logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Chapter 7: Blood Exchange

"Keberadaan gadis itu sudah diketahui Lord, ternyata dia berada di kerajaan penguasa Immortal!"
Seorang pria tampan dengan gigi taring yang mencuat keluar tersenyum menyeramkan. Matanya menyiratkan akan rencana besar yang tersusun rapi untuk mencapai tujuannya.
"Bagus! Jangan sampai pertukaran darah itu terjadi. Gagalkan bagaimanapun caranya!"
"Baik Lord!"
**********
"Mereka akan memulai pertukaran darah itu?"
"Benar Putri!"
Sosok gadis cantik dengan telinga runcing dan wajah yang sangat elok khas bangsanya tersenyum misterius. Dia tidak akan membiarkan pria yang dicintainya menjadi milik orang lain bagaimanapun caranya Kenric akan selalu menjadi miliknya.
"Bunuh gadis itu! Tidak peduli siapa dia jika sudah berani merebut milikku maka dia harus mati!"
Sang bawahan hanya bisa mengangguk patuh mengikuti perintah majikan yang sudah dipenuhi dengan obsesi. Meskipun sadar yang di lawannya ini adalah gadis yang mampu membawa bencana beberapa tahun yang lalu tapi dirinya tidak punya pilihan lagi pula imbalannya sangat besar.
"Tenang saja!" Gadis cantik itu tertawa melihat kegelisahan bawahannya. "Black witch berada di pihak kita mereka juga menginginkan darah gadis sialan itu!"
"Baik Putri!"
*********
"Kita hanya akan menikah dengan ikatan darah Queen. Maafkan aku karena tidak bisa mengadakan pesta yang mewah seperti impianmu karena itu hanya akan memancing musuh!"
Serenity tersenyum manis yang mampu membuat perasaan Kenric kacau, hanya Serenity yang mampu membuat perasaannya seperti itu. Jangan salah sebelum kelahiran Serenity Kenric seringkali ditawari putri dari beberapa klan tertentu untuk dijadikan Ratu tapi dirinya selalu menolak dengan alasan tidak tertarik.
"Aku mengerti!"
Cup
Kenric mungkin bisa menahan diri untuk menyerang gadis itu ketika malam datang, tapi untuk mencium bibir merah alami milik Serenity dia tidak akan bisa menahannya. Bibir ranum itu terasa seperti memanggil dirinya.
"Ken.." Tangan mungil Serenity mencoba mendorong dada Kenric tapi kekuatan pria itu lebih besar daripada dirinya sehingga itu tidak berpengaruh sama sekali.
Laws dan Gerald menggelengkan kepala mereka dengan senyum geli melihat Kenric yang selalu mencium Serenity tidak tahu tempat. Untung saja mereka sedang berada di menara tertinggi istana jadi tidak ada siapapun selain mereka disana.
"Kau berniat untuk menikah?" Gerald berbisik ditelinga Laws. Pria itu baru mengabdi kepada Kenric selama 100 tahun tapi merasa diperlakukan seperti keluarga sendiri oleh Kenric meskipun pria itu tidak mengatakannya secara langsung.
Gerald hanya seorang vampir yang sekarat dan hampir mati jika Kenric tidak menolongnya saat itu. Dia membenci bangsanya sendiri karena banyak keserakahan yang telah dilakukan oleh penguasa terdahulu yaitu Raja Alfonar. Keluarganya dibantai hingga tidak tersisa kecuali dirinya yang sedikit memiliki keberuntungan bisa bertemu Kenric.
Keluarganya adalah bangsawan kelas atas di kerajaan vampir mereka menginginkan tahta ditempati oleh pemilik yang seharusnya yaitu Geo. Yang menjadi Raja vampir saat ini, keluarganya sudah tidak kuat lagi melihat kepemimpinan Alfonar yang semakin tidak terkendali.
Kakak perempuan Gerald mati bunuh diri karena diperkosa oleh Alfonar. Gerald ingat kakaknya itu akan menikah dengan kekasihnya yang merupakan bangsa Warewolf, mereka sepasang mate. Namun Alfonar yang tergila-gila akan kecantikan kakaknya menculik Gresia dan memperkosanya selama satu bulan penuh tidak mengeluarkan gadis itu dalam ruangan pengap.
Gresia yang malu karena kesuciannya direnggut oleh pria berengsek dan bukan matenya, merasa frustasi dan berakhir bunuh diri ketika mengetahui dirinya mengandung janin pria sialan seperti Alfonar.
Gerald saat itu masih berusia 10 tahun tapi sudah mengerti dengan apa yang terjadi menaruh dendam kepada Alfonar. Sampai sekarang dendam itu masih membara karena belum sempat membalaskan rasa sakit yang di rasakan kakaknya kepada Alfonar.
Sebuah tepukan di bahu Gerald membuat pria itu kembali ke alam nyata. "Kau melamun!"
Gerald hanya membalasnya dengan senyuman kecut. "Mengingat masa lalu!"
Laws tersenyum kecil dia tahu masa lalu kelam Gerald, pria itu menceritakannya tepat setelah ditolong Kenric. Laws bersyukur karena kehidupannya tidak sepahit yang Gerald rasakan.
Bulan purnama bersinar terang, menyinari seluruh bagian istana Kenric.
Upacara pertukaran darah itu tidak memerlukan waktu lama seorang tetua datang dan memerintahkan Kenric untuk menyayat bagian dari tangannya agar bisa mengeluarkan darah minimal 5 tetes untuk bisa diminum oleh Serenity.
Serenity meringis melihat luka Kenric reaksinya alami tapi Kenric malah tertawa kecil karena baginya itu tidak sakit sama sekali dalam 3 detik luka itu sudah tertutup kembali membuat Serenity takjub.
"Minum sayang!" seru Kenric gemas dengan Serenity yang hanya melihat darah dalam cawan yang dipegangnya.
"Baunya aneh!" Serenity menyerit dengan ekspresi bingung dan sedikit jijik.
Kenric tertawa kecil ekspresi Serenity yang berubah-rubah merupakan hiburan tersendiri bagi dirinya, sangat menggemaskan.
Dengan berat hati Serenity meneguk darah itu dengan memejamkan matanya takut, kemudian ekspresinya berubah seperti orang mual.
"Aku tidak suka! Jangan suruh aku untuk meminumnya lagi!" Kenric menarik gadis cantik itu mendekat ke arahnya.
"Kau akan memintanya dengan sendiri nanti!" Serenity mendelik tajam. Yang benar saja pikir gadis itu.
"Sekarang giliran anda Lord untuk meminum darah Queen. Sekaligus mencari jiwa iblis dalam diri Queen agar segel itu terbuka!"
Serenity menatap wajah Kenric horor pria itu memeluk pinggang Serenity dan menghirup udara di sekitar leher Serenity. "Kau mau apa?" Gadis cantik itu sedikit ketakutan.
"Ini tidak akan lama. Bila kau merasakan sakit kau bisa memelukku erat!" Ucap Kenric malah terlihat seperti mencari kesempatan dalam kesempitan otomatis Serenity mencubit pinggang pria itu kesal.
Kenric terkekeh kecil dan bertanya. "Kau siap?" Menatap mata Serenity yang memancarkan sedikit riak ketakutan.
Serenity menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan, gadis cantik itu kemudian mengangguk dengan senyum tipis. "Lakukanlah!" Sejujurnya jantung Serenity terus berdetak kencang tanpa henti.
"Akh!" Tangan gadis itu meremas rambut Kenric menyalurkan rasa sakit yang dirasakannya.
Kenric hampir hilang kendali ketika merasakan darah Serenity yang begitu manis dan nikmat matanya sampai berubah menjadi emas. Setelah menemukan titik gelap dalam jiwa Serenity barulah Kenric melepaskan gigitannya dan menjilati darah yang tersisa dileher gadis cantik itu.
Serenity pingsan dalam pelukan Kenric karena pria itu meminum darahnya terlalu banyak.
"Maaf sayang!" Kenric mengecup bekas gigitannya di leher Serenity yang mulai memudar dan menghilang.
"You're My Queen!"
Prang
Kenric berdecak kesal, para pengganggu itu itu datang disaat yang tidak tepat membuat amarah sang Demon bangkit.
Disaat yang bersamaan Laws dan Gerald datang menghadap Kenric.
"Urus mereka! Jangan sampai mereka menginjakkan kaki di istanaku!" Mata Kenric berubah kembali menjadi coklat keemasan ketika menatap wajah damai Serenity.
"Baik Lord!"
Setelah itu Kenric menghilang dari hadapan mereka dengan Serenity berada dalam pelukannya.
"Kebetulan sekali aku rindu bermain!" Kekehan Gerald tampak menakutkan jangan remehkan kekuatannya yang sudah mengikat kontrak dengan Kenric. Dia bisa menumbangkan seratus musuh hanya dalam 1 detik.
Laws tersenyum kecil tapi terlihat aneh. "Aku sudah lama merindukan jeritan dan genangan darah!" Matanya berkilat tajam dengan riak senang melihat musuh yang mencoba memasuki istana tapi terhalang prajurit kuat.
Jangan pernah tertipu dengan sikap manis Laws, karena dibalik itu semua tersimpan jiwa gila yang selalu tertawa saat mendengar jeritan kesakitan musuhnya.
"Kita mulai!"

Komentar Buku (138)

  • avatar
    Maharinidrg Intan

    jadi pengen baca lanjutannya terus

    22/08

      0
  • avatar
    GufronGufron

    maksih

    20/08

      0
  • avatar
    YanaPutry

    best

    03/08

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru