logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 4

Begitu langit sudah mulai gelap, semua orang kini berada di tempat yang menurut mereka aman. Pekerjaan yang mengharuskan pulang malam sudah tidak dapat ditemukan lagi di kota ini. Mereka yang merupakan penduduk asli kota ini sudah mengetahui alasan ini semua dan bahkan dari nenek moyang mereka. Orang-orang yang kini menghabiskan waktunya di tempat yang bisa di sebut dengan rumah. Di sana aktifitas kecil mereka berjalan seperti biasanya dalam kehidupan manusia. Tidak terlepas dari apa yang terlarang. Dengan penuh kegembiraan di balik topeng yang memperlihatkan kebahagiaan justru menyimpan luka yang sangat dalam. Senyuman palsu sudah bukan lagi rahasia bagi mereka yang tinggal di kota ini.
Saat ini semuanya sedang mengalami masa yang sulit. Di mana mereka harus menerima kenyataan bahwa entitas itu kembali. Waktu berjalan terlalu cepat, itulah yang dikatakan oleh semua orang yang mempelajari sejarah. Tidak sedikit dari mereka yang melakukannya karena mimpi buruk itu. malam ini Antoni memasak sup ikan yang disajikan dengan tomat. Gabriel kemudian keluar dari kamarnya dan bergerak menuju ke meja makan. Di sana Antoni dan Leo sudah duduk. Tidak lama kemudian, Gabriel juga duduk bersama dengan mereka berdua menghabiskan makan malam. Setelah itu, mereka kemudian kembali melakukan pekerjaannya di ruang kerja. Tempat ini memang markas bagi mereka.
“Sudah sampai mana?” tanya Gabriel
“Kali ini sudah mulai memasuki webnya,” sahut Antoni
“Apa kau tidak masalah membantu kami seperti ini?” tanya Gabriel
“Tidak masalah. Lagi pula aku juga anggota organisasi perlindungan manusia. Ini sudah tugasku.”
“Terimakasih.”
“Hey, tidak perlu seperti itu.”
“Oh iya, besok pagi ada seseorang yang mungkin bisa membantu kita. Orang itu bisa dibilang pendahulu yang sudah hidup lama. Ku rasa akan sedikit membantu mengingat eksistensi yang sudah seperti dongeng itu di zaman ini masih hidup apakah itu nyata atau tidak akan ku cari tahu.”
“Sebelumnya, aku juga mengumpulkan berbagai bukti yang mengarah ke sana. Ini memang tidak lengkap. Tapi di museum tempatku dulu bekerja ada banyak buku yang mengatakan bahwa itu benar adanya,” ucap Leo
“Baguslah. Dengan begitu puzzle mungkin akan terpecahkan.”
“Kalau begitu apa yang harus ku lakukan sekarang?” tanya Gabriel
“Kau tidak ada kegiatan rupanya. Bagaimana kalau kau membantuku.”
“Okay.”
Dengan tekun mereka terus menelusuri data yang ada di dalam web tersebut. Tepat di sebuah markas pusat perlindungan manusia, Jake yang sedang sibuk dengan pekerjaannya kemudian seseorang menghampirinya dan menanyakan suatu hal. Orang tersebut tidak lain adalah wakil pimpinan bernama Daniel. Mereka berdua berbincang-bincang di ruangan milik Jake cukup lama. Pembicaraan mereka terbilang tidak jauh dari kasus ini. Markas pusat yang tidak hancur karena serangan itu tentu saja memiliki pelindung yang dilapisi mantra khusus. Meski pelindung itu dihancurkan oleh penyusup yang menyerang mereka baru-baru ini, dengan cepat pihak organisasi menangani itu. sekarang di bawah langit Antherius. Seseorang datang ke dekat markas pusat dan memperhatikan tempat itu dari kejauhan. Jika dilihat dari sudut yang berbeda, letak markas pusat dengan beberapa titik koordinat lain saling terhubung membentuk sebuah simbol. Kali ini di kediaman Antoni, mereka masih terus menelusuri hingga akhirnya memutuskan untuk istirahat karena waktu sudah semakin larut.
“Sekarang istirahat saja dulu, besok akan dilanjutkan,” ucap Antoni
“Okay.”
Gabriel yang langsung menuju ke kamar tidurnya dan langsung membaringkan tubuhnya. Tidak lama kemudian dirinya sudah terlelap. Leo juga mulai tertidur begitu membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Malam hari yang damai terasa begitu indah. Antoni kemudian bergegas ke tempat tidurnya dan sebelum hendak pergi tidur tidak lama kemudian Antoni mendapatkan sebuah pesan dari seseorang yang tidak dikenal yang berisikan peringatan. Karena Antoni bukan tipe orang yang mudah mempercayai suatu hal akhirnya mengabaikan pesan itu dan kemudian terlelap.
“Kenapa kalian diam saja? Bukankah sekarang waktunya?” ucap wanita yang berpenampilan seperti selebriti itu.
“Jangan terburu-buru. Tidak akan seru jika kau langsung menghabisi mereka,” ucap seorang pria yang memakai topi
“Jika dilihat dari waktunya, ini terlalu cepat bukan?” ucap seorang pria berambut pirang
“Diam semuanya. Tuan besar akan marah jika kalian bertindak tanpa perintah,” sahut seorang pria muda yang memakai kacamata
Suasana tempat itu yang sebelumnya ramai oleh perdebatan, kini sunyi seperti keadaan malam ini. Tempat di mana mereka berkumpul merupakan sebuah ruangan minim cahaya yang memiliki dekorasi mewah seperti di kediaman seorang bangsawan. Atmosfer mencekram memenuhi ruangan tersebut. Sekarang sebuah pesan peringatan datang ke kediaman Strauss. Seorang pelayan datang menyampaikan berita tersebut dan tentunya membuat Ilya tersenyum menyeringai. Malam ini Ilya berada di sebuah ruang musiknya, di sana Ilya memainkan sebuah lagu Moonlight Sonata. Alunan melodi yang keluar dari pianonya membuat seisi ruangan menjadi dipenuhi harmoni. Sebuah kastil tua yang berada di wilayah tenggara Eldelius merupakan tanah milik keluarga Strauss. Keluarga yang terhormat dari turun temurun hingga penerus terakhirnya bernama Illyasviel Strauss.
“Nona, apa anda ingin mandi?” ucap seorang pelayan
“Tidak.”
“Baiklah. Saya permisi.”
“Tunggu dulu.”
“Iya?”
“Bawakan aku teh merah.”
“Baik nona.”
Pelayan itu pergi meninggalkan ruangan musik dan kemudian kembali sambil membawa segelas teh merah yang diinginkan oleh Ilya.
“Ini teh nya nona.”
“Simpan saja di situ.”
“Baiklah. Saya permisi nona.”
“Iya.”
Tidak lama kemudian Ilya mengambil segelas teh merah itu dan kemudian meminumnya sampai habis. Hanya dengan sekali tegukan. Setelah permainan pianonya berhenti, Ilya kemudian merenungkan sesuatu. Terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Keesokan harinya di kota Eldelius yang terbilang cukup indah. Gabriel bangun dari tidurnya dan dirinya bersyukur kali ini tidak memimpikan sesuatu yang aneh. Dengan cepat dirinya bergegas untuk pergi mandi. Setelah selesai mandi, Gabriel membuat sarapan dengan memanggang roti gandum. Antoni dan Leo datang menghampirinya dan kemudian mereka bertiga sarapan terlebih dahulu.
“Mckena belum juga kembali?” tanya Gabriel
“Belum. Sepertinya kali ini akan memakan waktu lama karena itulah tidak kembali,” ucap Antoni
“Meski begitu aku khawatir,” sahut Gabriel
“Dari pada mengkhawatirkannya lebih baik kau khawatirkan dirimu sendiri,” ucap Leo
“Apa kamu mengalami sesuatu yang aneh?” tanya Antoni kepada Gabriel
“Sekarang untungnya tidak.”
“Apa kau selalu seperti itu?”
“Benar. kadang hal aneh selalu terjadi kepadaku. Rasanya menyebalkan.”
“Ini buruk.”
“Apanya?” tanya Leo
“Tidak bukan apa-apa.”
Pagi hari yang dimulai dengan sarapan akhirnya selesai. Gabriel kemudian pergi ke luar untuk mencari udara segar sambil menemukan beberapa informasi yang mungkin diperlukan. Gabriel berjalan menyusuri tempat sekitar hingga tibalah dirinya di sebuah tempat yang terlihat seperti toko peralatan musik. Karena dirinya bukanlah seorang musisi karena itu tidak memasuki tempat itu dan kemudian dirinya tiba di sebuah galeri seni. Melihat itu membuatnya tertarik, Gabriel akhirnya memasuki tempat itu dan di sana dirinya disambut dengan baik oleh staff. Begitu masuk ke dalam, di sana banyak sekali lukisan yang membuatnya takjub dan tidak berhenti memandanginya. Sampai akhirnya ada sebuah lukisan yang sangat menarik perhatiannya yaitu seorang gadis dengan wajah cantik berambut perak. Gabriel dengan serius memperhatikan lukisan tersebut, dalam sekejap mata dirinya menyadari sesuatu.
“Permisi,” ucap seseorang yang berada di samping Gabriel
“Ah, iya? Ada apa?”
“Ini adalah brosur untuk pameran lukisan pekan depan. Silahkan di lihat,” ucap seorang wanita itu sambil memberikan sebuah brosur kepada Gabriel. Dengan cepat dirinya mengambilnya dan hendak melihat-lihat.
“Ini...”
“Jika anda berminat boleh datang.”
“Ah, iya.”
Gabriel yang melihat brosurnya, memang di sana tercatat pekan depan dan itu menurutnya cukup menarik sambil mengumpulkan beberapa informasi di kota ini. Gabriel kemudian melanjutkan dirinya yang memandangi indahnya lukisan yang ada di hadapannya itu. sekarang dirinya kembali mengamati lukisan tersebut sebelum akhirnya Leo menelpon dirinya.
“Halo?”
“Kau sekarang di mana?”
“Galeri seni. Ada apa?”
“Cepatlah kemari ini gawat.”
“Apanya?”
Leo langsung mematikan panggilannya hingga membuat Gabriel merasa cemas dan bergegas menuju ke kediaman Antoni. Dirinya berlari dengan cepat kemudian menaiki taxi agar cepat sampai di sana. Sesampainya di kediaman Antoni, Gabriel langsung masuk ke dalam dan di sana mereka berdua sedang melihat sesuatu di depan layar monitor komputer milik Antoni. Gabriel yang melihatnya juga sangat terkejut dibuatnya. Pemandangan yang mengerikan terlihat di sana. Mereka bertiga tidak dapat mengatakan sepatah kata pun dan hanya terdiam.
“Artikel itu, kau menemukannya dimana?” ucap Gabriel
“Ini berada di halaman surat kabar 50 tahun yang lalu.”
“Setua itu?”
“Benar. dan yang menemukannya adalah Leo.”
“Hey, apa maksudnya ini?” tanya Gabriel kepada Leo
“Aku juga tidak mengerti. Tapi, kasus itu sepertinya bukan sembarangan. Oh iya jika berdasarkan tahunnya ini cocok dengan ada yang di dokumen,” sahut Leo
“Dokumen apa?”
“Aku menemukannya di sebuah laci museum saat aku masih bekerja di museum milik madam dulu. Dan ku temukan ini,” ucap Leo sambil memperlihatkan sesuatu.
“Wah, ini.... seharusnya kau memberitahukan ini kepada Jake,” ucap Gabriel
“Jake sudah mengetahuinya.”
“Apa? kau yakin?” tanya Antoni
“Itu benar. aku sudah memberitahunya. Karena itulah misi ini diberikan.”
“Cukup masuk akal.”
“Tunggu dulu, jika mereka yang hidup 50 tahun yang lalu mengetahui Abyss. Sebenarnya mereka berada sejak kapan?” ucap Gabriel
“Itulah yang akan ku cari tahu,” ucap Leo
Mereka bertiga dihadapkan akan kenyataan masa lalu yang cukup misteri. Hingga ambisi untuk mencari tahu kebenaran semakin memuncak dalam diri mereka. Tragedi yang selama ini disembunyikan, orang-orang yang mengalami metamorfosa aneh membuat semakin lama semakin penasaran akan hal itu. kejahatan yang terus terjadi di negeri ini tidak hanya itu saja, mereka juga mengambil nyawa orang-orang yang tidak bersalah. Kepalsuan akan kenyataan bahkan semua ini membukakan suatu kebenaran di luar nalar.

Komentar Buku (129)

  • avatar
    Nul fikriAfrihan

    ngap lu

    12d

      0
  • avatar
    Jakajaya Anugerah

    ini sangat bagus sekali

    03/07

      0
  • avatar
    LungsetMan

    menarik

    30/06

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru