logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 3 OM

Dddrrttt....ddddrrrrrrttt....dddrrrrrttttttt...
"Aahhhh, apaan si geter mulu hape" Nadin mencari-cari hp nya.
Nadin melihat hp nya dengan mata yg lengket bagai diolesi lem.
"Wwwhhhuuaaatttttttt..... Apaaaa jam 7??? OMG gue telat pake bgt dong,,hhuuuuaaaa".
Nadin tergesa-gesa pagi itu karena ia sadar bahwa hari sabtu itu dia ada ulangan pak Bowo guru kimia yang sangat killer.
"Buuu,, Nadin berangkat dulu yaaa" sambil masih memakai sepatunya dengan tali sepatu yang tak terikat sempurna.
"Gak sarapan dulu din?" tanya ibu Nadin.
"Ngga bu, udah telat pake bangeeettt,daaaa..Assalamualaikum" 
Lari secepat kilat. 
"walaikumsallam " jawab ibu Nadin. 
Pagi itu menjadi hari yang sial bagi Nadin, pasalnya ia telat ke sekolah di hari itu dan sekarang ia tak mendapati ada angkot yang lewat satu pun di depan nya.
Hampir 10 menit ia berdiri di pinggir jalan yang sangat sepi kendaraan itu. Maklum saja di desanya sangat susah mendapatkan transportasi umum, kalau adapun pasti dari pagi hari saat ibu-ibu yang akan ke pasar dan anak sekolah pergi beraktifitas.
Tak berapa lama setelah Nadin lelah menunggu angkot, suara klakson mobil honda jazz mengagetkannya.
*Ttinnn tiinnn ttiiiinnn 
"Eehhh,," Nadin terkejut sampai melompat.
Terlihat mobil itu membuka kaca mobil nya dan tampak seorang lelaki dewasa tersenyum padanya dan berkata 
"Butuh tumpangan kan?, yuk" ujar lelaki itu. 
Dibukakan pintu depan oleh lelaki itu dengan senyum.
*"Wah, ni orang mau nyulik yah.. Wah musti kabur nih, teriak? Sambil lari-lari?* pikiran Nadin mulai kacau dan membayangkan hal-hal yang buruk.
"Udahlah, kamu kan udah telat, lagian gada angkot udah jam segini. Yuk!"
Dengan memantapkan hati dan mencoba tenang, Nadin pun mengikuti orang itu masuk ke dalam mobil.
Mobil pun melaju dengan kecepatan lumayan, mungkin agar Nadin tak terlambat.
Nadin memberanikan diri bertanya pada lelaki itu dengan deg-degannya.
"Eemmm, bapak ini siapa ya kalo boleh tau? " tanya Nadin pelan.
"Hahaha, jangan panggil bapak lah, apa saya setua itu untuk kamu? " Romi tersenyum.
"Eh,, om. Eh mas, ka duh" Nadin mulai panik, takut menyinggung lelaki itu.
"Yayaya, panggil mas aja, mas Romi" Jawabnya singkat.
"Oh baik mas Romi trimakasih" ucap Nadin gugup. 
*Hah, Mas? Penampilannya kaya pakde ku mau dipanggil mas hihihi *gerutu Nadin dalam hati.
Sepanjang jalan Nadin menengok keluar kaca mobil sambil mengingat sesuatu yang tak asing baginya.
Dalam pikirannya Nadin merasa mengenal Romi itu, namun di mana?
Hampir 15 menit mereka dalam keadaan diam saja, dan Nadin masih dengan melamun memandang ke luar jendela.
Romi yang melihat Nadin dengan rok span pendeknya tak kuasa mencuri-curi pandang ke arah paha mulus Nadin. Ia leluasa memandangi tubuh Nadin karena Nadin masih terus melamun menatap keluar jendela.
Betapa hasrat Romi ingin sekali membelai paha mulus Nadin yang saat ini ada di depan matanya, Namun segera Romi menyadarkan diri nya dan tetap fokus menyetir.
Bukan karena waktunya yang tidak tepat, tapi Romi ingin membangun image baik di depan Nadin sebelum ia mendapatkan apa yang ia inginkan dari gadis seksi ini.
Tak berapa lama kemudia Romi telah sampai di depan gerbang sekolah Nadin yang gerbang nya sudah di tutup rapat oleh satpam sekolah.
"Din, Nadin..." suara Romi membuyarkan lamunannya.
"Eh, iya om, eh mas" jawab Nadin terkejut.
"Udah sampe nih, masuk sana kan udah telat" suruh Romi.
"Oh, iya udh sampe hehe, makasih ya mas Romi atas tumpangannya" Nadin keluar mobil dan berlari menuju kelasnya.
"Pak pak tolong bukain gerbangnya, ini aku bukannya telat, tapi tadi di suruh pulang dulu ambil tugas dari bu Susi nanti kalo aku gak masuk lagi di marahin loh, ntar aku bilang gaboleh masuk sm pak satpam gerbang nya dikunci hayo" ujar Nadin membohongi pak satpam.
"Yang bener nih?" Kata pak satpam ragu.
"Yaudah nih aku telponin yah ke bu Susi,,, haalloooo buu...." ujar Nadin dengan aktingnya.
"Udah udah cepet masuk sana" pak satpam akhirnya membuka kan gerbang sekolah dengan mempercayai apa yang dikatakan Nadin.
"Yuhuu makasih pak" ucap Nadin setengah berlari menuju kelasnya.
Pagi itu memang menjadi pagi tersial bagi Nadin. Pasalnya bukan hanya tidak bisa mengikuti ujian Kimia pak Bowo, tapi Nadin dihukum membersihkan toilet sekolah selama jam pelajaran beliau.
*bbbbbrrrraaaaaaakkkkkkk
Suara bantingan pintu toilet yang dibantingkan Nadin.
"Sial banget sih hari ini, udah ga boleh ikut ulangan, sekarang dihukum bersihin toilet coba" gerutu Nadin sembari mengepel lantai toilet dari ujung ke ujung.
"Cieeee rajinnya temanku ini" ledek Stela yang tiba-tiba ada di belakang Nadin.
"Kampret lu stel, kenapa ga telfonin gue sih td pagi, jadi kan gue telat bangun" omel Nadin sembari melotot.
"Yee,, gue juga telat yelah haha" sangkal Stela dengan bangga.
"Terus lu ngapain sekarang di sini? Gaada kelas emang?" tanya Nadin.
"Ada sih, tapi gue males aja pelajaran pak Didin, doi cabul ahahaha" jawab Stela.
"Eh bukannya lu suka di cabulin?" ledek Nadin.
"Sialan lu, kalo om om ganteng gue masih oke aja, lah ini udah tuwir gitu masih cabul males gue" tegas Stela.
"Eh Stel, masa tadi gue ditebengin sama om om dong" cerita Nadin.
"What?, pasang tarif berapa lu semalem sampe ditebengin ke sekolah? Hahaha" goda Stela.
"Yakali, kenal juga nggak. Doi nebengin pas gue nungguin angkot" jelas Nadin.
"Emmm, cakep ga?" lirik Stela.
Nadin menatap kaca di toilet itu dengan tatapan bingung.
"Wooiiiiiii" kejut Stela.
"Apaan sih, gue gatau ganteng ngga, gue fokus ke jalan" sangkal Nadin.
"Ah gue ga percaya, pasti ganteng deh sampe lu gabisa deskripsiin mukanya.. Hahahaha" ledek Stela.
Nadin bertanya-tanya dalam hatinya, siapakah lelaki itu. Mengapa ia tak asing dengan sosoknya. Tapi di mana?
Jam istirahat pun tiba dan Nadin pergi ke kantin karena hukuman nya telah berakhir. Seperti biasa Nadin memesan jus melon dengan susu. Ketika ia sedang duduk melamun memandangi botol saos dan kecap di mejanya, tiba-tiba hp nya pun bergetar karena notifikasi dari media sosialnya.
Nadin mengecek hp nya dan iseng membuka pesan di akun IG nya, padahal ia selalu malas membuka pesan-pesan di semua media sosialnya, karena isinya kebanyakan spam dan gombalan para lelaki hidung belang. Namun tak biasanya di pesan akun IG nya ada nama yang tak asing baginya.
"Hah, ini kan... " 
"Hai Nad" Sapa Mustofa. 
Mustofa adalah salah satu lelaki yang menyukai Nadin disekolah itu, meski Nadin tak pernah meladeninya namun Mustofa tak patah semangat untuk mencoba mendekati Nadin dengan berbagai cara. 
"Hai" ucap Nadin cuek namun tetap tersenyum. 
"Oh iya malem minggu besok free ngga?" tanya Mustofa. 
"Mm paling keluar sama Stela sih sekalian nyari buku buat tugas kimia, ada apa emang?" tanya Nadin. 
"Sebenernya aku mau ngajak kamu makan malam nanti malam minggu, tapi kalo kamu udah ada acara sama Stela gapapa deh" ujar Mustofa. 
"Oh gitu, sorry ya" jawab Nadin santai. 
"Woiii, udah disini aja lo, eh ada my Musmus" sapa Stela dengan panggilan kesayangannya pada Mustofa. 
"Hai Stel" sapa Mustofa seperlunya. 
"Ada apa nih tumben nyamperin gue kayanya kita sehati" ujar Stela dengan percaya dirinya. 
"Ini Mustofa mau ngajak jalan malam minggu, tapi kita udah ada janji kan yak Stel, mau cari buku buat tugas kimia?" tanya Nadin sambil melirik tajam ke arah Stela. 
"Lah gue kan IPS mana ada mapel kimia maemunah" jawab Stela dengan polosnya. 
"Ih kan gue minta anterin nyari buku dari minggu kemaren dudul" Nadin menajamkan tatapannya dan memberi kode pada Stela agar mengiyakan. 
"Yaudah gini aja deh kita cari bukunya bertiga aja gimana ? gimana mau ga my Musmus" tanya Stela dengan genitnya pada Mustofa. 
"Iiihh cacing kremi" Nadin melotot pada Stela yang masih menatap genit pada Mustofa. 
"Oke boleh deh, ntar aku wa kamu ya Nad, yaudah aku duluan ya" ucap Mustofa. 
"Tiati My Musmus see u satnight yaaaaa " ucap Stela. 
"Ih lu apa-apaan sih Stel, gue males tau jalan ama dia malah lu ajakin jalan bertiga" ujar Nadin kesal. 
"Kalo lu males ntar lu balik duluan aja gue yang jalan sama my musmus" ucap Stela. 
"Vangke lu ah" ucap Nadin. 
"Eh btw pak Samsuri gak masuk jadi jam terakhir lo kosong kan? Cabut yuk" jelas Stela.
"Seriusan, okelah lagian gue juga lagi suntuk pengen nyalon ni" jawab Nadin.
"Eh Stel, lo masih inget ngga cowo yang nawarin gue pemotretan itu?" tanya Nadin.
"Mm, yang mana si?" jawab Stela bingung.
"Itu yang nge dm gue di IG, masa ga inget? "
"Oh, yang lo tolak itu kan? iya kenapa gue inget" jawab Stela santai.
"Ini doi nge dm lg" Nadin kembali membuka akunnya dan melihat pesan dari lelaki itu.
"Jurus apa yang doi keluarin buat bujukin lo biar mau pemotretan?" jawab Stela ketus.
"Nih baca deh" Nadin menunjukan hp nya dan tertulis di pesan itu bahwa
*hai Nadin, masih ingat saya? Oiya tawaran minggu lalu apa sudah ada pertimbangannya? Kalau belum tolong difikirkan lagi ya, padahal tadi pagi saya mau kasih tau langsung tentang rencana saya mau orbitkan kamu jadi talent saya, tapi kamu buru-buru dan sampai telat kan sekolahnya hahaha (Om Romi) *
"wwhhaaattt.... Jadi bener kan, tadi pagi yang nebengin gue itu om Romi ini" Nadin terkejut dan melotot ke arah Stela. 
"wah kebetulan yang kebetulan dong ya mending lu pikirin lagi deh tawarannya Nad, kalo doi sampe niat gitu hubungin lu berati lu ada potensi jadi model kan" ujar Stela. 
"Ah gatau deh gue bingung, tapi disisi lain gue pengen juga sih punya penghasilan sendiri senggaknya bisa bantuin ibu gue bayar hutang-hutang bapak gue yang gak bertanggungjaab ninggalin keluarganya dengan setumpuk hutang dimana-mana" jawab Nadin. 
"Pokoknya keputusan apapun yang lu ambil gue tetep dukung, asal komisi lu 15% buat gue" jawab Stela. 
"Taik lu, hhhhaahhh (menghela nafas panjang) gue cuman gak habis pikir sih sampai saat ini gue gak pernah tau bapak gue itu dimana dan kenapa dia ninggalin keluarganya, kadang gue pengen benci tapi disisi lain gue juga pengen tau penjelasan dia atas apa yang dia lakuin ke kita terutama ke ibu gue" Keluh Nadin. 
"Apapun masalahnya pasti bokap lu [unya alasan kenapa kek gini, aaa udah yuk jangan sedih-sedih lagi, mending pesen baso aja pake sambel setengah mangkok yaaaa gue ditraktir elu deh" ucap Stela menenangkan Nadin. 
"Disaat sedih pun elu masih aja morotin gue ya Stel" ucap Nadin. 
Dan suasana pun kembali cair dengan canda taa Stela yang berusaha menghibur Nadin dari kesedihaannya.

Komentar Buku (7449)

  • avatar
    Nouna Noviie

    ending'y sedih.. semua konflik yg ada dalm hidup pasti ada hikmah'y.. Nex .. setelah lulus kuliah Nadin bisa berjodoh dgn rama/Gilang pasti seruu tuh🥰

    05/01/2022

      1
  • avatar
    Hamira Hamade

    Ceritanya sampai banget. Aku juga baca kadang sampai jadi emosional.

    18/07

      0
  • avatar
    Rina Shahrin

    nice

    28/06

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru