logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 3 Loh salah aku?

"Biiiii, haahh hhahh hahh," Riko berlari menuju Feby.
"Kamu kok ngos-ngosan sih, nih," Feby memberikan minum pada Riko.
"Aku nunggu kamu di parkiran tapi kamu gak muncul, bukannya tadi pas bubar kelas kamu jalan di belakang aku ya?" tanya Riko.
"Lah aku nunggu kamu di sini dari tadi," ujar Feby yang duduk di kursi depan kelasnya.
"Heran deh kita sekelas tapi bisa kesasar gini hahaha," ucap Riko yang duduk di sebelah Feby
"Terus kamu ngapain nunggu di sini? udah yuk pulang udah sepi nih sekolah nanti ada hem loh," ajak Riko.
"Loh kamu kan ada ekskul renang hari ini, mau bolos lagi?" tanya Feby.
"Aku anterin kamu pulang dulu nanti aku balik lagi ke sini buat ekskul," ucap Riko.
"No no no, itu kurang efektif fulgoso, mendingan aku tunggu kamu aja sampe beres baru kita pulang bareng oke," ucap Feby menyeringai.
Riko yang mendengar itu tiba-tiba menengok ke kanan kiri memastikan tak ada siapa-siapa lagi di sekitarnya.
"Sayang, kamu nanti jenuh kalo nungguin abang," ujar Riko berbisik.
"Ish kenapa bisik-bisik sih, aku belum budeg ih," protes Feby.
"Kan gak boleh panggil sayang kalo di sekolah, gimana sih serba salah terus abang," ucap Riko.
"Udah sekarang kamu cepet ke kolam aku tunggu kamu di sini," ujar Feby.
"Oke lah kalau memaksa, tapi kamu jangan tunggu di sini, udah ikut abang," Riko menarik lengan Feby menuju kolam renang di sekolahnya.
Di sana telah berkumpul siswa-siswi yang mengikuti ekskul renang. Riko mengajak Feby menuju tribun di samping kolam renang. Feby yang terlihat agak canggung akhirnya menerima menunggu Riko di sana.
"Kamu tunggu di sini ya sayang, abang mau berenang dulu," ujar Riko yang bersiap membuka seragamnya.
"Eh eh, mau ngapain buka-buka," Feby menutup matanya.
"Lah kan mau berenang masak pake baju sih, aneh kamu esmeralda," Riko tetap membuka seragamnya.
Setelah Riko membuka seragam dan celananya, terlihat tubuh atletisnya yang memukau. Dada bidang dan bahu lebarnya membuat siapa pun wanita menelan air liur.
Riko pun menghampiri teman-temannya untuk melakukan pemanasan.
Feby tergakum melihat sosok pacarnya yang begitu sempurna. Paras tampan dengan tubuh atletis itu menghipnotis Feby hampir tak bisa terpejam. Feby mengeluarkan buku diarinya yang selalu ia bawa ke mana-mana. Di goreskannya bait demi bait puisi dengan Riko sebagai objeknya.
Pria ku
Berkali-kali Feby melirik ke arah Riko untuk mendeskripsikan kekasihnya itu ke dalam bait puisi. Senyum Feby tak terhitung bak tengah di mabuk cinta.
Satu jam berlalu tak terasa Riko pun selesai dengan kegiatan ekskulnya.
"Bbbrrr, huhuhu," Riko menghampiri Feby dengan menggigil.
"Loh loh, udah selesai? kok malah menggigil gini, annduk mana?" tanya Feby panik.
"Lupa bawa anduk bi," ucap Riko yang menggigil.
Feby membuka sweaternya untuk membalut tubuh Riko yang sedang kedinginan.
"Kamu masih muda kok pelupa sih bawa anduk, udah cepetan ganti baju sana, pake sweater ku buat anduk," ujar Feby.
'"Kamu nulis apaan sih asik banget dari tadi senyum-senyum sendiri," ujar Riko yang melirik ke buku diari Feby.
"Bukan apa-apa," Feby segera menutup bukunya dan memasukannya ke dalam tas.
Riko berjalan ke kamar mandi yang terletak di ujung kolam renang. Terlihat badannya bergidik kedinginan.
Sekitar sepuluh menit Riko telah selesai membilas tubuhnya dan berganti pakaian. Ia pun kembali ke tribun untuk menghampiri Feby. Namun belum sampai di tribun, di tempat Feby duduk telah ada Jodi yang tak lain adalah teman sekaligus ketua ekskul renang. Jodi yang melingkarkan handuk di bahunya terlihat sangat akrab berbicara dengan Feby.
"Bi, yuk kita pulang," ajak Riko tanpa melihat Jodi.
"Woi kalem bro, rusuh amat," ujar Jodi dengan senyumnya.
Riko menarik lengan Feby menjauh dari tempat itu. Riko terlihat kesal dengan Feby yang terlihat sangat akrab saat mengobrol. Ia menggandeng Feby tanpa berkata sedikit pun.
"Adduuuhhh lepasin, kamu apa-apain sakit tau," Feby melepaskan tangannya dari cengkeraman Riko.
"Aku apa-apaan? kamu yang apa-apaan akrab banget ngobrol sama Jodi," ujar Riko ketus.
"Ya ampun kita cuman ngobrol doang kenapa kamu sampe marah gini," Feby sedikit kesal.
"Kamu emang gitu ya ke semua laki-laki?" tanya Riko.
"Gitu gimana?" Feby bingung.
"Ya selalu akrab bahkan pake senyum segala," jelas Riko memalingkan wajahnya.
"Gila kamu," Feby yang kesal pun pergi meninggalkan Riko di parkiran.
Riko mengejar Feby yang berjalan sangat tak wajar kala itu. Ia seperti kesal dengan sikap Riko yang over posesif padanya.
"Tunggu dulu aku belum selesai ngomong," Riko berhasil menggenggam tangan Feby.
"Kalo kayak gini cara kamu nyelesein masalah, mending jangan pacaran sama gua," Feby menatap dalam dan segera pergi meninggalkan Riko.
"Biiiiii," teriak Riko menghentikan langkah Feby sejenak.
"Ini kamu yang salah kok aku yang merasa di salahin gini sih," teriak Riko.
Feby menarik napas dalam dan benar-benar melangkah menjauh meninggalkan Riko. Riko hanya pasrah melihat Feby pergi darinya. Ia pun pulang membawa perasaan kecewanya.
Sore itu langit terasa mendung, meski enggan menurunksn hujannya. Riko yang melamun mengendarai vespa birunya seketika tersentak saat menabrak trotoar jalan di komplek rumahnya. Jiwanya melayang tak karuan.
"Oouucchhh, aarrrgghh," Riko meringis kesakitan tatkala sikunya menghantam trotoar.
Terlihat ban vespanya mengempis di akibatkan benturan itu. Mau tak mau Riko mendorong motornya hingga sampai rumah.
"Wuidih wuidih, romantis banget sama vespanya, gak di naikin tapi malah di dorong," ledek papa di depan rumah.
"Bocor pa, abis nabrak trotoar," ucap Riko lesu.
"Tapi vespanya gak apa-apa kan?" tanya papa meledek.
"Enggak, cuman bocor doang bannya, Riko yang kenapa-kenapa btw, nih, nih dan inih," Riko menunjukkan siku, lutut dan mengelus pinggangnya.
"Ya udah sana minta di obatin bibi, nanti malem panggil tukang urut kalo masi sakit, jadi laki harus kuat gak boleh cengeng," ujar papa merangkul Riko masuk ke dalam rumah.
Papa menyuruh bi Irah pembantu rumah tangganya untuk mengobati luka Riko. Dengan baskom berisi air dan handuk, bi Irah membawanya ke ruang tengah. Tak lupa kotak P3K pun ia bawa.
"Aduh mas pasti kebut-kebutan ya, sampe trotoar lagi diem di tabrak," ujar bi Irah sambil membersihkan luka.
"Malahan saking pelannya bi, soalnya jalan lurus terus malah nabrak, aduh aduh," Riko kesakitan tatkala lukanya bersentuhan dengan handuk basah.
"Woalah ngalamun ya, mikirin cewek nih mesti," ledek bi Irah.
Papa yang sedari tadi duduk di sofa sembari menonton tv pun mendengarkan percakapan Riko dan bi Irah.
"Siapa Ko? cakep banget ya, ajak lah ke rumah," ujar papa tiba-tiba.
"Belum di kenalin udah putus ini mah," jawab Riko.
'Ah cemen banget kamu jadi laki," ujar papa.
"Cewek itu sukanya di ngertiin mas, kalo ngambek ya buru-buru mas yang minta maaf itu rumusnya," ujar bi Irah
"Wuidih, bi pengalaman nih?" tanya Riko.
"Bibi gini-gini juga kan pernah muda, dulu bibi mudanya tuh playground," ucap bi Irah malu-malu.
"Hah, olayground gimana maksudnya bi?" tanya Riko bingung.
"Itu yang pacarnya banyak, hihih," bi Irah tersipu.
"Ya elah play girl bi," ujar Riko.
"Nah itu maksudnya, pokoknya cewek itu kalo liat cowoknya berjuang buat dia wah udah pasti klepek-klepek," ujar bi Irah memasangkan plester pada luka Riko.
"Tapi bi ini tuh dia yang salah, masak aku juga yang harus minta maaf," ucap Riko.
"Itu kan pendapat mas doang, coba kalo di ceritain masalahnya apa, terus nanti kita bisa menilai kesalahan itu dari dua belah pihak," ujar bi Irah
Bi Irah dan papa mulai menatap Riko yang terlihat memikirkan sesuatu. Ia membungkukan badannya seolah ingin menceritakan masalahnya dengan Feby.
"Jadi gini, ini kan masalah anak muda, anak tua gak usah ikut-ikut ya, bhay," Riko berdiri dan berjalan ke kamarnya.
"Yaaahhh," papa dan bi Irah kompak.

Komentar Buku (492)

  • avatar
    Ndrii

    ditunggu kelanjutan ceritanya yaa kaa😍 seruu bngeet😊, smpee kebawa suasana aku bacanya:)

    19/01/2022

      1
  • avatar
    HOMEGREA

    hidup adalah proses, dalam proses ada kenyataan yang terjadi kadang tidak sesuai harapan dan harus di jadikan pelajaran hidup, pelajaran hidup memberi pengalaman yang membuat kita bijak membuat keputusan yang tepat dalam memilih jalan terbaik untuk masa depan rumah tangga yang di idamkan.

    30/12/2021

      2
  • avatar
    Annisa Febri

    baguss dan menarik,karena mewakili hati seorang perempuan di sayang oleh pacarnya..dan tidak ada yang seperti dia

    22/12/2021

      1
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru