logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Chapter 4: It's You

Hana tersentak saat merasakan aura yang dikenalinya disekitar istana. Piter yang sedang tertidur lelap terusik karena hidungnya mencium bau sesuatu dengan kekuatan yang sangat besar.
"Kau juga menciumnya?" tanya Hana melihat suaminya terbangun.
Piter menganggukan kepalanya. "Kita harus memeriksa kamar Serenity!"
Dikamar yang bernuansa putih gading dengan aksen hiasan berwarna lavender, seorang pria memeluk gadis cantik yang sedang tertidur lelap tanpa terusik. Matanya bergerak memandang pintu kamar sang gadis tajam.
"Mereka sadar terlalu cepat!" Pria itu berdecak pelan dan beranjak dengan hati-hati dari tempat tidur Serenity.
Brak
Suara bantingan pintu berhasil membuat tidur Serenity terganggu gadis cantik itu mengerjapkan matanya. Matanya tercengang ketika melihat seulet tubuh pria yang membelakangi cahaya bulan dengan sayap besar di punggungnya.
Piter menatap tajam sang penguasa immortal yang tampak berdiri angkuh di sudut kamar Serenity. Hana yang dibelakangnya menatap kaget pria yang pernah menolongnya dulu.
"Mau apa kau di kamar Putriku?" Piter tidak menunjukkan rasa hormatnya sedikitpun, jiwa protektif seorang ayah terhadap putrinya membuat pria itu menghantarkan nyawa kehadapan sang penguasa.
Kenric tersenyum sinis. "Kau tahu apa yang aku lakukan, Alpha!"
"Wah! Sayapnya keren!" Serenity berdecak kagum tanpa menyadari suasana tegang antara Ayahnya dan pria itu.
"Bisakah kita membicarakan ini terlebih dahulu!" Hana bersuara ikut memecahkan ketegangan yang terjadi di antara keduanya.
Kenric tersenyum miring. "Aku akan menjemputnya besok pagi. Disini sangat tidak aman untuknya!"
"Ya ampun cogan!" seru Serenity ketika tidak sengaja melihat wajah cantik yang terkena sinar bulan saat pria itu keluar dari kamarnya. Jujur dia belum pernah menemukan pria dengan ketampanan tingkat dewa seperti itu.
"Tidurlah kembali, sayang!" Hana mengusap lembut rambut Serenity yang sedikit berantakan.
"Siapa dia Bunda?" Rasa penasaran Serenity kambuh, gadis itu memandang Ibunya dengan tatapan berharap.
Hana terkekeh kecil, ikatan di antara keduanya memang terlihat begitu jelas, sampai Serenity seantusias itu untuk mengetahuinya, padahal biasanya gadis itu sangat tidak peduli dengan laki-laki.
"Dia adalah jawaban dari mimpimu selama ini!"
Serenity melebarkan matanya, terdiam beberapa saat ingatannya melayang pada saat dirinya masih kecil. Bermimpi tentang seorang pangeran tampan yang selalu menemani tidurnya, kenyataan sekarang dirinya tahu bahwa itu semua bukan mimpi.
Kenric selalu menemani tidur gadis itu meski tidak setiap malam, tapi pria Demon itu selalu menjaganya ketika dia merasa ada yang mengawasi Serenity dari kejauhan.
Lagi pula Demon tidak memerlukan tidur, itu jugalah salah satu alasan mengapa kau Demon dipilih sebagai pemimpin dunia immortal. Hanya ketika merasa butuh baru mereka akan tertidur.
********
Berat bagi Piter melepaskan kepergian putrinya meski itu demi kebaikan Serenity. Padahal belum ada 2 hari putri kesayangannya itu tinggal di istana, sekarang sudah harus pergi lagi dengan Demon angkuh.
Hana mengusap lembut punggung Piter yang termenung menatap pepohonan hutan yang berada dibelakang istana mereka. Hana mengerti apa yang suaminya itu rasakan, siapa orang tua yang ingin terpisah jauh dengan putrinya. Tidak ada!
Tapi mereka tidak diberi pilihan untuk menolak, ini sudah tertulis dalam takdir.
"Kita masih bisa mengunjunginya!"
Piter tersenyum, nyatanya perasaan berat itu tidak akan pernah bisa menghilang dengan mudah apalagi dengan keadaan yang memaksa.
"Aku tahu! Hanya saja putri kecil kita terlalu cepat dewasa. Aku masih ingin mendengar rengekan manjanya!" Piter memeluk tubuh istrinya yang tersenyum menghiburnya, sebuah kecupan hangat dilayangkan Pier dikening sang istri.
Hana terkekeh kecil meletakkan tangannya di rahang kokoh Piter. "Dia akan terus merengek jika berhadapan denganmu!"
"Alpha, ada puluhan rogue yang menyerang gerbang bagian belakang istana secara brutal!"
*******
Serenity mengerutkan keningnya tidak mengerti, kenapa orang orang berhamburan ke sana ke mari.
"Little girl!"
Gadis cantik itu mengalihkan pandangannya ke sumber suara, terlihat Kakaknya yang sedang berlari ke arahnya dengan wajah khawatir.
"Kakak apa yang terjadi?"
"Bukan masalah besar!" Mars langsung menggendong Serenity tanpa komando membuat gadis itu terpekik kaget.
"Pegang yang kuat!" Meski tidak mengerti Serenity tetap menuruti perintah kakaknya.
Dalam dua detik mereka sudah berada didepan istana yang lebih megah daripada milik keluarga mereka. Serenity diturunkan didepan gerbang istana tersebut, beberapa penjaga menatap mereka sengit karena tidak tahu siapa yang berada di hadapan mereka.
"Istana ini adalah milik matemu. Di sini kau akan aman, jangan pergi ke mana pun tanpa izin matemu!" jelas Mars wajahnya menunjukkan ketidak relaan karena harus melepaskan adiknya dengan cara seperti ini.
"Aku tidak mengerti!" Serenity bergumam lirih entah kenapa dirinya merasakan sedih yang sangat mendalam.
Mars menatap mata Adiknya teduh, memberikan kecupan ringan di kening Serenity. "Kami akan datang ketika kau telah mengerti semuanya!"
Dalam satu kedipan mata Mars menghilang dari hadapan Serenity, membuat gadis cantik itu menitikan air mata tanpa sebab. Hatinya bergemuruh menahan perasaan sedih yang aneh.
"Aku harus kuat!" Gadis cantik itu mencoba untuk tersenyum kembali, sampai sebuah tangan mengusap rambut panjangnya yang tergerai indah.
Mata hitam kelam Serenity bertubrukan dengan mata indah berwarna coklat keemasan yang tegas. Serenity menahan nafas sesaat ketika sebuah senyuman miring terbit dibibir ping pucat milik pria yang mengusap rambutnya.
Jantung gadis cantik itu berdetak tak karuan ketika wajah tampan bak dewa itu mendekat kearahnya. Tanpa sadar Serenity mengepalkan tangannya dan memundurkan kepalanya membuat Kenric semakin tersenyum miring.
Gadis itu datang tanpa harus ada campur tangan darinya, baguslah dengan begitu itu pekerjaannya sedikit berkurang. Sebenarnya Kenric tahu jika mulai ada penyerangan di wilayah Warewolf, tapi dia memilih diam karena itu bukan urusannya kecuali jika itu Serenity maka itu adalah urusannya.
"Wangimu sangat menggoda!" bisik Kenric ditelinga Serenity membuat gadis itu menegang dengan mata membulat.
Tangan Serenity perangkat mendorong dada Kenric yang terlalu dekat dengannya. Sangat tidak baik untuk kesehatan jantung dan kerja otaknya.
Cup
My first kiss! Jerit Serenity dalam hati.
"Fix! Otakku eror kebanyakan nonton drakor!"
"Terlalu halu!"
"Tapi mau lagi masa?"
Kenric tidak kuasa untuk tidak tersenyum gemas mendengar lontaran kalimat jujur Serenity yang menatap bingung. Beberapa penjaga mengedipkan mata mereka tidak percaya melihat senyuman sang majikan yang telah menghilang sejak kejadian 100 tahun yang lalu.
Dan sekarang dengan mudah majikkan mereka itu tersenyum hanya karena seorang gadis yang baru saja datang. Mereka bertanya-tanya dalam hati tentang siapa identitas gadis itu, dengan wajah yang cantik tentu saja gadis itu bukan perempuan sembarangan.
Serenity tidak pernah merasakan kenyamanan yang senyaman ini sebelumnya bahkan saat memeluk Ayahnya. Tanpa sadar tangan gadis itu terangkat membalas pelukan Kenric, membuat senyum dibibirnya sang Demon merekah.
"Kau bisa meminta aku menciummu setiap menit."

Komentar Buku (138)

  • avatar
    Maharinidrg Intan

    jadi pengen baca lanjutannya terus

    22/08

      0
  • avatar
    GufronGufron

    maksih

    20/08

      0
  • avatar
    YanaPutry

    best

    03/08

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru