logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 7 Hope

"Ya ampun, aku lupa!" seru Keyren didalam kamar setelah membaca sebuah pesan singkat dari
handphone yang menanyakan pacar barunya itu. "Astaga, kenapa gue sebego itu ya. Kenapa
gue harus mengaku kalau udah punya pacar sih." nyeselnya.
Keyren terkenal tidak pernah pacaran dengan siapapun selama kuliah dari awal sampai
semester terakhir. Teman-temannya banyak yang mempertanyakan akan ketertarikannya
dengan lawan jenis, bahkan pernah ada yang memberikan gosip kalau Keyren itu seorang
lesbian. Tapi apa boleh buat, Keyren memang tidak tertarik dengan cowok kampus. Jadi gossip
itupun menjadi lebih kuat.
Dan akhir-akhir ini, Keyren berniat menghapus label itu dari dirinya. Dia mengakui kalau dirinya
sudah memiliki pacar dan akan membawanya nanti di malam perpisahan kampus. Dia berani
mengatakan itu karena pada saat itu Lexy selalu menggodanya dan selalu dekat dengannya. Dia
pikir Lexy menyukainya, tetapi entah kenapa Lexy berubah dingin lagi beberapa hari ini.
Keyren mengacak-acak rambut didepan cermin "Apa aku seburuk ini? Sampai-sampai tidak ada
yang mau pacaran sama aku?" melipat wajahnya didepan cermin "Enggak! Gue harus buktiin
sama semua orang. Gue cewek normal! Dan di hari perpisahan besok lusa. Gue bakal bawa
lelaki yang tampan tiada duanya." mengangkat kedua alis dengan centil. "Lexy..." mendesah
lirih.
Di meja dapur, Lexy hanya menyesep kopi yang dibuat oleh Keyren dengan tujuan tertentu.
Kemudian Lexy meliriknya sementara Keyren menunggu jawaban dan sangat berharap Lexy
mau datang ke malam perpisahan itu. "Gimana keadaan kamu?"mengalihkan pembicaraan,
sementara Keyren dengan mata penuh harap menjawab kalau dirinya baik-baik saja, bahkan
jika Lexy mau datang ke acara itu maka dirinya jauh lebih baik lagi.
Lexy merogoh kantong celana berniat mengambil cek dan bolpoin yang selalu dia bawa.
Biasanya dia simpan dibalik jas-nya tetapi karena dia sedang ditempat asing, selalu
mengenakan kaos biasa yang diberi Keyren. Maka dari itu, dia simpan cek dan bolpoin itu di
celananya.
Dahi Keyren berkerut penuh tanda tanya. Kok malah ngeluarin cek? Dan darimana Lexy
mendapatkan cek itu?
Menyodorkan secarik cek yang kemudian dengan rasa penasaran diterima oleh Keyren lalu
dilihatnya nominal yang cukup besar baginya "Untuk apa ini?" tanyanya polos.
"Kamu bisa membayar lelaki siapapun untuk kamu ajak keacara konyolmu itu." ucapnya dingin
sembari bangkit dari duduknya dan berniat pergi. Sedangkan Keyren menganga nggak percaya
dengan jawaban Lexy.
"Ap, apaa?? Kamu pikir..."
"Oh, apa masih kurang. Oke." mengambil cek dan bolpoinnya lagi lalu menulis diatas meja
dengan sedikit membungkuk. "Ini." menyodorkan cek lagi. Dan nominalnya lebih besar dari
yang pertama. "Aku tidak main-main. Cek itu bisa kamu uangkan dan carilah orang yang kamu
mau. Pasti mereka tidak akan menolakmu." ucapnya beranjak pergi meninggalkan Keyren yang
terperanga dengan jawaban lelaki dingin itu.
Setelah beberapa detik, Keyren tersadar lalu melihat cek yang dia bawa kemudian menyusul
Lexy yang masih berjalan.
Menarik lengan Lexy. "Aku tidak butuh uang!" serunya menatap mata Lexy. "cek ini tidak
berarti apa-apa untukku. Masih ada yang lebih berharga." Lexy mengangkat alis dengan sikap
yang tetap dingin dan angkuh. "Kamu mau tau apa yang lebih berharga dari uang." Keyren
terdengar sangat marah, dia merobek cek itu dan berkata. "Oksigen." lanjutnya membuang
sobekan cek itu dihadapan Lexy yang masih terdiam termangu lalu Keyren melangkah pergi
dengan menahan kekecewaan.
Lexy memandang potongan-potongan cek yang masih berterbangan didepannya. Lalu
memikirkan ucapan Keyren barusan. Oksigen? Bahkan Lexy tidak pernah dengar ada orang yang
bilang kalau oksigen lebih berarti daripada uang. Semua orang selalu membahas uang, uang
dan uang. Tapi perempuan itu...Oksigen. Lexy tersenyum simpul.
Dikamar, Keyren ngomel-ngomel sendiri, marah-marah tidak jelas karena sikap Lexy yang
seperti itu. "Dia pikir, dia siapa, ha? Dia pikir aku apaan? Kakak tau kan apa yang dia katakan
tadi. Dia bilang itu acara konyol." kesalnya "Apa dia tidak tau acara itu sangat berarti buatku.
Kakak, tolong bantu aku...buat dia mau ikut denganku, kalau tidak habislah aku didepan temen-
temen kampusku." gerutunya.
Tanpa dia sadari, diluar pintu ada Lexy yang menguping omelan Keyren. Lexy terlihat geli
mendengar omelan itu, apalagi dia meminta bantuan kakaknya yang sudah tiada. Oh, come on.
"Tapi kak, aku tidak akan memohon lagi kepadanya. Biarin saja temen-temenku mengejekku.
Aku tidak peduli lagi. Biarin mereka menganggap aku lesbian." Lexy yang mendengar dari luar
langsung mencibir dan mengangkat alisnya.
******
Sorotan semua orang di malam perpisahan ini terasa tidak enak di hati Keyren, terlihat mereka
mencibir kearahnya. Karena Keyren tidak membawa pasangan di malam ini seperti yang sudah
ia katakan tempo hari.
Rasa malu yang amat sangat harus diterima oleh Keyren. Dan yang bisa ia lakukan hanya berdiri
dekat meja sajian sambil incip-incip cemilan yang telah disediakan. Menghela napas, pasrah
dengan kondisi yang ada. "So...where are your boyfriend?" Suara cewek itu terdengar
mencibirnya.
Berbalik badan dengan tetap tenang menghadapi tiga pasangan yang terlihat serasi. "Aku
rasa..." mangangkat satu bahu "aku rasa...dia tidak akan datang..." berusaha mencari jawaban
yang logika.
"Waow, dia mencapakanmu?" Yola menutupi bibirnya dengan beberapa jemari lentiknya "Oh,
so sad..." berlagak kasihan, sedangkan Keyren menghela napas pasrah menerima hujatan dari
beberapa temannya yang rese ini. Meski begitu Keyren masih berusaha tersenyum dihadapan
mereka.
"Ternyata..." sahut Lita tersenyum kecut. Tentu saja senyum itu memiliki arti bahwa Keyren
adalah wanita yang menyukai sesama jenis. Oh God.
"Sorry...lain kali pasti aku kenalin sama kalian semua." merasa tersudut, sudah tak tahu lagi apa
yang harus dia katakan.
"Really?" seakan-akan tidak percaya.
"Ok." Fina menyela "Seperti yang udah kita sepakati, kalau lo nggak bisa bawa pasangan di
malam perpisahan ini. So, lo harus naik panggung dan..." tersenyum kecut karena Keyren harus
memberi pernyataan kalau dirinya memang penyuka sejenis.
Keyren memejamkan mata sambil menarik napas dalam-dalam berusaha kuat lahir dan batin.
"Ayo." seru Yola nggak sabar. Dengan berat hati Keyren melangkah kearah panggung dan
dengan jantung berdebar menahan malu dia mulai menaiki anak tangga. Dia hanya pasrah,
apapun yang terjadi dia harus menepati janjinya.
Saat Keyren sudah berada di tengah panggung, semua orang langsung memandang kearahnya
dengan penuh rasa penasaran. Microfon yang Keyren pegang terlihat bergetar, mungkin karena
rasa malu yang sudah tidak terbendung lagi. Oh, kakak...bantu Keyren. Batinnya.
Suara musik yang tadinya memenuhi seluruh ruangan, seketika menghilang ketika microfon
sudah diujung bibir Keyren. Dengan menelan ludah, Keyren mencoba bicara "Eemmh..."
memandang keseluruh ruangan yang memperhatikannya dengan seksama "Emmhh..." rasanya
suara Keyren menghilang juga tertelan tenggorokan.
Tidak mungkin dia membuat pernyataan tentang dirinya yang tidak benar. Keyren bukan lesbi,
dia menyukai lelaki hanya saja lelaki yang dia sukai tidak mau menemaninya.
"Come on, senorita." tiba-tiba terdengar suara yang sangat Keyren kenal diantara kerumunan
orang-orang itu. Suara dingin yang khas, bahkan tidak pernah ada temen-temen kampusnya
yang memiliki suara sedingin itu.
Lexy? Apa bener dia? Semua mata tertuju pada suara lelaki itu. Sementara Keyren yang
melihatnya dari atas panggung langsung bengong, ternganga, dan terpesona. Benar, Lexy. Dia
Lexy yang mengenakan setelan jas yang pas dengan tubuhnya, terlihat begitu tampan dan
menawan. Dia datang, benar-benar datang diacara ini. Oh, demi Tuhan...terima kasih.
Semua orang terlihat bingung dan penasaran, bahkan Yola dan yang lainnya jatuh terpana
memandang Lexy. Benar-benar tampan.
Lexy dengan menawan berjalan menaiki anak tangga dan berdiri tepat disamping Keyren lalu
melingkarkan tangannya dipinggul Keyren sambil mengecup pipi Keyren. Seketika semua orang
dibuat takjub dan iri melihatnya. Dan hal itu sudah membuktikan semuanya kalau itu adalah
pacar dari Keyren.
Sedangkan Keyren sendiri tak kalah kagetnya ketika tangan Lexy memegang pinggulnya dan
mencium pipinya. Demi Tuhan, rasanya mau pingsan. Tapi tidak, jangan pingsan. Karena itu
akan sangat memalukan.
"Maaf, aku datang terlambat." serunya dengan sengaja mendekatkan bibirnya didekat microfon
sehingga semua mendengar ucapan Lexy barusan.
Suara musik kembali diputar menggema keseluruh penjuru ruangan memecahkan suasana yang
sedikit hening. Dan semua kembali menikmati malam ini.
Turun dari panggung senyum sumringah Keyren tidak bisa dibendung lagi. Dengan nada rendah
dia mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada Lexy "Thank you, thank you, thank you,
thank you, thank you sooo muucchh!" meraih tangan Lexy penuh dengan kebahagia-an "Aku
nggak bakal melupakan malam ini, aku berhutang budi kepadamu forever." lanjutnya penuh
dengan kegirangan namun Lexy tetap sama. Dia hanya membalasnya dengan datar tapi Keyren
tidak memperdulikannya, Keyren sudah sangat amat bahagia Lexy datang diacara malam ini.
"Hai." Sapa Yola dengan gerombolannya tadi "Sorry, gue udah salah tentang lo." ucapnya
sembari sesekali curi-curi pandang kearah Lexy. Sikap dingin dan cuek Lexy tidak
memperdulikan mata genit Yola, tapi dia malah menggoda cewek itu ketika berjabat tangan
Lexy mengecup punggung tangan Yola.
Pacar Yola disampingnya terlihat marah dan berniat memprotes, tapi sebelum keluar kata-kata
dari cowok cemburu itu, Lexy berkata "Yola tidak keberatan." gumam Lexy memandang cowok
itu yang akhirnya mengurungkan niat protesnya.
"Gue nggak nyangka cowok lo ini..." Fina memandang dari atas sampai bawah dengan begitu
takjub. Sementara Keyren hanya cengar cengir mendengar pujian untuk Lexy. Dia menyadari
betapa sempurnanya lelaki yang bernama Lexy ini. Tidak ada wanita yang akan menolaknya.
Menghela napas memandangi Lexy disampingnya sembari berpikir beruntung sekali wanita
yang berhasil mendapatkannya.
"Kalian kapan jadian?" tanya Kevin, menyadarkan para wanita yang sedang terpesona.
Lexy dan Keyren saling memandang. Kapan jadian? keadaan sekilas menjadi hening lalu Lexy
membuka obrolan "Kita tidak pernah jadian." Semua cukup terkejut sembari menoleh kearah
Keyren yang sama kagetnya. Kemudian Lexy melangkah kebelakang Keyren lalu melingkarkan
kedua tangannya diperut Keyren sambil meletakkan dagunya di pundak Keyren juga. "Semua
terjadi begitu saja..." lanjut Lexy mengedipkan mata sementara Keyren tertegun.
Oh astaga, apa yang terjadi kepada Keyren. Hatinya benar-benar sudah tidak terkontrol lagi.
Dekapan ini bahkan membuat dekupan jantung Keyren tidak karuan. Aroma parfum yang
berkelas ini bahkan menyihirnya kedalam sebuah mimpi yang sangat indah.
"Ok, jika kalian tertarik. Aku ajak kalian clubing." tawar Lexy "Aku traktir kalian semua."
tambahnya membuat teman-teman Keyren bersorak ria. Siapa yang akan menolak ajakan ini.
Tentu saja tidak akan terlewatkan. Tapi berbeda dengan Keyren, dia kaget bahkan shock. Apa
traktir? Dengan senyum ramah, Keyren meminta waktu sebentar dengan Lexy. Dia menarik
lengan Lexy menjauh dari keramaian.
"Apa kamu sudah gila?!" tanya Keyren di lorong yang sepi sembari tengok kanan kiri "Kamu
sudah menyewa jas ini aja pasti udah mahal banget." memandang jas yang dikenakan Lexy "dan
sekarang kamu mau nraktir semua orang ke club? What? Siapa yang akan membayar
semuanya! Apa kamu punya uang sebanyak itu?! Jangan mempermalukan dirimu sendiri. Aku
tidak..." kata-kata Keyren terputus ketika tiba-tiba kedua lengannya diremas Lexy dan tubuhnya
terdorong kebelakang sampai terpojok di dinding.
Jarak diantara mereka begitu sangat dekat, dan sangking dekatnya napas mereka sama-sama
bisa dirasakan. Mereka saling menatap, lalu Lexy berkata "ke club atau status lesbi" nada yang
pelan itu terdengar sangat mendominasi dan memaksa membuat Keyren menganga tak
percaya. Bagaimana Lexy tahu tentang status yang ditujukan kepada Keyren. "Aku sudah bilang,
aku tidak suka dengan acara konyolmu ini. Aku kesini bukan karena kasihan kepadamu, tapi aku
tertarik dengan status-mu." Jahat sekali Lexy langsung bicara sejujur itu didepan perempuan.
Sama sekali tidak berperasaan, tapi mau gimana lagi. Dengan adanya kehadiran Lexy, dirinya
menjadi tertolong meski niat Lexy tidak sebaik yang Keyren pikirkan.

Komentar Buku (306)

  • avatar
    LuthfiLuthfi

    seru juga

    14d

      0
  • avatar
    YyyNnn

    novel ini menarik saya penasaran dengan pembacaanya

    20/08

      0
  • avatar
    Asrul Gea

    aku mau 💎 diakun Facebook aku udah like dan sucribe

    23/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru