logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bagian 02 || Awal perjalanan misi

Sesampai di perpustakaan Fey memandangi seisi perpustakaan yang begitu luas, dan banyak buku yang tersusun rapi. Ia sangat menyukainya.
"Hallo, ada yang bisa saya bantu." ucap Gio dengan ceria, ia adalah anggota osis di sekolahan Fey, dan ia mendapatkan tugas sebagai menjaga perpustakaan.
"Hallo juga kak, gak ada." sahut Fey.
"Silahkan masuk, dan selamat menikmati membacanya." Fey hanya menjawab dengan sebuah anggukan kemudian ia mendudukkan dirinya di belakang agar tidak ada yang menggangunya.
Fey sedang fokus dengan buku di tangannya, tiba-tiba matanya tidak sengaja menatap sesuatu.
Fey melihat Lavina dari kejauhan, Lavina sedang mengobrol dengan seseorang, tapi yang Fey lihat adalah orang yang sedang berbicara dengan Lavina usia nya sudah tua.
"Siapa dia?" gumam Fey, kemudian ia keluar dari perpustakaan dan menghampiri Lavina.
Fey menghampiri Lavina untuk menguping, apa yang sedang Lavina bicara kan dengan laki-laki tersebut.
"Jadi dong, booking tempat aja nanti kita melakukan virtual malam lagi ya." Lavina tersenyum lalu laki-laki tersebut mengusap rambut Lavina dengan halus.
"Kita di hotel, biaya seperti biasa," ujar laki-laki tersebut, Lavina mengangguk tersenyum.
"Booking? Mau pesan ketring?" gumam Fey yang tidak paham dengan ucapan Lavina, ia mengetuk kepalanya agar bisa di cerna.
"10 juta ya sayang, di hotel Blue Sky ya sayang." Lavina memohon agar cowok tersebut bisa menuruti kemauannya. Cowoknya hanya mengangguk pasrah.
Fey dengan cepat membalikkan badannya, lalu ia kembali ke perpustakaan.
Lavina merasakan ada seseorang yang mengikuti nya, ia berbalik ke belakang tapi tidak ada siapapun di belakangnya.
"Okay siap sayang," ucap Laki-lakinya, Lavina tersenyum.
"Aku ke kelas ya, bye." Lavina pergi meninggalkan laki-laki yang sudah berumur 37 tahun, Lavina melambaikan tangannya begitu juga dengannya ia melambaikan tangannya kembali.
Lavina pergi ke kelasnya, ia tidak menyadari bahwa Fey mendengarkan ucapannya.
Di sisi lain Fey sedang duduk di kursi perpustakaan, ia berusaha untuk mencerna ucapan Lavina.
"Booking? Coba searching google aja deh." Fey mengeluarkan handphone nya, lalu membuka google nya.
"Apa itu booking?" Fey membaca semuanya yang keluar dari layar handphonenya. Lalu Fey mengangguk paham apa yang di maksud dengan Lavina.
"Dimana letak hotel blue sky?" tanya Fey sekali lagi kepada google, lalu ia membuka maps yang di arahkan oleh nya.
"Okay, jadi disini tempatnya." Fey tersenyum miring, karena dirinya akan mengikuti Lavina.
Bel sekolah pun berbunyi, artinya seluruh murid harus memasuki kelasnya masing-masing. Karena jam istirahat telah selesai.
Fey berdiri dari tempat duduknya, ia mencari novel karena ia ingin membacanya. Setelah menemukan novel yang cocok untuknya, Fey meminta izin ke penjaga perpustakaan agar ada pertanggung jawaban.
"Kak, saya mau pinjem ini." ucap Fey, Gio mengangguk.
"Silahkan di tulis nama bukunya dan tanda tangan." Gio memberikan pulpen, Fey hanya menuruti nya.
"Sudah kak, terimakasih."
"Sama-sama." Fey tersenyum lalu pergi meninggalkan perpustakaan.
Fey kembali ke kelasnya, tiba-tiba langkahnya terhentikan ketika ada seseorang yang menghadang nya.
"Lihat guys, baru masuk aja so-soan mau ambis." ketus Lavina, teman-temannya hanya tertawa melihat Fey yang sedang terdiam.
"Siniin bukunya!" bentak Radit, Fey dengan cepat mengumpat kan bukunya di belakang badannya.
"Heh!! Siniin!!" Fey masih tidak memberikan bukunya, dengan cepat Radit mengambil novel yang Fey pegang, novel yang dia pinjam dari perpustakaan.
"Cara jatuh cinta." ucap Radit.
"Lihat girl, si nerd pengen jatuh cinta." mereka semua tertawa saat mendengar ucapan Radit, tidak dengan Fey, ia menatap benci ke arah Radit.
"Gak ada yang mau sama–" Radit yang ingin melempar bukunya seketika tangannya di pegang oleh seseorang.
"JANGAN DI LEMPAR!!" bentak Gio yang datang tiba-tiba.
"Tapi kak–" lagi-lagi ucapannya terpotong olehnya.
"Sini novelnya, dan kamu kembali ke kelas." Fey mengangguk, ia mengambil novel di tangan Gio lalu pergi ke kelasnya. Lavina menatap malas ke arah Gio, Mieke berbisik di dekat telinga Radit.
"Cih, so-soan mau jadi preman sekolah, di tegur osis nangis." Gio pergi meninggalkan mereka, Radit memang pernah nangis waktu di tegur osis karena datangnya telat.
"Lu pernah di tegur sampe nangis?" Mieke ketawa saat mengetahui hal itu.
"Cemen banget sih lu." lanjut Mieke, Radit menatap malas ke arahnya.
"Bacot!" Radit pergi meninggalkan teman-teman nya, kemudian diikuti dengan Floe dan Lavina. Mereka meninggalkan Mieke yang sedang mentertawakan sikap Radit di masa lalu.
*****
Jam pelajaran kedua sedang di mulai, mata pelajaran di kelas Fey adalah Matematika. Fey memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi, sesekali ia menatap ke arah orang yang sedang menatap dirinya.
Fey tidak menghiraukan tatapan dari temannya yang menatap benci karena menampilannya. Fey fokus ke arah papan tulis.
"Cih, liat si nerd, so-soan merhatiin." ucap salah satu dari mereka, Fey berusaha untuk tidak marah dengan ucapan mereka.
"Ko si nerd bisa masuk sih? padahal kan sekolah kita nerimanya anak yang kaya, emang si nerd kaya?" mereka tertawa pelan, Fey masih berusaha sabar dengan sikap temannya.
"Okay, ada yang bisa menjawab soal ini?" tanya Bu Devi.
"Saya Bu."
Fey mengangkat tangannya, satu kelas menatap dirinya dan mentertawakan nya.
"Dasar nerd!! so-soan bisa." celetuk Radit, Fey tidak menghiraukan ucapannya, ia berdiri dari duduknya lalu pergi ke meja Bu Devi untuk mengambil spidol.
Fey mengisi jawaban yang Bu Devi berikan di papan tulis, Fey terdiam sejenak untuk berpikir jawabannya.
"Heleh, duduk aja nerd, kalo gak bisa ngerjain." ujar Lavina sambil tersenyum miring.
"Fey." panggil Satria, Fey dengan cepat menoleh ke arahnya, begitu juga dengan yang lain menoleh ke arahnya.
"Sini." Fey mengangguk, lalu menghampiri Satria yang tengah terduduk di kursinya.
Satria mengambil spidol dari tangan Fey, ia berdiri dari duduknya lalu menghampiri meja Lavina.
"Lo gak usah bacot!! nih kerjain soal sama lu." Satria memberikan spidolnya ke Lavina, ia menatap binggung ke arahnya.
"Maksud lo apa hah?!" bentak Lavina.
"Lo ngebacot mulu anjing!! kerjain sekarang!!" bentak Satria penuh penekanan, satu kelas seketika senyap tidak ada yang bersuara.
Lavina berdiri dari tempat duduknya, lalu ia menghampiri Fey yang ada di belakang tubuh Satria.
"Nih nerd, kerjain sama lu." ucap Lavina, memberikan spidolnya ke Fey dan mendorong badannya dengan keras.
Satria menghampiri Fey, lalu merampas spidolnya kembali. "Gue nyuruh nya lo!!"
"Tapi gue gak bisa, Tria!!"
"Cih, so keras. kalo gak bisa gak usah ngetawain Fey!!"
"Lo kenapa sih?" tanya Lavina, biasanya Satria anak yang tidak pernah bicara di kelas. Satria bersikap dingin di kelas dan menjawab dengan singkat, hanya kali ini Satria membentak Lavina.
"Lo yang kenapa, so-soan jadi preman sekolah matematika aja gak bisa." Satria tertawa puas walaupun tidak ada yang mengikuti tawa nya.
"TAWA GAK!!" Satria memejam kan matanya ke arah teman sekelasnya, satu kelas mendadak ketawa walaupun secara paksa.
Lavina menatap kesal ke arah Satria, dengan cepat ia mengerjakan soal yang ada di papan tulis. begitu juga dengan Fey, ia kembali ke tempat duduknya dan juga Satria kembali ke tempat duduknya. dan menatap fokus ke arah Fey yang sedang mengerjakan soal matematika.

Komentar Buku (341)

  • avatar
    ApriliantiRika

    ditunggu banget buat season 2 semangattt!!!!!

    09/05/2022

      0
  • avatar
    Imaniar

    sangat menarik dan seru semoga season 2 secepatnya ada dan sukses selalu buat kamu

    27/04/2022

      0
  • avatar
    Syahirah

    jalan cerita yang sangat menarik

    13d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru