logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 7 Mengantar Kue

Rena langsung pulang ke rumah. Tidak mampir kemanapun. Dia langsung masuk kamar saat sampai di rumah.
"Ren, bisa minta tolong nggak?" Ibu Rena berteriak dari dapur.
"Minta tolong apa?" Rena sudah ada di dapur sigap dengan permintaan dari Ibunya.
"Ini ada kue lapis legit. Kamu anter gih ke rumah Bu Anita. Masih ingat kan rumahnya sebelah mana?"
"Iya, ya sudah, Rena antar dulu bu, Assalamualaikum," pamit Rena menenteng kue yang siap diantar.
Rumah Bu Anita lumayan jauh dari rumah Rena tetapi masih bisa dijangkau 15 menit jalan kaki. Setelah berjalan kaki hingga terasa sedikit pegal, rumah Bu Anita sudah terlihat. Rumah yang besar karena suaminya seorang pengusaha sukses.
Rena mengetuk pintu rumah itu. Ketukan pertama tidak ada jawaban. Lalu dia mengetuk lagi dan terlihat pintu bergerak tanda ada orang dibalik pintu yang sedang membuka pintu.
"Kamu." Rena mendapati Yuda yang membukakan pintu.
"Ada apa, Ren. Kangen ya, sampai datang ke rumah," ucap Yuda kepedean.
‘Apa aku salah rumah ya,’ batin Rena.
"Yu, siapa itu?" Suara dari dalam sana.
"Rena, Ma," jawab Yuda.
Seorang wanita berparas cantik menyapa dan meminta Rena masuk.
"Rena, ayo masuk,"
"Permisi," ucap Rena melewati Yuda.
"Langsung saja ya, Bu Anita, ini kue lapis legit dari Ibu." Rena menyodorkan bungkusan berisi kue ke Bu Anita.
"Iya, tadi pesan kue lapis legit. Ibumu kalau membuat kue enak. Kenapa tidak buka warung makanan ringan. Kue-kue kecil pasti laris," kata Bu Anita.
"Nanti saya sampaikan ke Ibu saya, Bu Anita," jawab Rena.
"Panggil tante saja ya biar lebih akrab," kata Bu Anita.
"Baik Bu, eh Tante," jawab Rena dengan senyum malu-malu. "Tante, Gembul dimana sekarang? Tidak kelihatan," tanya Rena celingukan mencari sesuatu.
"Lhoh tadi sudah ketemu di depan, Gembul sudah ganteng sekarang," jawab Bu Anita sambil senyum-senyum. "Kamu suka nggak anak tante?" Bu Anita menggoda Rena.
Rena mengingat-ingat wajah gembul dan orang yang tadi di depan itu Yuda.
‘Masa iya, gembul itu Yuda. Nggak, nggak mungkin,’ batin Rena.
"Kenapa, Ren? Kok diam saja," tanya Bu Anita.
"Nggak apa-apa, Tante," jawab Rena.
Rena pamit setelah hari sudah menjelang malam mereka asyik bercerita.
"Ren, biar diantar Yuda ya, bentar tante panggil dulu," kata Tante Anita. Rena hanya mengangguk saja.
Tak lama, Yuda turun dari kamarnya.
"Yuk," ajaknya dengan senyuman senang.
"Kesambet apa? Senyum-senyum nggak jelas," gerutu Rena.
"Kesambet cinta cewek cuek," jawab Yuda yang masih terus tersenyum.
Motor distarter, dan mulailah perjalanan mereka.
"Pelan amat, Yu," komplain Rena.
"Biar lama bareng sama kamunya," jawab si pemilik motor.
Akhirnya sampai juga di rumah Rena. Kalau jalan 15 menit naik motor 10 menit, lebih baik jalan kaki.
"Aku langsung pulang ya, bentar lagi malem," pamit Yuda.
Rena mengangguk dan melihat Yuda berlalu dari hadapannya.
Hari itu di dalam kamar, Rena menghempaskan tubuhnya di ranjang empuk miliknya. Diraihnya foto masa kecilnya.
"Masa sih Mbul, Yuda itu kamu. Kok aku nggak ingat namamu ya hanya ingat mbul saja," gumam Rena.
Ponselnya berdering, segera Rena bangkit dan mencari ponsel yang ada di dalam tasnya. Rena melihat panggilan dari Lusi sahabatnya.
"Ya, Lus ada apa?"
"Ren, besok jangan lupa ya bawakan novel yang tadi kupesan," ucap Lusi dibalik telepon.
"Iya, iya besok ya," jawab Rena.
"Masukkan dalam tas sekarang nanti lupa, kamu kan pelupa, hehe "
"Heh, dasar oke aku cari dulu novelnya, apa tadi judulnya?" tanya Rena kepada Lusi di seberang sana.
"Tuh, kan bener lupa. Apa kubilang dasar pelupa. Judulnya First Love"
"Hehehe, namanya juga lupa, Lus. Ya nggak ingetlah," jawab Rena. Dia meletakkan fotonya di atas meja. Lalu mengambil buku novelnya.
"Ketemu nih, dah ya kumasukkan ke dalam tas," ucap Rena tanpa sengaja dia mendorong foto masa kecilnya masuk ke dalam novel berjudul 'First Love.'
"Makasih ya. Bye-bye night"
Telpon ditutup oleh Lusi.
"Oke, aman sudah masuk. Sekarang kerjakan PR." Rena melihat jadwal pelajarannya lalu mulai mengerjakan PR-nya.

Malam menunjukkan pukul 22.00 WIB, dan semua PR sudah selesai. Rena berpindah ke tempat tidurnya merebahkan diri dan tidur.
Hari pun berlalu dan berganti. Pagi yang sama, sudah seperti ojek langganan. Tumpangan ke sekolah gratis.
"Hari ini aku mau ke perpus jadi nggak bisa pulang bareng, pulang saja tuh bareng Lisa," ujar Rena.
"Cemburu ya?" celoteh Yuda yang terlihat senang.
"Rugi cemburu, bye, ke kelas duluan," pamit Rena meninggalkan Yuda yang sedang memarkir motornya.
Yuda ke kelas dengan hati senang.
"Kenapa lagi ini anak," celetuk teman sebangku Yuda yang melihat Yuda begitu bahagia.
"Mau tahu nggak?" jawabnya
"Ogah ah," jawab temannya.
"Ye, kepo dikit napa," balas Yuda. Dia ingin membagi kebahagiaannya.
"Tahu nggak? Kemarin Rena ke rumah." Yuda bercerita tanpa diminta dan tiga orang temannya mendengarkan ceritanya dengan serius.
"Pantas saja happy gitu. Tapi dia kerumah buat mengantar kue pesanan. Bukan sengaja nyamperin kamu, kan," celetuk Ridwan salah satu teman Yuda.
"Biarin yang penting aku senang hari ini," jawab Yuda yang masih senyum-senyum sendiri.
"Parah kamu, Yu. Playboy jadi bucin gini. Jangan sampai nangis deh," sahut Andri teman Yuda juga.
Sekolah sudah selesai, Yuda bergegas ke kelas Rena.
"Telat, Rena sudah pulang baru saja. Katanya mau ke perpus," ujar Lusi saat melihat Yuda celingukan mencari Rena.
"Makasih, ya," jawab Yuda.
“Kembali kasih,” jawab Lusi cengengesan.
Dia turun ke lantai satu dan bertemu Lisa.
"Hai, mau jalan nggak?" ajak Lisa dengan senyum manis.
Yuda hanya lewat saja, lalu berhenti dan menoleh. Dia berpikir tak masalah jalan dengan Lisa, sedikit refreshing. Dia pun mendekati Lisa dan menerima ajakannya.
"Ayolah, yuk jalan," balas Yuda yang membuat Lisa tersenyum lebar.
Lisa menghampiri Yuda dan melingkarkan tangannya di lengan pemuda itu.
"Jadi mau kemana?" Lisa merasa terbang ke angkasa. Dia sangat senang dengan ajakan Yuda.
"Makan sajalah," jawab Yuda asal.
Mereka menuju kafe yang biasa dikunjungi remaja seperti mereka. Duduk dan menikmati makanan ringan sambil ngobrol santai.
Pikiran Yuda terus tertuju pada Rena, dia tidak mendengarkan Lisa yang bercerita panjang lebar.
"Lis, maaf ya. Kamu pulang sendiri aku ada perlu," pamit Yuda yang segera beranjak dari kursinya.
"Tunggu, Yu!" seru Lisa yang melihat pemuda itu beranjak dari tempat duduknya.
"Sudah kubayar makanannya."
Yuda meninggalkan Lisa sendiri. Lisa terlihat kesal.
"Kamu mempermainkanku,Yu. Awas ya kalau nanti ngejar-ngejar cintaku, akan kubalas," gerutu Lisa yang kesal ditinggalkan begitu saja.

Komentar Buku (253)

  • avatar
    MohamadImam

    sudah selesai

    23/04

      0
  • avatar
    Sscia Sscia

    sangattt bagusssss

    09/02

      0
  • avatar
    Writing Projectsriwidy

    keren banget

    08/02

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru