logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Berbelanja kebutuhan Baby

Suara gemericik air terdengar oleh Andra dan membangunkannya yang masih tertidur, ia meraba sisi sebelahnya ternyata kosong. Istrinya tidak ada disampingnya. Segera ia bangun dan duduk bersandar di ranjangnya. Menunggu sosok yang akan keluar dari dalam kamar mandi. Sosok yang selalu ia rindukan. Ia meraih ponselnya dan memeriksa pesan- pesan masuk.
Ceklek ...
Semerbak wangi khas bunga mawar menguar memasuki indera penciuman Andra. Hatinya kian berbunga mendapati istrinya yang kini tengah hamil anaknya tersenyum menawan kearahnya.
"Mas, sudah bangun. Buruan mandi. Aku siapkan baju gantinya." Kata Laura sambil berjalan menuju lemari dalam kamarnya.
"Sayang, sini dahulu."
Tanpa menunggu lama akhirnya Laura mengurungkan niatnya untuk mengambilkan pakaian kerja suaminya. Segera ia melangkah menuju tempat dimana suaminya sedang duduk.
"Ada apa sih, Mas. Ini sudah jam 7 loh. Nanti kamu ke kantornya telat."
"Aku pemiliknya,Sayang. Jadi tak masalah bagiku. Aku hari ini libur tidak berangkat. Aku ingin menikmati hari- hari bersama kamu. Kita jalan- jalan berdua, membeli perlengkapan baby."
"Hmm boleh, Mas. Aku juga ingin sekali jalan- jalan. Ya sudah aku siap- siap dahulu."
Andra tertawa melihat tingkah istrinya. Melihat betapa semangatnya istrinya yang di ajak untuk membeli perlengkapan baby, membuatnya ingin selalu berada didekatnya.
Laura segera beranjak dan menganti pakaiannya. Tak lupa ia juga memoleskan makeup tipis sebagi penunjang penampilannya. Tak lupa ia juga menyiapkan pakaian dengan warna senada dengan dirinya. Tak membutuhkan waktu lama bagi Laura untuk selesai bersiap.
"Ayo kita turun sarapan." Ajak Andra yang telah melihat sang istri telah siap.
Selesai sarapan mereka bergegas berangkat menuju pusat pembelanjaan. Mega beserta anak buah Andra mengikuti dari belakang menggunakan mobil berbeda.
Dengan semangat membara Laura memilih berbagai perlengkapan untuk calon buah hatinya nanti. Andra tak mempermasalahkan seberapa banyak istrinya akan memborong perlengkapan bayinya nantinya. Yang terpenting apa yang selama ini menjadi impian sang istri terwujud. Dengan setia Andra mendamping sang istri. Ia juga ikut memilih baju untuk anaknya nanti.
Tak terasa kini Andra telah memborong berbagai keperluan untuk anaknya dan juga istrinya setelah melahirkan nantinya.
"Mas, terimakasih atas semuanya. Aku bahagia bisa memilih perlengkapan untuk anak kita nantinya."
"Iya, sayang. Ternyata memilih baju dan perlengkapan untu bayi kita lebih mengasyikan daripada kita harus memesan. Lain kali kita akan berbelanja bersama kembali."
"Iya, Mas. ... Hmmm, Mas, bolehkan kita makan ke Restauran Pelangi. Aku ingin makan disana menikmati suasana yang indah."
"Baiklah. Kita kesana sekarang. Mega, kamu urus semuanya. Setelah itu taruh semuanya di kamar yang sudah direnovasi untuk anakku."
"Baik Tuan Andra."
Andra segera mengajak istrinya ketempat yang ia mau. Hari ini memang ia memilih untuk tidka bekerja. Ia ingin menghabiskan waktunya bersama Laura. Sudah lama ia tidak mengajak sang istri untuk berbelanja atau jalan- jalan berdua.
Setelah seharian Andra dan Laura pergi akhirnya Andra memutuskan untuk kembali pulang. Ia tidak ingin istrinya kelelahan setelah seharian berkeliling.
Sesampainya dirumah bukannya Laura langsung beristirahat tetapi ia bersikeras untuk mengatur kamar calon anaknya. Andra juga turut serta membantu istrinya.
"Mas, sepertinya besok beli wallpaper dinding motif binatang deh, sepertinya lucu."
"Pesan saja,sayang. Hari ini kamu sudah seharian pergi. Lihatlah perut kamu ini. Ingat anak kita."
"Iya,aku ingat, Mas. Ya sudah pesan saja. Tapi tetap aku yang pilih."
"Apapun, sayang. Ya sudah ayo kita kembali ke kamar, mandi lalu bersiap makan malam, lali istirahat."
"Iya, Mas."
Andra kemudian mendorong kursi roda istrinya menuju kamar mereka. Kamar anaknya berada disebelah kamar mereka, kamar ini dirancang memiliki pintu penghubung agar memudahkan jika ingin ke kamar sebelahnya. .
Hari telah berganti, kini kandungan Laura sudah memasuki bulan 9, tinggal menunggu kelahiran anaknya. Semua persiapan telah selesai kamar anaknya telah di dekorasi dengan indah untuk menyambut kehadirannya nanti. Andra tetap bekerja dirumah sambil memantau istri ya. Setiap pagi ia menemani Laura untuk sekedar jalan- jalan mengitari kebun bunga atau kebun buah dan sayur dibelakang rumahnya.
Ya, setelah pemerikasaan bulan lalu, dokter Ami menyarankan Laura untuk sekedar jalan- jalan pagi dan sore hari. Melakukan pergerakan yang tidak terlalu berat agar proses persalinan lancar dan kakinya tidak membengkak.
Andra mendengarkan penjelasan dokter Ami mulai paham. Walau masih kadang Laura harus duduk diam di kursi rodanya juga. Seperti sore hari ini, Andra menemani Laura memetik buah- buahan di kebun belakang. Laura juga tadi meminta di tangkapkan ikan nila untuk hidangan makan malamnya.
"Hati- hati,sayang. Biar aku ambilkan saja."
"Iya, Mas."
Andra segera mengambil buah keinginan Laura dan memasukan ke keranjang yang dibawa oleh istrinya.
"Ada lagi?" Tanya Andra setelah mengambilkan beberapa macam buah pilihan Laura.
"Sepertinya cukup, ayo kita kembali kerumah. Aku ingin minum jus buah pisang ini." Ungkap Laura dengan senyumannya.
"Baiklah ratuku. Kita kembali kerumah. Kita juga sudah lama berada di kebun buah. Kita kembali anak papa." Ucap Andra dan mengusap lembut perut istinya.
Laura langsung menuju bagian dapur dimana para pekerja sedang mempersiapkan hidangan makan malamnya. Sebenarnya ia ingin turut ikut memasak tetapi Andra dengan tegas melarangnya.
"Mega, tolong buatkan aku jus buah pisang campur madu ya. Nanti letakan dirumah tengah. Aku ingin mandi sebentar. Dan buah- buah ini tolong buatkan pie buah."
"Baik, Nyonya."
Laura segera menyerahkan keranjang buahnya dan segera berlalu bersama suaminya untuk naik kelantai atas dimana kamar mereka berada.
"Mau langsung mandi atau istirahat dahulu?" Tanya Andra dengan menyerahkan sebotol air mineral untuk di minum oleh istrinya.
"Aku ingin istirahat sebentar disini,sambil menikmati matahari itu, Mas." Ungkap Laura yang tengah duduk disofa kamarnya."
Andra duduk didepan sang istri dan meminta kaki istrinya untuk naik ke pangkuannya. Seperti kebiasaan rutin jika usai jalan- jalan,Andra akan memijat kedua kaki istrinya dengan lembut.
"Terimakasih, Mas."
Andra memicingkan matanya dan menautkan alisnya atas ucapan Laura.
"Terimakasih?" Ucap Andra mengulangi perkataan Laura.
"Iya, terimakasih sudah menjadi memilihku untuk hidup bersamamu,terimakasih sudah selalu menjadi suami siaga terhadapku, apalagi saat aku hamil. Jika aku tak bisa tidur, mas akan selalu menemaniku hingga aku tidur kembali, memijat tubuhku atau kakiku. Aku merasa menjadi perempuan yang paling beruntung."
Andra tersenyum mendengar ungkapan hati istrinya. Ia melakukan hal tersebut guna membuat sang istri nyaman dalam masa kehamilannya. Ia juga ingin menjadi suami idaman yang penuh perhatian kepada sang istri. Perjuangannya untuk mendapatkan cinta Laura begitu panjang dan berat sehingga setelah ia mendapatkannya tak akan ia sia- siakan. Ia akan selalu menjaga istrinya hingga kapanpun. Menjaga anak- anaknya kelak adalah impian besar Andra.

Komentar Buku (356)

  • avatar
    cchehe

    sukaa sama ceritanya, konflik nya juga ringan jadi ga terlalu tegang bacanya😂semangat trs kak❤

    25/01/2022

      1
  • avatar
    TubazoneWira

    diamond

    01/08

      0
  • avatar
    Nur Afika Lestari

    bagus sekali novel nya atau ceritanya

    26/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru