logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 4 Bully itu Nyata

Raina dan Luna tiba di depan kelas. Dengan penuh hati-hati, membuka pintu. Ember berisi air pun membasahi seragam sekolah Raina. Tawa pun pecah memenuhi ruangan kelas ini.
“Astaga... kamu nggak apa-apa Rai” histeris Luna.
“Nggak apa-apa Lun... aku ganti baju dulu ya” balas Raina.
Raina pun keluar dari kelas dan tujuan saat ini adalah di mana lokernya berada.
“Astaga” ucap Raina.
“Bagaimana kejutannya” tanya Keano yang menghadang jalannya.
“Bagus... terima kasih” balas Raina mengacuhkan Keano.
Raina pun melanjutkan langkahnya namun tangan Keano mencengkram kuat salah satu tangannya.
“Mau ke mana, buru-buru amat sih” ujar Keano.
“Lepas... gue nggak ada urusan sama loe” balas Raina.
“Tentu tidak bisa, loe harus bertanggung jawab sama apa yang loe lakuin sama kesayangan gue” jelas Keano.
Keano menariknya dengan kasar, dan tujuan ialah ke gudang belakang. Gudang yang tak pernah lagi di kunjungi oleh siapapun.
“Akh”
Tubuh Raina terhempas di kursi. Kaki dan tangannya di ikat kencang oleh abang kembarnya sendiri.
“Ini balasan karena loe, menyakiti tubuh kesayangan gue” ujar Keano.
“Lepas... lepasin gue” balas Raina.
‘Plak’
‘Plak’
‘Plak’
Darah segar pun keluar di sudut bibir Raina, setelah mereka melayangkan tamparan bertubi-tubi padanya.
‘Bugh’
‘Bugh’
‘Bugh’
Pukulan demi pukulan pun menghantam tubuh Raina, tak ada sejengkal pun tubuhnya yang luput dari siksaan.
“Apa ini akhir untukku Ya Allah, jika iya mudahkanlah kepergianku dan jika bukan, kirimkan malaikat untuk menolongku” batin Raina.
“Jangan harap ada yang akan menolong loe hari ini, karena nggak ada peduli sama jalang murahan seperti loe Rai” ujar Keano.
“Cukup kak... sudah cukup... gue lelah dengan semua ini. Kenapa kalian nggak bunuh gue. Jangan siksa gue seperti ini” ucap Raina lirih.
“Tentu gue akan bunuh loe, tapi bukan untuk sekarang JALANG” bisik Keano.
“Gue jijik sama loe” ujar Gilang.
“Sekali Jalang tetap jalang” ucap Aga dan Agi.
“Jadi cewek jangan murahan Rai, muak gue sama loe” ujar Ailan.
Mereka terus menerus melontarkan hinaannya, tanpa tahu jika kesadaran Raina semakin menipis saja.
Semuanya gelap dan Raina pun jatuh pingsan dengan kondisi yang mengenaskan. Lebam dimana-mana, baik wajah, tangan dan kakinya.
Tanpa merasa bersalah mereka meninggalkan Raina, sebelum itu mereka melepas tali yang melilitnya.
“Dia pingsan Ken” ujar Ailan.
“Sudah lah, ayo kita pulang” balas Keano.
Raina pun tersadar dari pingsannya, tanpa menunggu lama diapun berjalan ke kelas untuk mengambil tasnya.
“Segitu tak berartinya hidup gue, nggak ada yang mau menolong gue. Gue nggak kuat Ya Allah. Gue nggak kuat lagi” monolog Raina.
Dengan langkah pelan Raina pun berjalan ke parkiran mengambil mobilnya. Meski tubuhnya mati rasa, dia tetap mengemudikan mobil kesayangannya menuju ke kediaman Abraham.
“Sudah hampir gelap nih” batin Raina.
Setelah menumpuh perjalanan yang cukup lama, Raina pun tiba di mansion keluarga Abraham.
“Pasti ada drama baru lagi” monolog Raina.
Dengan langkah pelan Raina pun masuk, belum juga kaki melangkah ke kamarnya. Seseorang menghentikan langkahnya.
“Dari mana aja kamu, jam segini baru pulang” tanya Aga.
Raina yang malas pun menghiraukannya. Bukannya berhenti dia semakin menjadi padanya.
“Punya mulut kan, jawab” ujar Aga.
Raina masih membisu...
“Jawab abang RAINA ALMAHERA ABRAHAM” sentaknya.
Raina yang mulai jengah pun membalas...
“Abang... abang mana yang diam saja melihat adiknya dipermalukan. Gue tanya, abang mana yang senang menyiksa adiknya sendiri, abang mana HAH. Bahkan kalian tega meninggalkan gue seorang diri di gudang. Abang ya, kata itu terlalu suci loe sandang” balas Raina penuh benci.
“Bahkan loe senang dengan semua penderitaan gue kan. Anggap saja kalau gue udah MATI. Dan nggak usah mencampuri kehidupan gue lagi” lanjutnya.
Raina pun meninggalkan abang kembarnya yang terdiam mendengar perkataannya. Raina legah setelah mengeluarkan semuanya.
“Maafkan hamba Ya Allah, yang telah bersikap kurang ajar pada saudara sendiri. Tolong ampuni hamba Ya Allah” batin Raina.
Tak ada yang tahu betapa Raina menyayangi keluarganya. Meski beribu goresan luka yang mereka berikan, tak juga mampu melunturkan rasa sayangnya pada mereka.
“Bahagia... selama ini aku bertaya-tanya seperti apa kebahagiaan itu, karena tak ada yang mengajariku. Namun sekarang aku tahu, bahagia itu sederhana. Cukup berkumpul dengan keluarga saat weakend tiba. Tentu aku tak ada di dalamnya, karena bagi mereka aku hanyalah beban keluarga yang tak harusnya hadir di tengah-tengah keluarga bahagia mereka” pikir Raina.
“Ketulusan... aku pun tak tahu bagaimana rasanya. Karena hidupku sangatlah jauh dari kata tulus itu. Namun sekarang aku tahu, ketulusan hanya akan diberikan oleh orang yang menyayangi kita sepenuh hati mereka, seperti mama dan papa yang tulus menyayangi abang kembar. Kapan aku ikut merasakannya juga” hatinya pun bertanya-tanya.
Setelah pertengkaran itu, mood Raina menjadi hancur sepenuhnya. Tak ada mood untuk melakukan apapun. Hanya kata malas yang bersemayam dalam kepalanya.
Sehingga Raina putuskan untuk merangkai kata, untuk dia sematkan dalam sebuah diary miliknya. Diary yang Raina miliki semenjak kelas 5 SD, setelah semuanya berubah. Tak lagi ada kasih sayang maupun cinta untuk dirinya di keluarga bahagia itu.
Goresan demi goresan Raina torehkan, sehingga membentuk rangkaian kata yang penuh dengan makna.
Dear deary...
Aku ingin menjadi hujan yang tak pernah merasakan sakit meski berungkali di jatuhkan ke bumi. Aku ingin seperti matahari yang jika lelah menenggelamkan diri dan ketika tiba saatya dia pun bersinar kembali. Aku pun ingin menjadi bulan, meski muncul di malam hari ada bintang yang menemaninya. Menemaninya menyinari gelap di malam hari.
Blue Angel
Setelah menyelesaikannya, Raina pun memutuskan untuk tidur. Untuk saat ini, Raina malas untuk makan malam dengan keluarganya.
“Selamat malam semuanya” bisik Raina.

Komentar Buku (189)

  • avatar
    Tian Renhoar

    bagus banget 😁

    4d

      1
  • avatar
    RevaYuke

    lumayan

    29d

      0
  • avatar
    DarmanQila

    aku ingin iphone

    20/08

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru