logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 6 Kekuatan Sabuk Bintang Biru

"Tolong jangan buat, Saya khawatir Tuan! Istirahatlah. Saya tidak mengharap, Tuan Nick membantu Kami. Justru Kami sangat senang, Tuan bersedia tinggal bersama Kami," ucap Grachia saat Nick berpamitan untuk mencari pekerjaan, karena merasa bahwa dirinya hanya akan menjadi beban hidup Manfreed dan Grachia jika Nick tidak melakukan hal yang produktif.
Nick mengulas senyum, seraya memeluk Grachia penuh kasih.
"Terima kasih, Bu! Nick janji tidak akan pernah merepotkan Bapak sama Ibu. Izinkan Nick membahagiakan Kalian dengan cara Nick sendiri," ucapnya. Pun Grachia, saat Nick memeluknya merasa kehangatan Nick adalah sesuatu yang selama ini Grachia nantikan. Kehadiran seorang anak tentu satu hal yang sangat diharapkan.
"Hati-hati, Tuan!" ucap Grachia yang ngotot memanggil Nick dengan sebutan itu, padahal Nick sudah mewanti-wanti tidak harus memperlakukan Nick dengan cara yang sedemikian rupa. Namun, saat ditanya apa yang membuat Grachia bahagia saat ini adalah kehadiran Nick dikeluarga kecilnya.
"Jangan pulang terlalu malam. Bapak tentu menunggu Tuan makan malam bersama," ucap Grachia melepas kepergian Nick.
Saat Nick, tiba disebuah bangunan tempatnya melamar pekerjaan. Pria yang Nick datangi mengatakan bahwa saat ini tidak membutuhkan pekerja yang sedang dalam masa study. Nick paham! Lalu duduk disebuah halte Siang itu, tatapan Nick kosong memandangi lalu lalang kendaraan disebelah stasiun kereta api.
Tak lama kemudian, Nick tersadar dari lamunannya saat merasakan sebuah gelombang mikro mengalir pelan keseluruh tubuhnya. Kemudian, dibarengi getaran seperti radar magnetik.
Nick bangkit, dan mendengar seorang wanita menggedor-gedor pintu mobil yang tengah mogok diperlintasan rel kereta api. Wanita itu panik, Pun Nick demikian saat merasakan getaran bahwa sebentar lagi akan ada kereta api yang akan melintas. Nick tentu tidak ingin menunjukkan dirinya yang memiliki kekuatan dengan merubah wujudnya. Tidak ada pilihan, apa lagi waktu banyak selain membantu mobil itu meskipun tanpa kekuatan. Karena kereta api yang radarnya makin kuat dirasakan Nick, tentu akan segera melintas.
Nick berlari kencang mendekati mobil Tesla Ektensif yang berhenti tepat di tengah rel penyeberangan. Nick mencoba mendorong sekuat tenaga mobil berwarna putih itu, namun sama sekali kekuatan Nick tak membuahkan hasil. Mobil itu seolah terkunci erat, Nick binggung, panik, campur aduk jadi satu saat sebuah kepala kereta api mulai terlihat dan lengkingan sirine yang memekakan telinga. Semua orang yang hanya memandangi Nick yang tengah berusaha mendorong mobil itu supaya keluar dari garis line kereta yang akan lewat, sementara, portal sudah ditutup.
Nick menarik napas panjang, sembari terus mendorong kepala mobil itu. Nick berisyarat agar wanita yang berada di dalam mobil itu tidak ikut panik, dan segera menyalakan mobilnya. Setidaknya membantu pergerakannya.
Nick mengumpulkan seluruh tenaganya, terlihat dari otot-otot yang menyembul dikulit lengan, sampai lehernya sekuat tenaga Nick terus mendorong mobil itu. Wajah Nick berubah merah kehitam-hitaman nyaris semua darahnya berkumpul di sana.
Saat mobil itu berhasil menjauh dari rel penyeberangan, tiba-tiba sebuah kereta api melesat cepat dari arah timur tanpa sadar tubuh Nick masih mematung di tepi rel yang seketika menyambar tubuh Nick. Nick seketika menekan sabuk yang melekat ditubuhnya, semua orang menyaksikan Nick menjelma menjadi sosok dengan kostum hitam dengan jubah dikepala itu terseret oleh kencangnya laju kereta api yang melesat cepat.
Nick tak mampu menahan keseimbangan saat kereta itu semakin cepat melaju, dan memasuki sebuah lorong gelap. Semua orang yang ada di dalam kereta itu berteriak-teriak histeris saat tubuh Nick mengeluarkan api saat terhimpit antara kereta dan lorong panjang. Kereta mulai terlihat kepalanya keluar dari lorong itu, Nick pun seakan masih lengket di badan kereta yang perlahan mulai pelan. Nick tersadar bahwa dirinya tengah merubah dirinya menjadi sosok dengan kostum warna hitam kebiru-biruan dengan jubah di kepala. Saat kereta mulai mendekati stasiun, Nick menekan kembali sabuknya berniat untuk mengembalikan wujudnya menjadi manusia lagi, namun saat Nick menekan tombol itu, tubuh Nick tiba-tiba membentur sebuah tiang sehingga tubuhnya beberapa kali terpental ke tanah.
Kekuatan Nick hilang-pun kesadarannya juga mulai menurun akibat kencangnya tarikan kereta api yang melaju kencang dilorong tadi. Semua orang mengerubungi Nick yang tengah bergelinjangan, merasakan kesakitan dari ujung kaki hingga kepalanya.
Seketika seorang wanita yang mengendarai mobil Tesla Ektensif tadi berlari kencang mendekati kerumunan orang yang hanya menyaksikan Nick menikmati sakitnya hantaman kereta yang membuat sekujur tubuhnya seperti sudah tak mampu digerakkan lagi. Mereka berpikir bahwa Nick sedang sakaratul maut, pun wanita yang berlari itu berpikir bahwa Nick telah mati.
Wanita itu menyibak beberapa tubuh manusia yang berusaha menghalangi langkahnya, ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri. Siapa pria yang telah berani bertaruh nyawa menjadi pahlawan penyelamat.
Ia tercengang melihat Nick yang tengah bergelinjangan, memegangi perutnya serta kepalanya yang terasa berputar hebat.
"Tolong bantu Dia masuk ke dalam mobil Saya," ucapnya kepada semua orang yang awalnya hanya diam berdiri sembari terheran-heran melihat Nick yang terseret kencang arus kereta api, namun masih hidup.
Hingga akhirnya Nick dibawa kembali ke Rumah Sakit, namun berbeda dari yang sebelumnya. Dengan bantuan wanita itu, Nick kembali selamat.
"Terima kasih," ucapnya kepada Nick yang kepala dan lengannya kembali diperban.
Nick menoleh kearah sumber suara.
"Jangan terlalu banyak bergerak," imbuhnya begitu Nick berusaha menata posisinya.
Nick tersenyum sembari agak sedikit menahan ngilu yang menjalar diseluruh tubuhnya.
"Saya juga berterima kasih, Bu!" balas Nick kepada wanita yang setia menunggu Nick disebelahnya.
"Panggil Berlian saja, tidak perlu formal seperti itu," balasnya.
Sepertinya Nick memang salah memanggil wanita yang masih seusianya itu dengan sebutan formal.
"Apakah ada keluarga yang bisa, Saya bantu hubungi?" tanya wanita itu.
Nick menggelengkan kepala, berisyarat bahwa Berlian tidak perlu repot-repot menghubungi siapa pun. Karena memang saat ini Nick hanya punya Grachia dan Manfreed. Dua orang yang masih peduli dengan hidup Nick. Nick juga tidak ingin membuat mereka kembali kecewa karena harus mengurus biaya Rumah Sakit yang tentunya tidak sedikit.
"Jangan khawatir, semua biaya pengobatan sudah beres. Sebagai ucapan terima kasih dan sebagai permintaan maaf Saya, terima ini untuk keperluan pengobatan beberapa bulan kedepan," ucap Berlian yang seolah mampu membaca kekalutan yang dirasakan Nick.
Nick menoleh ke arah Berlian yang tengah mengulurkan amplop coklat yang sudah pasti didalamnya berisi uang. Binar mata Berlian seketika berubah saat Nick kembali mengacuhkan keberadaannya. Sebuah pertanyaan yang muncul dibenak Berlian, kenapa Nick menolak pemberian ini?
"Tidak perlu repot-repot, sebelumnya Saya berterima kasih untuk tawaran bantuannya, tapi Saya tidak bisa menerima itu," ucap Nick akhirnya.
Entah kenapa Nick selalu takut saat seorang wanita muda berada disisinya, satu hal yang Nick takuti hanya jika ada seorang yang seperti Freddo, selalu salah paham dengan apa yang dilihat tanpa mendengarkan penjelasan terlebih dahulu.
"Bisa tinggalkan Saya sendiri?" ucap Nick lagi kepada Berlian yang masih mematung disebelahnya.
Berlian semakin binggung dengan tingkah Nick yang tiba-tiba seperti tak nyaman dengan keberadaannya. Kemudian Berlian menganggukan kepala, berniat menuruti permintaan Nick. Perlahan Berlian berjalan mundur, wanita yang berdiri sembari memegang soulder bag itu akhirnya menyerah.
Seketika Nick teringat bahwa dia telah memiliki janji kepada Grachia dan Manfreed untuk tidak pulang terlambat. Mereka tentu khawatir, menunggu Nick selarut ini tanpa kabar. Hingga akhirnya Nick berniat untuk memaksakan diri untuk keluar dari Rumah Sakit.
Nick berjalan di tengah gelapnya malam. Sembari sedikit memegangi langan dan kepala yang masih terasa nyeri. Jalannya pun masih sedikit pincang. Namun Nick harus tetap pulang malam ini juga. Pikirnya!
Tiba dipertengahan jalan, Nick merasa ada yang tengah memerhatikan dan mengikuti langkahnya dari belakang. Nick menjeda langkahnya sesaat kemudian menoleh kebelakang, tidak ada siapa-siapa. Kemudian Nick melanjutkan langkahnya cepat supaya siapa pun yang sedang mengikuti langkahnya dari belakang itu kehilangan jejak Nick, saat Nick berbelok ke gang sempit yang menghubungkan jalan kearah rumah Manfreed. Namun saat Nick tiba diujung jalan, tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti tepat di depannya.

Komentar Buku (262)

  • avatar
    VinoVino

    komentar

    1d

      0
  • avatar
    EvelinMartha

    sungguh kejam mantan suaminya 😥

    12d

      0
  • avatar
    FerdiFerdi

    bgus sekali

    21d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru