logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 6 Kedatangan Restu Drashpati

Mansion Drasphati.
Ini hari ke dua Hisyam berada di mansion Drashpati. Untuk memulai paginya, Hisyam berencana akan berolahraga di sekitar komplek.
Laki-laki itu sudah bersiap, memakai celana training dongker di padukan kaos tanpa lengan membuat kadar ketampanannya bertambah.
Tangan Hisyam terulur memegang handle pintu, belum sempat tangannya sampai, terdengar suara berisik dari kamar sebelah.
Tunggu! Kamar di sampingnya ? Bukankah itu kamar Maysha?
Dengan cepat Hisyam meraih ganggang pintu lalu membuka dengan tergesa. Pria manis itu mendekati kamar Maysha, suara keras masih saja terdengar dari dalam.
Sepertinya Maysha berbicara di telepon. Begitulah pikir pria itu.
“Untuk apa lagi datang kesini?“
-----
“Saya dan Mama tidak butuh semua itu”
----
“Anda yang menyebabkan perpecahan ini, apa Anda lupa?“
----
“Urusi saja keluarga baru Anda, tolong jangan ganggu Kami”
----
“Satu lagi, lepaskan Mama”
Memberhentikan langkah,Hisyam termenung mendengar penggalan kalimat yang terlontar dari Maysha. Ada apa? Begitulah yang ada di pikiran Hisyam. Selama 4 tahun dirinya berada di Negara A, Ia selalu rutin bertukar kabar dengan Ibu Hanna tapi seingatnya Ibu Hanna selalu mengatakan semuanya baik-baik saja. Lalu apa ini? Ia yakin orang yang berbicara dengan Maysha di telepon adalah Tuan Drasphati.
Memang 4 Tahun lalu sempat terjadi perdebatan sengit di keluarga ini. Perdebatan yang menjadi salah satu alasan dirinya memilih melanjutkan kuliah di luar negeri. Tapi apa iya, Imbasnya bisa sefatal ini? Tidak mungkin, bisa saja masalah mereka sudah ada sebelum dirinya ikut Ibu Hanna, mengingat selama ini Hisyam jarang melihat kehadiran Tuan Drashpati di mansion bahkan keluarga ini jarang terlihat bersama dalam setiap momen.
Hisyam menduga-duga dalam hati. Selama ini dirinya tidak pernah terlibat lebih dalam mengenai urusan keluarga Drashpati. Dirinya merasa terlalu kecil untuk tau semua itu, lagi pula sejak di boyong ke keluarga ini oleh Ibu Hanna, dirinya memfokuskan hampir seluruh perhatiannya pada pendidikan.
Mengabaikan pikirannya, Hisyam memberanikan diri mendekati kamar Maysha, takut-takut gadis itu melakukan hal buruk. Padahalkan hal itu tidak mungkin terjadi. Hisyam saja yang terlalu parnoan.
“Apa Aku ketuk pintunya ya? tapi kalo Aku nekat Maysha marah nggak ya?“ Hisyam bermonolog dalam hatinya.
Terdengar bunyi pintu yang di buka dari dalam, Hisyam yang berada di depan kamar Maysha pun terjengkit kaget. Sungguh dia tidak punya persiapan untuk menghindar dari orang yang tidak menyukainya ini. Pasti gadis itu akan marah,pikir Hisyam.
Dan benar saja dugaan Hisyam. Mata lentik itu kini tengah menatapnya tajam setajam pisau dapur. Hisyam termangu, Tidak bisa di pungkiri sekalipun mata itu menatap tidak bersahabat, tapi jejak basah di kedua pipi Maysha tidak bisa berbohong. Pasti perempuan ini habis menangis. Duganya dalam hati.
“Ngapain Kamu disini ,Mau nguping ya?“ Selidik Maysha dengan tatapan curiga.
“Enggak kok, Tadi itu e_Sa saya lagi memperbaiki tali sepatu yang lepas,iya memperbaiki tali sepatu” kilahnya tergagap.
Maysha memandang sepatu Hisyam. Emang Iya? sepertinya tidak. Mengerutkan kening pertanda dirinya tidak mempercayai ucapan Hisyam.
“Bo'ong banget ya, Kamu!“ ketus Maysha mengacungkan telunjuk di depan wajah Hisyam.
“Beneran kok.“ Bagus Hisyam terus saja berbohong.
“Nggak bisa dipercaya banget “ Maysha bersunggut-sunggut lalu menutup pintu dengan keras.
Brak!
Hisyam kaget bukan main. Apa tidak bisa Maysha menutup pintu degan gaya anggun, bar-bar sekali gayanya itu. Untung hati Hisyam ciptaan Tuhan coba kalau ciptaan mantan gebetan bisa mati sebelum berkembang dirinya
“Bar-bar banget” gumamnya.
“Satu lagi…lupakan apa yang Kamu dengar tadi “ ternyata Maysha kembali membuka pintu kamarnya hanya untuk memperingati saja. Sungguh gadis itu tidak sadar jika tindakannya barusan membuat pria yang masih setia berdiri di depan kamarnya itu terkena spot jantung.
“Bisa tidak, munculnya elegan sedikit” gumam Hisyam nyaris tak terdengar.
“Kamu ngomong apa barusan”
“Ahaa tidak, Saya cuma bilang Anda cantik Nona” Bagus Hisyam, pintar sekali kamu merayu.
Blushh!!
Wajah Maysha merona. Lalu..
Brakk!!
Untuk kedua kalinya pintu di tutup Maysha secara tiba-tiba membuat Hisyam hanya bisa mengelus dadanya.
“Kamu tidak cocok menggombal, terlalu udik dan terdengar menjijikan”
Sudah membuat spot jantung, gadis itu masih bisa saja menghina. Mulutnya bahkan melebihi cabe level 10 .Pedas dan menyakitkan.
Hisyam berlalu dari kamar Maysha tanpa mempedulikan hinaan yang baru saja Maysha berikan padanya. Tidak perlu di pikirkan, Anak kandung Ibu angkatnya itu memang selalu begitu padanya dari dulu. Hal tulah yang di tanamkan Hisyam pada hatinya .
*
*
*
Di kamar, Maysha tiduran sambil memikirkan semua yang terjadi pada keluarganya. Ia tersenyum miris mengingat apa yang dilakukan Ayahnya pada mereka sampai sampai bantal guling melayang sebagai bentuk kekesalannya
“Kenapa sih ,Pa? kenapa Papa lakuan ini pada Kami” isaknya
Papa tau nggak? Maysha itu sayang banget sama Papa, Papa cinta pertama Maysha, Papa itu segalanya bagi Maysha. Tapi sekarang? Papa menghancurkan hati Maysha. Maysha kecewa, Pa. Batinnya terus terisak, menenggelamkan wajah pada bantal yang di dekapnya.
Dulu sebelum hari pertengkaran itu terjadi, Maysha begitu menyayangi Ayahnya, apa-apa Ia selalu mencari Tuan Drashpati bahkan tidak segan-segan Maysha akan mendatangi kantor Ayahnya bersama supir keluarga walau untuk urusan kecil.
Tapi semenjak kejadian 8 Tahun lalu, semua keharmonisan itu hancur, hati Maysha terluka. Begitu dalam rasa kecewa yang di torehkan Tuan Drasphati padanya hingga membebani hidup mereka sejak hari itu sampai sekarang. Tidak ada lagi Maysha si anak baik dan lembut, adanya Maysha yang angkuh dan sombong.
Masih saja Maysha menangis sampai kedua matanya bengkak. Sedangkan di ruang tamu Ibu Hanna menatap nyalang pria yang duduk di sofa ruang tamunya.Tidak ada mimik ramah di wajah wanita yang masih terlihat cantik itu.
“Mau apa kesini” dengan sinis Ibu Hanna bertanya.
Tamu yang tidak lain adalah Restu Draspati itu tersenyum.
“Mengunjungi anak dan istriku. Apalagi?”Dengan enteng pria itu menjawab. Wajahnya sama sekali tidak menunjukan rasa bersalah sedikitpun.
Ibu Hanna merasa jengkel bukan main. Enteng sekali pria yang masih berstatus suaminya itu mengungkap tujuan. Apakah pria ini amnesia?atau jangan-jangan tidak punya rasa malu?
“Hahaha,anak dan istri katamu?mimpimu terlalu jauh sampai-sampai Kamu lupa untuk bangun, Mas! Aku bukan Istrimu lagi.“ Ibu Hanna menegaskan.
Mengelengkan kepala, Papa Restu tersenyum menyeringai.
“Bukanya kebalik? Aku masih suamimu Hanna Ayuningsih. Suami sahmu! Mungkin Kamu saja yang lupa” balas Papa Restu membungkam wanita di depannya.
Ibu Hanna terpaku. Sebenarnya dirinya tau tentang statusnya yang masih menjadi istri lelaki di depannya ini, tapi rasa marah dan kecewa yang dalam, membuat Ibu Hanna malas mengakui Pak Restu sebagai suaminya.
“Terserah Kamu, Mas! Tapi bagiku kamu tidak lebih dari orang asing yang sedang bertamu di rumahku” Dengan sengit Ibu Hanna berusaha melukai ego suaminya. Ia melipat tangan di dada seolah-olah menantang Sang Suami.
“Jaga batasanmu, Hannah!Aku ini suamimu” bentak Papa Restu berang, Ia sampai berdiri dan memandang tajam pada istrinya.
“Kalau begitu ceraikan Aku supaya Kamu bukan suamiku lagi. Aku ingin bebas Mas! Pinta Ibu Hanna datar.
“Jangan mimpi ! Sampai kapanpun Aku tidak akan pernah menceraikanmu” Tegas Pak Restu sengit.
“Kamu tega sama Aku, Mas. Kamu jahat! Untuk apa Kamu mepertahankan Kami sedangkan Kamu sudah punya kehidupan baru di luar sana. Jahat sekali Kamu, Mas!“ Ibu Hanna mulai terisak. Sejak dulu sudah sering Ia mengajukan gugatan cerai tapi entah apa yang terjadi, semua berkasnya selalu di tolak oleh pengadilan. Dadanya semakin sesak tapi Ibu Hanna masih berusaha menahannya.
“Aku mau cerai Mas! Tolong ceraikan Aku.“ Ibu Hanna memohon dengan mata bekaca-kaca.
“Hannah, tolong dengar Aku…
Papa Restu menangkup wajah istrinya namun dengan cepat Ibu Hanna menepisnya kasar.
“Aku tidak mau dengar apapun lagi darimu, Penghianatanmu cukup jelas, Mas! ” Ibu Hanna membuang muka enggan bertatap muka dengan Papa Restu.
“Ditambah Kebohongan-kebohonganmu, semua itu sangat menyakitkan bagiku, Mas.“ Imbuhnya terisak.
“Maka dari itu, tolong dengarkan Aku dulu, Hanna” Papa Restu memegangi kedua pundak istrinya
“Tidak, Aku hanya minta cerai, Mas. Ceraikan Aku…ceraikan Aku! 'Memukul-mukul dada suaminya, Ibu Hanna menegaskan keinginannya untuk berpisah.
“Tidak! Selamanya Kamu akan menjadi Istriku.Selamanya, Hanna!“ Papa Restu melepaskan kedua tangannya dari pundak Ibu Hanna, Matanya menyorot tajam netra kecoklatan milik istrinya.
Mendengar ucapan suaminya, persendian Ibu Hanna lemas, hampir saja tubuhnya luruh ke lantai,beruntung seseorang sigap menahannya dari belakang.
“Bukannya sudah, Saya katakan jangan datang? Lalu mengapa anda masih saja datang Pak Restu? suara anak gadis mereka berhasil menarik atensi Papa Restu dan Ibu Hanna sehingga membuat mereka terkesiap.
“Maysha..
“Maysha…
Mereka bergumam bersamaan.
Pak Restu menatap penuh damba pada Anak semata wayangnya. Sumpah demi apapun pria 50 Tahun itu sangat merindukan Putrinya. Beberapa kali dalam 8 Tahun ini Papa Restu mencoba menemui Maysha tapi sayang Maysha sering enggan untuk menemuinya, bahkan 4 tahun lalu pertengkaran terjadi karena dirinya yang memaksakan kehendak pada Maysha untuk menerima kehadirannya.
“Maysha, Papa …
“Untuk apa Anda datang ke rumah ini lagi?“ Maysha memotong perkataan Pak Restu, Ia tampak tidak menyukai kedatangan Ayahnya ini.
“Papa..begitu merindukan Kamu, Nak” Papa Restu mendekat hendak memeluk Maysha,membuat Maysha reflek mundur, sehingga Ibu Hanna yang berada dalam pelukannya ikut mundur pula.
“Jangan menyentuhku!“ sarkas Maysha nyalang. Meski berkata demikian, jauh di lubuk hatinya yang dalam, Maysha juga sangat merindukan Sang Ayah.
“Biarkan Papa menjelaskan semuanya padamu, Nak” Mohon Pak Restu masih berusaha meraih bahu dan anak.
“Penjelasan seperti apa yang ingin Anda berikan pada Saya,? Semuanya cukup jelas untuk di artikan oleh anak usia 13 Tahun saat itu. Saya melihat dan saya juga mendengar .Apakah pendengaran dan penglihatan Saya salah?Berapa kali saya mendengar pembicaraan Anda, ada juga saya melihat Anda dengan keluarga baru Anda sedang berbahagia menikmati jalan-jalan di waktu senggang, padahal di waktu bersamaan saya meminta hal serupa.Tapi jawaban Anda ? Selalu sibuk…sibuk dan sibuk dan Saya Akhirnya menyadari bahwa kesibukan anda adalah sibuk membahagiakan keluarga baru. Anda Tau? Anda menyakiti Saya, menyakiti Mama bahkan menghancurkan keluarga Kita. Saya sangat membenci Anda, Hikss…hiks..hiks” Maysha mengeluarkan semua uneg-uneg di hatinya dengan terisak.
Ibu Hanna dan Pak Restu terkesiap mendengar curahan hati putri mereka. Tiba-tiba rasa bersalah menyelinap di hati pasangan yang tidak akur itu.
Sedalam itukah yang diketahui oleh gadis kecil mereka?
“Tidak sayang,Kamu salah. Pa_pa bi-bisa menjelaskannya, dengarkan Papa yah?“ Pak Restu masih berusaha , pria paruh baya itu memberanikan diri menggenggam tangan putrinya yang tengah memeluk Ibu Hanna dengan erat.
Gadis itu segera menghempaskan tangan Ayahnya sebelum sampai ke lengannya. Mata beningnya sudah memerah menahan amarah dan rasa kecewa di hatinya.
“Saya katakan sekali lagi, Jangan sentuh Saya! Kamu bukan Ayah bagi Saya ! Ayah Saya sudah lama mati" Maysha berteriak melampiaskan emosinya.
“Maysha!“ Tegur sang Ibu.
“Mama tidak pernah mengajarkan Kamu sekurang ajar itu pada orang lain ,apalagi pada Papamu sendiri dan apa tadi? Kamu menyebut Papamu dengan sebutan Anda?Jangan seperti itu, sayang. Dia tetap Papamu seburuk apapun kelakuannya .“Ibu Hanna menyadarkan Sang Putri. Dirinya kaget mendengar ucapan Maysha yang di luar batas.
“Tapi dia pantas mendapatkannya”
“Maysha!
“Tapi,Ma..
“Maysha cukup!Jangan seperti ini. Kamu menjadikan Mama seperti orang tua yang gagal mendidik Anak” Ibu Hanna sedih dengan sikap Maysha. Dirinya tidak membela pria di depannya ini,hanya menyayangkan sikap putrinya saja.
🌺🌺🌺🌺

Komentar Buku (13)

  • avatar
    Nurhaida Gultmz

    bagus

    13/04

      0
  • avatar

    good

    01/03

      0
  • avatar
    YatiRandiyati

    suka dengan ceritanya

    03/07/2023

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru