logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 6 Sebuah Rahasia

“Aku sudah tidak tahan lagi.. Semua orang menyebutku gila. Tunggu saja akan aku tunjukkan kebenaran itu. Cepat atau lambat semua akan terungkap. Dan kalian akan berhenti menyebut aku GILA..”
Sebuah pesan yang dikirimkan NIndy baru saja dibaca Ruby dan ia hanya bisa menghela nafas.
“Ada apa, nak?” tanya Papa.
Ruby menoleh pada papa.
“Tidak apa-apa, Pa..”
“Jika ada masalah ceritakan, jangan disimpan..”
“Kak Sofie katanya mau menjemput papa hari minggu..”
“ya, dia ingin papa tidur di rumahnya. Atta rindu.. Tapi papa tidak mau meninggalkanmu sendirian di rumah..”
“Papa, Ruby sudah dewasa.. Sudah 32 tahun. Itu sudah sangat tua untuk tak bisa ditinggalkan sendirian di rumah..” kata Ruby.
Papa tertawa.
“Rasanya belum bisa melihatmu sebagai wanita dewasa jika belum menikah..”
“Tidak akan lama lagi..” Ruby mengedipkan mata. “Tapi papa jangan kehilangan ya kalau Ruby tidak disini lagi?”
Papa tersenyum.
“Papa bahagia bisa diberi kesempatan untuk melihat pernikahan kamu..”
Ruby balas tersenyum.
“Ruby berharap papa menemani Ruby sampai di kehidupan setelah pernikahan nanti..”
“Papa akan selalu menemani anak-anak papa..” janji Papa.
Ruby memeluk papa.
“terimakasih papa, sudah menjadi papa sekaligus mama untuk Ruby sepanjang usia Ruby dan Faisal”.
“Rasanya belum percaya kalau kamu akan meninggalkan papa nanti mengikuti Nemo..”
Ruby tersenyum.
“kami kan tidak kemana-mana.. selalu bersama papa,” kata Ruby.
“Papa mau istirahat.. Kamu juga jangan tidur terlalu larut”.
“Baik, Pa.."
"Tidak usah menunggu Faishal, kamu tahukan dia pulangnya tak jelas?"
"Siap, komandan".
Handphone Ruby berdering.
“Nindy lagi..” gumam Ruby.
Beberapa kali ia biarkan namun akhirnya Ruby memutuskan untuk menerima telpon itu.
“Hallo.. Ada apa lagi Nindy? Jangan membuatku stress dengan cerita kamu!” tukas Ruby.
“Hallo.. Ruby?”
“Ya.. Ini siapa?”
“Aku Keisha, kakaknya Nindy..”
“Oh.. Ada apa ya kak?”
“Aku menahan handphone Nindy karena aku pikir dia sudah mulai meresahkan. Aku melihat ia banyak sekali mengirimkan pesan pada kamu.. Karena itu aku memutuskan untuk menelpon kamu”.
“Ada apa sebenarnya kak?”
“Bisa kita bertemu?”
“Again?” batin Ruby.
“Ruby..?”
“Dimana?”
“Aku akan mengirimkan lokasinya.. Aku tunggu hingga jam 9 malam ini..” pinta Keisha.
Ruby melihat jam dinding, sebentar lagi jam 8 malam.
“Baiklah..”
“Sampai jumpa..” Keisha menutup pembicaraan.
“Ok, aku ingin tahu ada apa dengan semua ini..” Ruby meraih tasnya dan segera keluar dari rumahnya.
Keisha menunggu Ruby di sebuah coffee shop, ia sebenarnya juga tidka tahu seperti apa wajah Ruby. Karena yang ia lihat di photo profil WA hanya lah gambar sebuah buku. Namun ia sudah mengirimkan photo keberadaanya agar Ruby bisa mengenalinya.
“Kak Keisha?” sapa Ruby.
Keisha menoleh.
“Ruby?”
“Salam kenal, kak..”
“Kamu cantik sekali..” puji Keisha.
“Kakak bisa saja..” Ruby duduk di hadapan Keisha. “Saya pesan minuman dulu ya?”
“Oh iya..”
Keisha memandangi Ruby yang sedang memesan minuman dan makanan tak berkedip.
“Ada apa, kak?”
“Tidak apa-apa.. Sekarang aku bisa menangkap kecemburuan Nindy padamu..”
“Maksud kakak?” tanya Ruby.
“Aku membaca beberapa percakapan Nindy denganmu. Disana aku mengetahui kalau kamu adalah calon istri Nemo. Dia sudah melamarmu?”
“Ya.. Insha allah jika tidak ada halangan kami akan menikah 2 bulan lagi..”
“Maafkan jika Nindy terus meneror kamu..”
“Aku sebenarnya tidak masalah.. Semua orang punya masalalu.. jika pun di masa lalu mungkin Nindy punya hubungan dnegan Nemo, aku tidak akan melihat apapun bentuk hubungan itu..” ungkap Ruby. “tapi yang aku tidak mengerti adalah.. Nindy begitu ngotot bertemu aku dan bilang kalau ia ingin menyelamatkan aku dari Nemo. Dia selalu menyebut Nemo sebagai pembunuh berdarah dingin. Apakah ada hal yanga ku tidak tahu? Mungkin Nemo menyembunyikan satu hal dari ku.. Tapi benarkah ia pernah menghadapi sebuah kasus atas tudingan sebuah pembunuhan?”
“Tidak itu tidak pernah terjadi..”
“Ada apa kak? Apa sebenarnya yang terjadi?”
“Aku melihat Nindy sangat menyukai Nemo sejak pertama kali bertemu..”
“Dia adalah asistenya Nemo selama 4 bulan.. Maksud kakak dia menyukai Nemo sejak pertama kali bekerja di klinik..”
“Itu bukan pertemuan pertama mereka..” bantah Keisha.
“Maksud kakak?”
“Sudah lamakah kamu mengenal Nemo?”
“Aku mengenal dia sejak masih anak-anak.. Kami selalu bersama kecuali ketika dia melanjutkan kuliah di tempat lain dan aku memutuskan untuk melanjutkan study dan mencari peruntungan bekerja di luar negeri”.
“Berapa usiamu?”
“32 tahun..”
“Kamu seusia Nemo?”
“ya..”
“Saat ini Nindy berusia 22 tahun.. Dia sudah bertemu nemo saat berusia 10 tahun di sebuah rumah makan..”
“10 tahun?”
“Ya.. Di usia 10 tahun dan saat itu Nemo berusia 20 tahun. Ia masih merupakan mahasiswa fakultas kedokteran hewan. Lelaki tampan yang baik hati yang membantu si kecil Nindy menolong seekor Kucing yang menjadi korban tabrak lari. Kucing itu memnag tidak selamat, dia mati dalam pelukan Nindy.. Namun Nindy merasakan kekagumannya pada Nemo dan selalu berkata.. suatu hari nanti takdir Tuhan akan mempertemukannya kembali dengan Nemo. Dan ketika ia melamar pekerjaan di klinik itu.. Dia bertemu kembali dengan Nemo. Aku ingat dia tak berhenti menceritakan kekagumannya pada Nemo, setiap hari.. Setiap hari,Ruby”.
“Apa Nemo tahu kalau Nindy adalah gadis kecil yang ia bantu waktu itu?” tanya Ruby.
Keisha menggeleng.
“Nindy tak pernah mengatakannya. Dia bilang.. Biarkan Nemo menyadarinya lewat naluri”.
“Oh..”
“Tapi setelah 4 bulan bekerja disana tiba-tiba Nindy berhenti. Dia selalu pulang dengan wajah ketakutan..”
“Kenapa?”
“Dia bilang dia melihat sosok Nemo yang berbeda..”
“Maksudnya?”
“Nemo yang dingin, Nemo yang kejam dan berlumuran darah”.
“Apa?”
“Dia mulai sering berkata kalau Nemo adalah penjahat yang sudah banyak menghilangkan nyawa.. Bukan lagi malaikat yang ia lihat semasa anak-anak”.
“Kenapa dia bicara seperti itu?”
“Sejujurnya.. Aku merasa kalau dunia Nindy sudah berubah sejak ia mulai aktif menulis cerita dalam bentuk gambar di bukunya.. Aku merasa dia mulai berhalusinasi. Terlalu tenggelam dalam cerita bergambar yang ia tulis..”
“Oh.. Kakak tidak membawanyake..”
“Dia tidak mau.. Dia selalu berkata kalau dia tidak gila. Dia menolak setiap kali aku ajak menemui dokter. Akhirnya aku mencoba mengobatinya dengan cara tradisional. Saat ini sebenarnya Nindy dalam perwatan, kadang dia terlihat tenang. Tapi sepertinya sejak bertemu kembali dnegan Nemo dan kamu, ia mulai kembali berpikir tentang kejahatan. Tentang pembunuhan yang dilaukan Nemo. Aku benar-benar merasa tak enak dengan Nemo. Dia sangat baik tapi Nindy sepenrtinay selalu meracau dan menyebut dia jahat”.
“Oh begitu..”
“Maafkan Nindy sudah mengganggu hubunganmu dengan Nemo. Mungkin dia merasa cemburu padamu. Tidak rela Nemo dimiliki olehmu sehingga memaksa kamu untuk mendengarkan cerita khayalannya”.
Ruby tersenyum.
“Tidak apa-apa kak..”
“Tolong sampaikan maafku pada Nemo ya?”
“Baik kak..”
“Terima kasih..”

Komentar Buku (141)

  • avatar
    CandraLeo

    10000

    6d

      1
  • avatar
    SopyansyahAndre

    terima kasih

    8d

      0
  • avatar
    UlfaNaysa

    bgus bgt 💐

    13d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru