logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Peemintaan Laura

Sesuai pesanan Laura sore tadi, kini sudah terhidang gurame saus Thailand dengan buah mangga munda yang menggugah seleranya. Laura dengan semangat mengambil potongan ikan dan memakannya. Terutama sambal manganya.
"Sayang, pelan- pelan makannya. Mau pake nasi atau kentang saja?"
"Hmm mau kentang saja, Mas."
Andra dengan cekatan mengambilkan kentang goreng dan ditaruh di piring istrinya. Ia tersenyum melihat istrinya yang sedang menikmati makan malamnya.
"Pelan- pelan ini minumnya. Kamu menyukainya?"
"Tentu, Mas. Ini sangat enak sekali. Mas, cobalah?"
Andra menggelengkan kepalanya, "tidak kamu saja yang makan. Aku makan ini, itu sepertinya sangat asam sekali." Tutur Andra.
"Enggak, ini enak gak asam kok. Cobain sedikit saja." Pinta Laura dan is menyuapi suaminya.
Andra tidak bisa menolak permintaan sang istri dan ia membuka mulutnya lalu memakannya. Andra mengunyah dengan cepat dan menelannya lalu segera minum air putih guna menghilangkan rasa asam dari buah mangga muda.Laura tertawa melihat ekspresi suaminya.
"Bagaimana enak kan, Mas?" Tanya Laura saat Andra telah selesai dengan minumnya.
"Sudah cukup sekali itu saja aku makan seperti itu. Apa kamu tidak merasa asam sama sekali?"
"Tidak, ini enak kok?"
"Jangan terlalu banyak,sayang. Nanti kamu sakit perut."
"Iya. Tenang saja, Mas. Jangan khawatir."
Andra hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan istrinya barusan. Setahu dia bahwa semua keinginan ibu hamil wajib dituruti dan tak boleh dibantah.
"Mas, besok aku ingin jalan- jalan. Bolehkan aku mengunjungi Anita. Aku selama di Jakarta belum mengunjunginya."
Ini adalah topik yang Andra tidak suka. Jika istrinya mengunjungi Anita makan ia akan datang kontrakannya dahulu. Malah bisa jadi akan ada Panji disana. Ia tidak mau jika samapi istrinya kembali berhubungan dengan Panji.
"Biar Anita saja yang datang ke rumah ini. Kamu tidak usah kemana- mana. Biar esok supir yang menjemput Anita sahabat kamu."
"Baiklah, Mas. Aku akan bilang padanya nanti. Terimakasih sudah memberi ijin Anita boleh menemui ku dirumah ini, Mas."
"Asal kamu bahagia. Tetap dirumah jangan kemana- mana. Esok aku ada pekerjaan mungkin hingga malam. Kamu baik- baik dirumah."
"Iya, Mas. Terimakasih."
Selesai makan malam, Andra mengajak istrinya untuk beristirahat. Tak lupa ia mengingatkan kepada istrinya untuk meminum vitaminnya.
Pagi hari yang cerah secerah hati Laura. Bagaimana tidak bahagia, ia dapat menemui sahabatnya siang nanti. Sudah sekian lama tidak bertemu membuat Laura merindukan sahabatnya. Rindu akan kebersamaannya selama ini. Semenjak ia menikah hingga saat ini barulah ia akan bertemu kembali. Mereka hanya melepas rindu dengan video call saja. Laura meminta chef rumah ini membuat hidangan spesial. Hidangan yang disukai oleh sahabatnya. Sebenarnya ia ingin membuat langsung hidangan yang akan disajikan untuk sahabatnya, tetapi Andra melarangnya dan mengancam tidak akan memperbolehkannya menemui Anita. Dengan terpaksa ia menuruti permintaan suaminya. Setelah Andra berangkat bekerja ia ditemani Mega duduk diruang keluarga sambil membaca. Mega menyiapkan camilan dan minuman untuk Laura.
"Mega,bolehkan aku jalan saja daripada aku menggunakan kursi roda. Aku masih kuat untuk jalan sendiri. Aku lelah duduk terus menerus di kursi roda ini." Pinta Laura kepada Mega.
"Maaf, Nyonya Muda jangan melakukan hal itu. Jika Tuan Muda mengetahuinya ia akan marah kepada saya. Saya masih membutuhkan pekerjaan ini Nyonya Muda."
Dengan berat hati Laura mendesah kecewa, tetapi ia masih memikirkan nasib asistennya, ia merasa tidak nyaman dengan semuanya. Berkali- kali ia menjelaskan keada suaminya tetapi suaminya menolah dengan mentah- mentah. Rumah ini menggunakan lift untuk naik dan turun dan tentunya itu tidak membahayakan baginya. Suaminya ini sangatlah berlebihan dalam memperlakukannya.
"Ya sudah, Mega. Tolong antarkan aku teras depan ya, aku ingin melihat bunga- bunga indah itu." Pinta Laura kembali.
Dengan semangat dan senyum Mega mendorong kursi roda milik majikannya keluar rumah. Mega kira Laura akan memarahinya dan akan tetap nekat untuk jalan kaki kebawah sendiri tetapi ternyata tidak. Sungguh ia beruntung memiliki majikan yang berhati mulia dan lembut sepeti Laura.
Laura menikmati pemandangan didepannya hamparan bunga yang bermekaran membuat suasana hatinya damai. Senyum terukir di wajah Laura. Laura berdiri dan hendak menghampiri salah satu tukang kebun yang sedang merawat bunga- bunga di taman.
"Nyonya Muda." Panggil Mega,dan ia segera menghampiri Laura.
"Pak, berikan alat penyiram itu, biar saya yang menyirami bunga- bunga mawar ini." Pinta Laura
"Maaf, Nyonya Muda biar kami saja yang menyiram."
"Nyonya Muda, tolong jangan melakukan hal itu. Segeralah kembali dan duduk saja di kursi roda ini." Ucap Mega
"Benar, Nyonya Muda. Jika Nyonya Muda nekat kami semua yang menanggung nantinya. Kami masih butuh pekerjaan ini. Tolonglah kami, Nyonya Muda."
"Benar Nyonya Muda. Sekarang kembalilah duduk. Jika, Nyonya menginginkan bunga mawar biar Pak Bagas yang memetiknya untuk Nyonya Muda." Ucap Mega kembali. Ia kembali membujuk majikannya. Akan bahaya jika ia tetap membiarkan Laura menyirami tanaman di taman. Semua pekerja sudah di instruksi oleh Andra untuk tidak membiarkan istrinya menyentuh apa pun dirumah ini. Mereka diminta untuk tetap membiarkan Laura beristirahat dan duduk dengan santai, dan meminta semua pekerja menuruti apa keinginan Laura istrinya.
"Tapi ini hanya.."
"Maaf, Nyonya Muda. Kami mohon dengan sangat kepada Nyonya Muda Laura. Nyonya sedang hamil. Mungkin jika Nyonya sudah melahirkan dan busa beraktifitas seperti sedia kala, Nyonya bisa mendapatkan ijin dari Tuan Andra untuk merawat bunga- bunga di taman ini."
"Baiklah. Maafkan saya Pak Bagas. Silahkan lanjutkan pekerjaan anda. Sekali lagi saya minta maaf."
"Tidak perlu, Nyonya. Nyonya Muda tidak ada salah dengan saya. Silahkan jika Nyonya menginginkan bunga mawar atau bunga lainnya bisa saya petikan."
"Mega, antar kan saya ke teras saja." Pinta Laura
Mega dengan senang hati mengantarkan Laura. Ia merasa lega karena Laura mau menurutinya hingga tidak membuatnya terkena masalah dengan suaminya.
"Nyonya. Ini demi kebaikan Nyonya Muda dan calon bayi Nyonya. Tuan Andra sudah jauh- jauh hari berpesan keada kami semuanya."
"Iya, Mega. Tetapi terkadang aku ingin melakukan aktivitas seperti biasa. Aku jenuh seperti ini. Apalagi sekarang aku tidak dibolehkan jalan- jalan sendiri harus duduk di kursi roda ini." Keluh Laura kepada asistennya.
Mega tersenyum mengerti akan perasaan Laura. Tetapi ini adalah perintah langsung dari suaminya Tuan Andra. Mega sendiri tahu bagaimana Tuan Mudanya jika memberikan hukuman. Ia tidak segan- segan memberikan hukuman berat kepada karyawan maupun anak buahnya.
"Mega tolong aku ingin menemui juru masak dirumah ini. Sahabatku nanti akan kemari aku ingin memintanya untuk membuatkan hidangan kesukaan sahabatku."
Mega menganggukkan kepalanya dan segera menuruti perintah majikannya. Ia mendorong ke arah dapur dimana juru masak biasanya berkumpul jika tidak ada yang mereka kerjakan.
"Ehmmm. Lagi istirahat, ya." Ucap Laura yang mengagetkan para pekerja yang sedang duduk beristirahat dibelakang.
"Maaf, Nyonya Muda. Bukan maksud kami bersantai, tetapi kami tidak ada pekerjaan lainnya. Semua pekerjaan telah kami selesaikan semuanya. Apa ada yang Nyonya inginkan?" Ucap salah satu pekerja dirumah Andra.
Laura tersenyum, "sudah tidak apa. Maaf aku ingin menemui juru masak yang biasa masak dirumah ini?"
"Saya, Nyonya. Apa ada yang diinginkan oleh, Nyonya Muda?"
"Maaf, Pak. Nanti sahabat saya akan kemari, boleh buatkan makanan yang saya minta?"
"Boleh,Nyonya. Nyonya sebutkan masakannya nanti saya akan buatkan."
"Sayang ingin lumpia semarang, sayur asem, nila goreng, telor balado, tahu sama tempe goreng ya, Pak. Terus untuk dessert nya aku ingin es cendol nanti kuah gula jawanya pakai nangka."
"Siap, Nyonya Muda. Saya akan buatkan. Untuk jam berapa, Nyonya kalau boleh tahu?"
"Untuk makan malam nanti. Tapi untuk lumpianya buatkan dahulu sebagai camilan. Oh iya buatkan salad buah kesukaan saya juga ya."
"Baik, Nyonya. Saya akan kerjakan."
"Terimakasih, Pak."
Laura tersenyum dan meminta Mega mengantarkannya kedalam kamarnya. Ia ingin beristirahat saja di kamarnya. Percuma juga ia keluar terapi hanya duduk di atas kursi roda. Lebih baik ia didalam kamarnya saja.
"Mega, aku ingin tidur siang saja. Kamu boleh keluar. Nanti jika aki membutuhkan sesuatu aku akan memanggilmu."
"Baik, Nyonya. Saya permisi."
Setelah Mega keluar dari kamarnya,Laura langsung merebahkan dirinya di ranjang. Ia ingin tidur sebenar agar nanti terlihat fresh dan segar. Selama hamil Laura memang lebih sering tidur daripada berjalan- jalan. Apalagi semenjak Andra memintanya selalu duduk di kursi roda yang ia beli memalui Alex.
Sedangkan dibawah terlihat pada pekerja menyiapkan hidangan yang diminta oleh Laura. Mega juga turut membantu mempersiapkan hidangan dengan para pekerja lainnya. Mereka tak ingin membuat sang Nyonya kecewa.

Komentar Buku (356)

  • avatar
    cchehe

    sukaa sama ceritanya, konflik nya juga ringan jadi ga terlalu tegang bacanya😂semangat trs kak❤

    25/01/2022

      1
  • avatar
    TubazoneWira

    diamond

    01/08

      0
  • avatar
    Nur Afika Lestari

    bagus sekali novel nya atau ceritanya

    26/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru