logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 2 Aluna Anindita Graha

Alarm hp Raina telah berdering, sekarang jam telah menunjukkan pukul 5 subuh. Raina bangun dan menunaikan kewajibannya sebagai muslimah yang taat.
‘Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh’
‘Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh’
“Aku berlindung pada mu ya Allah, dari segala fitnah yang ada di dunia ini. Aku berlindung padamu ya Allah, dari semua kedzaliman di muka bumi ini” doanya.
Raina mengambil al-qur’an dan mulai membaca surah al-kahfi. Ya dia sangat menyukai surah ini, dan berharap ada seseorang yang akan meminangnya dengan surah ini. Semoga saja...
Selesai dengan itu, Raina pun melipat mukenah dan sajadah lalu menyimpannya. Sekarang Raina memakai seragam sekolah, karena jam telah menunjukkan pukul 6 lewat 40 menit. Itu artinya, gerbang akan tertutup 20 menit lagi.
Raina pun mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Tiba di sekolah tepat pukul 7 kurang 5 menit.
“Alhamdulillah... selamat” syukurnya.
Raina melangkahkan kakinya menuju ke kelas. Raina membuka pintu secara perlahan, jika tidak. Akan ada kejutan nantinya.
“Aneh... kok tidak ada ya” batinnya.
Karena semuanya aman, diapun bergegas ke bangkunya.
“Kenapa baru tiba Rai” tanya Luna.
“Kebabblasan Lun” balas Raina.
“Sudah ku duga” ujar Luna.
“Ini kok tumben, senyap. Kejutan untukku kok nggak ada Lun” bisik Raina.
“Pada malas kali, kamu hati-hati aja ya. takutnya mereka punya rencana yang lebih gila” balas Luna, tentu dalam mode bisikan ya.
“Itu sudah pasti Lun” balas Raina.
Apel pagi pun di mulai, berhubung ini hari jum’at. Maka rutinitas pagi ini berbeda dari biasanya. Semua siswa melantukan ayat suci al-qur’an yaitu surah al kahfi (1-10), kemudian di tutup dengan asmaul husna.
Barisan pun dibubarkan, para siswa pun meninggalkan lapangan. Begitu pun dengan Raina dan Luna.
“Masih ada waktu nih Rai, ke kantin yuk sebentar” usul Luna.
“Ok lah, aku juga mau beli air nih” balas Raina.
Mereka berdua pun tiba di kantin, setelah membeli air mineral mereka pun kembali ke kelas.
“Alhamdulillah selamat” pikir Raina.
Entah... keberuntungan dari mana sehingga Raina tiba dengan selamat kembali ke dalam kelas.
“Sepertinya ada yang aneh deh Rai. Anak-anak sepertinya dalam mode baik-baik aja. Biasanya ma, senggol dikit bacot” ujar Luna.
“Iya Lun... aku pun berpikiran seperti itu. Sudahlah, mungkin ini hari keberuntungan ku” balas Raina.
Setelah menunggu beberapa menit, guru mapel pun memasuki kelas.
“Assalamualaikum... pagi anak-anak” ujar Bu Dewi, selaku guru mapel Biologi.
“Waalaikumussalam... juga bu” balas semuanya serentak.
“Baiklah, hari ini kita akan mengadakan kuis untuk materi sebelumnya, sebelum masuk ke pelajaran selanjutnya” ungkap Bu Dewi.
‘Lah bu’
‘Aduh mampus gue, belum belajar nih’
‘Mana belum paham lagi sama materinya’
‘Nggak bisa nego nih gue, lagi mager juga’
‘Bismillah aja deh’
“Sudah... sudah jangan berisik. Siapkan kertas selembar dan pena kalian. Tak ada apapun di atas meja selain kertas dan pena. Paham” jelas Bu Dewi.
“Baik bu” balas semua siswa kelas X IPA 1.
“Baiklah kita mulai. Soal yang pertama, sistem peredaran darah memiliki 5 fungsi utama. Sebutkan dan jelaskan ke 5 fungsi utama tersebut. Silahkan di jawab, waktu 5 menit dari sekarang” ujar Bu Dewi.
“Soalnya langsung di jawab nih bu” tanya Meira.
“Iya, silahkan” balas Bu Dewi.
Mendengar itu, siswa kelas X IPA 1 krasak-krusuk mengerjakan kuisnya...
“Waktunya habis. Sekarang soal yang ke dua. Dalam sistem peredaran darah manusia dikenal adanya tiga pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan kapiler. Jelaskan perbedaan masing-masing fungsi pembuluh darah tersebut! Waktu mengerjakan 4 menit” ujar Bu Dewi.
“Ya Tuhan, waktunya makin sempit aja. Pembuluh darah, yang mana lagi itu arteri, vena, ini kapiler apalagi” monolog Yoga, Yoga pratama selaku ketua kelas di kelas tersebut.
“Soalnya sih gampang bu, sisa jawabannya aja yang susah” sambung Gali, Argali Munandar.
“Sudah... sudah kerjakan soalnya. Jangan membuat kerusuhan” ujar Bu Dewi.
“Baik bu” balas keduanya.
Waktu pun berjalan dengan sendirinya. Soal ketiga pun di sebutkan Bu Dewi.
“Soal ketiga, sekaligus soal terakhir kuis ini. Jelaskan hubungan sistem peredaran darah dan sistem limfatik! Waktu mengerjakan 3 menit” ujar Bu Dewi.
“Gue terima nasib aja deh, mumat nih lama-lama” pasrah Meira.
“Gue juga” sambung Dara Anggita.
Waktu berjalan begitu cepat, para siswa pun mulai mengumpulkan lembar jawaban miliknya. Begitu pun dengan Raina.
Semua mata tertuju padanya, tentu saja mereka terkejut. Hal tersebut baru pertama kalinya terjadi. Karena selama ini, Raina terkenal dengan kebodohannya bukan kecerdasannya.
Raina Almahera Abraham, sebenarnya adalah siswa yang sangat berprestasi. Hanya saja, dia terlalu malas untuk menujukkannya. Ataupun mengikuti olimpiade mewakili sekolahnya.
“Udah selesai nak” tanya Bu Dewi.
“Sudah bu” balas Raina.
“Jawabannya asal-asalan itu bu, saya yang peringkat 2 aja masih mengerjakan nih bu” ujar Meira.
“Iya bu... kalau Luna yang mengumpulkan sih, pasti kami percaya. Dia kan juara olimpiade bulan lalu” sambung Dara.
Ya... Aluna Anindita Graha, sahabat dari Raina dan juga merupakan juara olimpiade biologi satu bulan yang lalu.
“Sudah... sudah.... jawabannya bagus kok. Kalian harusnya malu bukannya mempermalukan Raina seperti ini. Ibu jadi ragu deh sama kamu Raina. Apa mungkin kamu merahasiakan kecerdasan yang kamu miliki selama ini” ujar Bu Dewi.
“Nggak kok bu, mungkin saya hanya beruntung aja hari ini” balas Raina merendah.
“Kok ibu nggak yakin ya sama yang kamu katakan itu Raina” ujar Bu Dewi.
“Sudah bu... mungkin dia lagi beruntung aja hari ini. Besok-besok kembali bodoh lagi kali” ungkap Meira.
Tawa pun pecah di kelas tersebut mendengar perkataan yang dilontarkan Meira pada Raina.
Luna yang melihat sahabatnya dipermalukan menjadi geram di buatnya.
“Apa urusannya sama kalian HAH... Raina nggak pernah tuh mengganggu kalian selama ini, tapi kenapa kalian selalu mencari masalah dengannya” ujar Luna.
“Jawab... kenapa DIAM” lanjutnya.
“Sudah Lun, yang mereka katakan semuanya benar kok. Aku memang bodoh nggak sepintar kamu dan yang lainnya” bisikku pada Luna.
"Maaf Lun, aku bohong sama kamu" batin Raina.
Setelah terdiam agak lama Luna pun kembali membungkam teman-temannya dengan sedikit ancaman tentunya.
“Ini peringatan terakhir untuk kalian semua. Jangan pernah usik sahabat aku lagi, atau kalian habis di tanganku. Tahukan kekuasaan dari keluarga GRAHA” balas Luna.
“Sudah Luna... kalian semua, camkan ini baik-baik. Jangan menilai buku dari hanya melihat sampulnya. Begitu pun dengan Raina. Jangan menilai seseorang hanya karena melihat penampilan luarnya saja” ujar Bu Dewi, kemudian melanjutkan pembelajarannya yang sempat tertunda cukup lama.

Komentar Buku (189)

  • avatar
    Tian Renhoar

    bagus banget 😁

    4d

      1
  • avatar
    RevaYuke

    lumayan

    29d

      0
  • avatar
    DarmanQila

    aku ingin iphone

    20/08

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru