logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 5 Pertemuan

Ketika aku membuka pintunya dan ternyata tidak ada orang di dalam. Aku sempat berpikir kemana mereka tidak mungkin keluar rumah tanpa mengunci pintu dan gerbangnya. Tidak di sangka bibi tengah berada di halaman belakang dia baru saja memetik tanaman rosemary. Kemudian bibi datang dengan perasaan senang karena aku menemuinya kemari tidak hanya itu ternyata alasan kenapa gerbangnya tidak di kunci itu karena keponakanku sebentar lagi pulang dari sekolah. Ternyata aku terlalu berlebihan sebelumnya tidak lama kemudian keponakanku datang dan kami masuk rumah. Malam ini aku berniat untuk menginap di rumah bibi karena tidak mungkin jika aku kembali tengah malam itu merepotkan.
“Ini aku membawa sedikit cemilan ku pikir kalian akan menyukai ini,” ucap ku sambil meletakan kotak kue itu di meja.
“Wahh terimakasih Mr. Gray,” ucap keponakanku. Dia memang selalu memanggilku seperti itu. Keponakanku perempuan namanya Hanna dia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama tapi meskipun begitu dia terbilang anak yang sangat aktif banyak sekali les yang dia ikuti sehingga setiap hari selalu pulang malam.
“Kau datang kemari jauh-jauh sekalian sekarang kita pesta BBQ saja okay,” ucap bibi
“Tentu saja aku akan sangat senang,” ucap ku
“Mr. Gray bagaimana di kampus? Apa sangat menarik?” ucap Hanna. Sepertinya dia sedikit penasaran dengan kehidupanku di kampus.
“Ah itu seperti biasanya kadang menyenangkan kadang juga tidak tergantung situasi,” ucap ku kepada Hanna
“Apa Mr. Gray mengikuti semua kegiatan di sana?” tanya Hanna lagi
“Tidak semua hanya yang menurutku penting saja lagi pula sekarang bukan waktunya bermain seperti itu lebih fokus ke penelitianku,” ucap ku
Mendengar jawabanku Hanna tidak lagi bertanya dan dia hanya memakan kue yang tadi ku bawa. Tidak biasanya dia bertanya seperti barusan memang sudah lama sekali aku tidak kemari jadi wajar saja dia ingin tahu banyak hal.
“Oh iya bibi bagaimana dengan pekerjaan bibi? Apa bibi masih bekerja di sana?” tanya ku hanya untuk sekedar mencairkan suasana.
“Tentu. Bibi masih bekerja di sana karena bibi menyukai pekerjaan ini meskipun kadang sangat melelahkan harus membagi waktuku dengan mengurus rumah ini,” ucap bibi.
Bibi ku bekerja di sebuah rumah sakit lansia dia seorang perawat di sana sudah sejak dia masih muda bekerja di sana meskipun sebelumnya dia di tawari untuk bekerja di kota Tera tapi bibi menolak dengan alasan sudah nyaman di sana. Aku mengerti kenapa dia menolak rumah sakit yang menawarinya sebelumnya karena itu adalah rumah sakit jiwa tempat di mana dulu nenek di rawat dan meninggal. Mengingat peristiwa itu sudah jelas akan membuat bibi menderita dengan di hantui rasa bersalah. Karena itu untuk menebus kesalahannya dia mendedikasikan dirinya di rumah sakit lansia di kota Roland. Semenjak paman pergi bekerja ke luar negeri dia jarang sekali kembali dan hanya menelpon mereka melalui video call itu pasti berat tapi ku lihat mereka baik-baik saja ini membuatku bahagia. Karena hanya mereka lah yang akan menerimaku pulang.
“Mr. Gray liburan akhir tahun akan pergi kemana?” tanya Hanna
“Hmmm... masih bingung mau liburan kemana. Memangnya Hanna mau pergi liburan kemana?” tanya ku kepada Hanna
“Sebenarnya sekolah akan melaksanakan karya wisata ke pulau Vino jujur saja aku malas pergi karena pasti akan merepotkan apalagi mereka juga ikut menyebalkan,” ucap Hanna
“Mereka siapa?”
“Geng perempuan gila itu Mielle dan teman-temannya.”
“Apa mereka mengganggu mu?”
“Tidak. Hanya sedikit menyebalkan saja melihat mereka membuatku muak.”
“Hmm.... begitu rupanya.”
‘Jujur saja aku tidak terlalu tahu masalah perempuan dan hanya biasa mendengarkannya saja,’ batin Gray
“Jadi Hanna mau ikut atau tidak?” ucap bibi
“Entahlah aku bingung. Sepertinya jika tidak ikut akan berakhir hibernasi,” ucap Hanna
“Kalau begitu ikut saja ini acara karyawisata cuman sekali seumur hidup loh,” ucap ku. Sambil sedikit menghiburnya.
“Memang hanya sekali seumur hidup ya? Menyedihkan,” ucap Hanna
“Kenapa tiba-tiba suasananya menjadi suram begini. Ayo makan dagingnya sudah matang,” ucap bibi
Kami memakan makanan yang di buat bibi malam ini kami melakukan pesta BBQ. Sudah lama sekali aku tidak merasakan atmosfer seperti ini. Malam yang dingin tidak lagi terasa yang ada hanyalah kehangatan keluarga aku sangat merindukan suasana seperti ini untungnya aku masih punya mereka yang tentu saja menerima keberadaanku.
“Bagaimana makanannya?” tanya bibi
“Ini enak. Sekarang aku yang akan memanggang,” ucap ku. Kemudian aku pergi mengambil beberapa bahan dan mulai memanggang.
Beberapa jam berlalu waktu sudah menunjukan pukul 12 malam. Sialnya aku tidak membawa obat ini artinya aku tidak akan tidur semalaman. Meskipun tidak meminum cafein tetap saja insomnia akut terus menempel kadang diriku selalu bertanya-tanya apakah semua yang terjadi padaku ini adalah kutukan ataukah takdir belaka. Tidak mungkin jika ini hanya kebetulan dan lagi aku tidak pernah ingat apakah orangtuaku memiliki riwayat penyakit yang sama semuanya terasa kabur tidak pernah terlintas dalam memori kepalaku. Aku hanya memandangi langit malam lewat jendela kali ini tidak ada ada bintang hanya bulan purnama dan lagi udaranya semakin dingin meringkuk di balik selimut itulah yang bisa ku lakukan aku tidak tahu harus apa karena semua orang telah terlelap hanya diriku saja yang masih terjaga di rumah ini.
Aku tidak pernah bercerita kepada siapa pun termasuk bibi jika aku memiliki penyakit ini dalam pikiranku ini hanya akan membutnya merasa terbebani lagi pula aku bukan lagi anak kecil yang selalu mengadu dengan apa yang terjadi pada hidupku semuanya akan berlalu itulah yang akan terjadi tidak perlu sampai membuat banyak orang terlibat sangat merepotkan. Bunyi jam berdetak semakin terdengar keras sepertinya aku harus mendengarkan beberapa musik agar mataku bisa menutup meskipun sesaat lagu yang ku putar perlahan-lahan habis tapi tetap saja jiwaku masih terbangun kali ini aku menyerah dan hanya berbaring sambil melihat ke langit-langit rumah.
Keesokan harinya setelah aku mandi dan beres-beres aku akan berangkat lagi kebetulan hari ini libur hari minggu dan lagi tidak ada bimbingan sebelum aku hendak kembali ke asrama aku pergi jogging sebentar di daerah ini lumayan banyak orang sepertinya di dekat sebuah bangunan tua tidak berpenghuni aku melihat seekor anjing yang menggonggong ke arah tong sampah dekat bangunan itu. Karena penasaran aku ke arah sana anjing itu terus menggonggong hingga akhirnya ku buka tong sampah itu dan ternyata isinya sebuah kepala sontak saja aku berteriak kencang sehingga orang yang melewati arah sana berpaling kepadaku dan menanyakan apa yang terjadi. Ketika mereka melihat apa yang ku temukan sontak mereka juga terkejut hingga akhirnya aku menelpon polisi. Mereka mengatakan dalam perjalanan dan akan kemari secepatnya. Ini mengerikan siapa yang tega melakukan ini.
“Polisi datang,” ucap seorang paman
“Permisi sebentar permisi dulu,” ucap seorang polisi. Sepertinya dia salah satu detektif
“Kapten. Di sini,” ucap polisi yang satunya
“Ini gila. Orang yang melakukan ini tidak salah lagi,” ucap salah satu detektif
“Hey nak. Kau yang menemukan mayat ini dan menelpon polisi?”
“Iya itu aku,” ucap ku. Dengan sedikit gemetar jujur ini membuatku takut pasalnya itu kepala orang yang sudah mati
“Kalau begitu kau ikut kami dulu,” ucap seorang kapten detektif itu
Karena panik dan tidak tau apa-apa akhirnya aku mengikuti mereka setibanya di kantor polisi aku di wawancarai untuk beberapa waktu mereka menanyakan tentang mayat yang tidak sengaja ku temukan itu. Dengan jujur aku menjawab pertanyaan mereka tidak ada satu pun yang ku lewati mendengar hal itu mereka sepertinya langsung bisa menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi tidak lama kemudian seorang detektif yang tadi datang dia bertubuh tinggi bermata cokelat memakai perlengkapan seorang detektif yang jelas di lihat dari penampilannya dia sangat keren. Namanya Gerald Vincent. Semua orang di kepolisian memanggilnya dengan nama kapten Vincent. Orang itu rupanya sangat terkenal karena pencapaiannya dalam mengatasi berbagai kasus kejahatan aku tidak percaya orang sehebat dia ada tepat di depan mata ku. Tentu saja ini pertama kalinya aku pergi ke kantor polisi lagi setelah kejadian itu tidak aku tidak ingat lebih tepatnya tidak boleh mengingatnya sejauh ini aku sudah hidup dengan baik hal mengerikan itu pantas di hapuskan dalam kepalaku hanya harus terisi dengan sesuatu yang baik dalam hidupku. Orang bernama Vincent itu memang terlihat masih muda tapi aku tidak yakin dengan usianya. Dia menuju ke arah ku sepertinya dia akan mengintrogasiku kali ini.
“Kau benar hanya menemukannya secara tidak sengaja?” ucap Vincent. Dia bertanya dengan lembut tapi tatapannya tajam seolah sedang mencekram mangsa.
“Benar. aku tidak sengaja sedang joging dan melihat seekor anjing yang menggonggong ke arah tempat sampah itu ku pikir ada apa karena penasaran aku membukanya dan ternyata isinya mayat,” ucap ku kepada Vincent
“Sepertinya kau tidak tinggal di daerah sana?”
“Benar. tapi saya tengah mengunjungi bibi saya yang tinggal tidak jauh di daerah itu saya hanya menginap.”
“Begitukah?”
“Tentu saja saya berkata jujur. Apa tuan mencurigai saya?”
“Tidak. Jelas tidak mungkin itu kau lagi pula mana mungkin psikopat gila itu pecundang sepertimu.”
‘Ohh lord. Mendengar ucapannya tidak mungkin detektif perkataannya seburuk ini,’ batin Gray
“Biarkan saja dia pergi. Oh ya jika kau menemukan sesuatu jangan lupa beritahu kami.”
“Jangan terlalu di pikirkan kapten memang seperti itu. Dia orangnya baik kok,” ucap seorang polisi yang bernama Tom. Aku tahu namanya tentu saja dari name tag nya.
Aku hanya mengangguk saja tanpa berkata lagi aku langsung pergi dari kantor polisi. Sebelum itu aku ingin membeli sesuatu terlebih dahulu di minimarket. Aku masih tidak percaya kejadian seperti ini menimpaku meskipun aku bukan pelakunya tapi cukup menakutkan bagaimana jika akhirnya membusuk di penjara itu lebih mengerikan.

Komentar Buku (103)

  • avatar
    Tiara Azwa Resize

    500

    22d

      0
  • avatar
    GantengHaidar

    us ke djk

    05/07

      0
  • avatar
    Nursolehah Sahidan

    goodluckkkkkkkk

    02/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru