logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Part 07

May berdecik. “Cih, aku tidak peduli. Seharusnya kau itu ngaca. Kenapa seorang suami bisa berpaling dari istrinya?” 
“Semua ulahmu wahai pelakor! Kalau kamu tidak datang menjadi pelakor dalam rumah tanggaku. Suamiku tidak akan tergiur selingkuh dan menikahimu."
“Maju sekali kau ngatain saya sebagai pelakor. Seharusnya kau ngaca, kau tidak pernah membahagiakan Bang Leo mantan suamimu, paham!” hardiknya dengan nada meninggi.
“Pandai sekali kamu bersilat lidah. Pasti segala macam cara kamu lakukan demi menggoda Bang Leo,” tuduhku tak mau kalah.
“Jika kau tidak percaya, tanya saja sama beliau.” Irama dengkuran Bang Leo tiba-tiba tidak ada. 
“Ada apa ini ribut-ribut?” tanyanya dengan polos sambil menguap karena baru bangun tidur.
Aku terdiam mematung mendengar ucapan Bang Leo, mantan suamiku. Sosok yang sangat kucintai dan Harry rindukan saat ini. Selama kurun waktu dua belas tahun, lika-liku bahtera rumah tangga yang kami jalani kini kandas di tengah jalan. Apakah Bang Leo sengaja mengundang May ke dalam istana syurgaku? Pertanyaan ini selalu menghantuiku sampai detik ini. 
Aku masih ingat perjuangannya ketika melamarku di depan Ayah dan Ibu. Kedua orang tuaku sangat tidak setuju pernikahan ini terjadi, karena ketiadaan harta yang dimiliki Bang Leo. Sepertinya aku sudah terlanjur sayang, sehingga aku rela meninggalkan kedua orang tuaku demi seorang imam yang ku percaya mampu membimbingku menuju syurga-Nya. Ikrar janji suci untuk setia dan tidak akan meninggalkanku, ternyata tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Betapa mudahnya aku yakin dan luluh menerimanya. Ternyata itu semua janji palsu yang amat pahit untuk ditelan.
Kini aku laksana seonggok bangkai yang tak berguna. Dikasih kado terindah talak tiga dan rumah yang aku miliki diambil paksa oleh suamiku, karena ulah pelakor yang dia idamkan. Secara logika, apa yang ada dalam diri perempuan j*l*ng itu, kumiliki juga dengan utuh tanpa cacat sedikitpun.
“Ana …!” Teriak Bang Leo. Bang Leo kini menyelamatkanku dari dorongan May, sehingga ia gagal mendorongku.
“Berani Abang membela Ana, akan kutendang kau dari rumah ini,” ancamnya dengan wajah kesal dan tak bersopan.
Aku dan Bang Leo saling menatap laksana sepasang kekasih yang memadu cinta di taman syurga. Dia memegang tanganku dengan erat tanpa sadar. “Maaf, Bang. Kita sudah tidak mahram lagi.” Bang Leo kini menjauh dan merasa jijik denganku, terlukis di raut wajahnya.
“Maafkan Abang, Dek!" ucapnya.
Aku mengutarakan maksud kedatanganku sebelum May menghantam ku. “Badan Harry panas, Bang,” jelasku mengiba sambil menangkupkan kedua tangan di dada.
“Kalau panas, kenapa tidak dibawa berobat?” tanya Bang Leo.
“Aku datang kemari mau minta uang buat biaya berobat Harry, Bang. Lagi pula ini masih dini hari, sebentar lagi subuh. Semua orang pada tidur ditambah hujan. Aku segan minta tolong sama orang."
“Enak sekali kau minta uang sama Bang Leo,” potong May menghampiri Bang Leo dengan sigap. Dia takut kalau hatinya luluh memberikan uang buat biaya berobat Harry. 
“Dimana dia sekarang?” tanya Bang Leo spontan.
“Harry kutinggal sendiri di gubuk keci, Bang.”
“Gubuk kecil,” ucapnya mencoba mengingat dengan pelan. 
“Masih ingatkah abang gubuk kecil di sawah waktu memelihara itik dua bulan yang lalu? Sekarang Habib sendirian di sana. Bagaimanapun juga, Harry itu masih anak kandungmu Bang. Abang sebagai Ayah kandungnya harus bertanggung jawab pada Harry. Darah kandungmu sendiri,” tuturku mencoba menjelaskan.
 
Bang Leo beranjak dari tempat dimana ia berdiri menuju lemari lapuk dan sudah mulai dimakan rayap. Tak lama kemudian memberikan lima lembar uang kertas berwarna merah. 
“Ini ambillah!” perintahnya. 
Bang Leo beranjak dari tempat dimana ia berdiri menuju lemari lapuk dan sudah mulai dimakan rayap. Tak lama kemudian memberikan lima lembar uang kertas berwarna merah. 
“Ini ambillah!” perintahnya. 
Ku telan salivaku rasanya sangat manis, aku tidak menyangka Bang Leo masih ada niat baik kepada buah hati darah dagingnya sendiri. Aku masih berharap dia akan kembali kepelukanku, meskipun dia sudah mengkhianatiku dengan menoreh luka yang sengaja ditetesi perasan air asam belimbing wuluh.
“Terima kasih Bang,” ucapku sambil menerima uang pemberian Bang Leo. Namun, May lebih sigap merampas uang itu dari tanganku, sehingga satu lembar robek.
‘Srek ….’ 
Salivaku yang tadinya manis, kini berubah menjadi pahit melihat ulah May. Aku menghela napas berat, bulir air mataku jatuh dari kedua sudut netraku menganak sungai tanpa permisi. Kuseka buliran air mata itu dengan ujung jilbabku. Aku terkulai layu dan menunduk. Air mata yang belum kering di pipi, kini basah kembali.
“Berikan saja uang itu, May!” ucap Bang Leo mengamuk.
“Oh, Abang mau jadi pahlawan kesiangan. Makanya berani membela mantan istrimu, ini,” jawab May memekikkan telinga sambil menunjuk wajahku yang penuh dengan deraian air mata.
“Ana, memang mantan istriku dan dia lagi butuh uang buat berobat Harry.”
“Sekarang pergi kalian berdua dari rumah ini!” usirnya dengan angkuh merasa rumah ini hasil keringatnya sendiri.
“Maafkan Abang, dek!" ucap Bang Leo. Dia tadi membelaku, kini malah melempem takut sama May. 
“Mulai dari detik ini sampai ke depan. Berani sekali lagi membela mantan istrimu ini, aku tidak segan menendangmu dari rumah ini, Paham!” ucap May dengan emosi tingkat dewa. Akal sadarnya sudah hilang, sehingga tak ada sedikitpun rasa iba hadir di hatinya.

Komentar Buku (89)

  • avatar
    adnanewan

    best cerita ni..cerita lebih menarik

    23/08/2022

      1
  • avatar
    Alfryan Rifai

    sungguh mengharukan dan memberi motivasi untuk memuliakan kedua orang tua bahwa orang yang melawan orang tua akan durhaka karna orang tua lah yang melahirkan kita dan membesarkan kita bahkan sampai kita dewasa pun mereka selalu mendukung dan mendampingi kita sehingga kita bahagia sungguh luarbiasa pengorbanan orang tua tapi kita kadang sebagai anak tidak pernah untuk mengikuti perkataan orang tua karna orang tua itu menginginkan kebaikan untuk kita namun apa dayanya bila kita ingin dengan carase

    12/08/2022

      0
  • avatar
    Syechli AkbarFarrel

    bagus👍😎😜

    15/08

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru