Batin Maxim berperang sendiri dengan pikirannya.
Stella pun segera memakai kacamatanya lagi dan berjalan cepat menuju pintu Lobby karena ojek online pesanannya sudah sampai.
Dia pulang naik ojek motor? apa gaji yang perusahaan berikan kurang padanya? kenapa dia tidak naik taksi saja, benar benar besok aku harus memberikannya peringatan, bagaimana kalau ada klien dari luar lihat karyawan perusahaan aku naik ojek motor~ Ucap pikiran Maxim setelah melihat Stella pulang menggunakan ojek motor.
"Permisi Bos, mobil sudah sampai," ucapan Billy secara tidak langsung membuyarkan lamunan Maxim tentang Stella.
"Oh, oke Billy!" balas Maxim seraya berjalan menuju mobilnya yang kini sudah terparkir di depan Lobby.
Mobil mewah keluaran pabrikan Eropa itupun mulai berjalan menembus kemacetan jalanan ibukota petang hari itu.
"Maaf Bos, asisten Nona Ivana tadi menghubungi saya, dia mengatakan bahwa Nona Ivana ingin bertemu dengan Bos nanti malam, bagaimana Bos?" ucap Billy memberikan laporan kepada Maxim yang kembali sedang melamun di dalam mobilnya.
Loh, kenapa Bos gak respon aku~batin Billy.
Billy yang duduk di depan bersama dengan Pak Andi sang supir itupun sontak menoleh ke bangku belakang di mana Maxim duduk.
Eh astaga, si Bos kenapa sih hari ini banyak melamun, tadi di kantor juga melamun, di mobil juga.. perasaan lagi gak ada masalah deh dengan perusahaan~ Kening Billy semakin berkerut memikirkan tingkah Maxim hari itu yang menurutnya sangat aneh.
Bagaimana ini, apa aku harus diam aja, tapi nanti asisten Nona Ivana pasti akan terus menghubungi aku, aduh jadi pusing kepala aku~ Batin Billy.
"Billy!" Tiba tiba suara Maxim yang gantian mengagetkan dirinya.
"Eh, iya Bos!" Dengan gugupnya Billy menjawab panggilan Maxim.
"Apa kamu sudah menemukan data tentang gadis itu?" secara ambigu Maxim bertanya.
Kembali pikiran Billy dibuat menerawang, mengira ngira siapa gadis yang di maksud Bosnya.
"Hey! kenapa kamu malah diam? gimana apa kamu sudah menemukan kabar atau apa gitu petunjuk tentang gadis buruk rupa itu!" Dengan kesal Maxim akhirnya mengingatkan kembali tugas yang diberikannya tadi kepada Billy untuk mencari data mengenai Stella.
"Owh maksud Bos tentang Nona Stella?" Billy akhirnya mulai paham dan mengerti siapa yang di maksud dengan gadis itu.
"Apa kamu sudah tua Bil? aku baru aja memberikan tugas padamu tadi siang lalu sekarang kamu sudah lupa," cibir Maxim kesal. Tentunya buat Maxim, Billy adalah sosok yang sempurna menjadi orang kepercayaannya.
Dengan sangat malu Billy pun meminta maaf, "Maaf Bos, saya pikir gadis yang lain" Ucap Billy polos.
"Siapa yang kamu maksud dengan gadis lain?" tanya Maxim lagi kali ini.
"Iya tadi saya sedang membahas tentang nona Ivana Bos tapi anda tadi tidak merespon saya, terus tiba tiba anda bertanya soal gadis lain." Tutur Billy menjelaskan maksud dari perkataanya.
"Ivana? ada apa dengan gadis itu?"
"Asisten Nona Ivana dari tadi terus menghubungi saya Bos, dia bertanya apa Bos bisa menemui Nona Ivana malam ini? karena Nona Ivana sangat ingin bertemu dengan anda katanya."
"Hufh, gadis manja itu lagi..." Dengan malas Maxim menjawabnya. "Bilang saja malam ini aku ada acara Bil, aku lagi malas bertemu dengan gadis itu." Lagi seru Maxim
Tumben! biasanya Bos gak pernah absen kalau mau ketemu dengan Nona Ivana, apa Bos sudah ada yang baru ya~ pikir Billy sendiri.
Billy pun akhirnya menghubungi asisten Ivana, gadis yang saat ini dekat dengan Maxim, tentunya karena Ivana selalu berusaha mendekati Maxim.
"Halo! Maaf, saya dengan Billy asisten pribadi Bos Maxim, saya hanya ingin menyampaikan pesan beliau bahwa nanti malam Bos Maxim tidak bisa menemui Nona Ivana.... atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih!"
Seperti biasa Billy tidak memberikan kesempatan pada lawan bicaranya untuk berbicara, bertanya bahkan mendebatnya. Karena Billy tau bahwa asisten Ivana akan memaksanya supaya Maxim mau menemui Ivana.
"Huft, akhirnya selesai juga yang masalah satu." Ujar Billy penuh kelegaan.
***
Stella baru saja sampai di rumahn peninggalan orangtuanya yang sederhana itu, seperti biasa Stella akan langsung membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, bersih bersih baru akan memasak untuk makan malamnya sendiri.
Begitulah kehidupan Stella dia lalui sejak kematian kedua Orangtuanya, Stella memang hidup sendiri tanpa kakak adik juga sanak saudara lainnya, karena Stella adalah anak tunggal dari kedua Orangtuanya.
Ayah dan Ibu Stella meninggal dalam kecelakaan mobil 5 tahun yang lalu, sejak saat itu hidup Stella berubah seketika, Stella di tuntut untuk bisa mandiri di usianya yang bahkan masih sangat muda itu. Stella harus bertahan hidup sendiri, dia harus menyelesaikan studi sekaligus bekerja serabutan, beruntung Orangtuanya meninggalkan sebuah rumah sederhana yang menjadi tempat tinggal Stella saat ini juga beberapa peninggalan untuk Stella bertahan hidup sampai usia Stella bisa untuk bekerja dan menghidupi dirinya sendiri.
"Segar rasanya kalau udah mandi, nah sekarang lebih baik aku ke dapur dan lihat kira kira di kulkas masih ada bahan apa yang bisa di masak yah!" Stella sambil berjalan menuju dapurnya dan segera mengecek isi kulkasnya.
"Hhmm, masih ada telur dan beberapa daging olahan, hmm aku bikin nasi goreng telur aja deh yang gampang, bosen bosen deh nasi goreng terus pagi malam." Seru Stella. "Sabar Stel,semangat... aku gak boleh ngeluh nanti jauh dari rejeki lagi," ucapnya lagi pada diri sendiri seraya menyiapkan bahan bahan untuk masak.
Sementara jauh dari tempat Stella berada, di sebuah perumahan Elit nan Ekslusif, Maxim pun sudah selesai mandi dan bersih bersih, namun Maxim tidak perlu repot repot memikirkan apa yang harus di makannya, karena deretan koki handal sudah tersedia di rumahnya yang besar. Ada koki khusus masakan Indonesia, masakan barat, masakan Asia bahkan sampai masakan timur tengah semua ada di rumah Maxim.
Maxim dan Billy pun segera menuju ruang makan yang terlihat seperti ruang makan mewah di sebuah hotel. Setelah semua duduk di bangku masing masing, para pelayan dan koki pun menyajikan makanannya di depan Maxim. Biasanya mereka akan memasak sesuai request Maxim minimal 3 jam sebelum waktu makan yang ditentukan, baik itu untuk makan pagi, makan siang, maupun makan malam.
Dan khusus malam ini, menu masakan barat yang di inginkan oleh Maxim untuk dia santap.
Para pelayan mulai menyajikan makanannya, dan Maxim pun mulai memakannya. Dalam keheningan Maxim memakan dengan cara makan yang baik, namun lagi dan lagi pikiran Maxim seakan teralihkan, tanpa sebab bayangan wajah Stella tiba tiba muncul di benaknya.
Astaga, apa-apaan ini? kenapa wajah gadis norak itu tiba tiba muncul~batin Maxim sambil tanpa sadar menggoyangkan kepalanya tanda dia berusaha menepisnya.
Eh! si Bos kenapa lagi tuh? waduh hari ini kayaknya aneh banget sih Bos~ Ucap Billy yang pandangannya juga teralihkan kepada Maxim.
Sial, aku harus menemui gadis itu besok~pikir Maxim.
"Aduh!" Pekik Stella karena tiba tiba lidahnya tergigit sendiri saat dia sedang makan. "Wah, siapa yang omongin aku nih?"Ucapnya lagi

Komentar Buku (113)

  • avatar
    ZaliyantiAmelia

    cerita ini sangatlah bagus.... butir air mata saya terus mengalir ketika membacanya, apalagi ketika membaca Stella yg sangat sabar dan disiksa tsbt,., smg sy jg bisa menjadi orang yg sabar dan tabah seperti Stella 😭 bahkan sekarang air mata jg blum mengering abis baca akhiran cerita td🌹😭😭

    29/12/2021

      0
  • avatar
    Tasnia RaniaTitis

    menarik

    04/12

      0
  • avatar
    Evie Yanti Saragih

    Terharu pas di akhir crta nya😥😍😍

    08/09/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru